Opini

Moderasi Islam : Proyek Pembajakan Potensi Pemuda

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Novriyani, M.Pd. (Praktisi Pendidikan)

wacana-edukasi.com, Moderasi Islam terus disampaikan di dunia pendidikan. Objek utama dalam moderasi Islam adalah sekolah berbasis madrasah yang akan dibentuk menjadi generasi muda yang moderat. Berbagai agenda pelatihan dan workshop telah diinisiasikan guna membekali para guru madrasah dengan pemahaman Islam moderat (wasathiyah).

Kementerian Agama (Kemenag) meminta guru madrasah pengampu mata pelajaran Sejarah dan Kebudayaan Islam (SKI) untuk menyampaikan materi secara komprehensif. “Sampaikan kepada peserta didik, fakta sejarah yang komprehensif agar siswa memahami sejarah Islam masa lalu secara utuh, penyampaian sejarah Islam secara komprehensif memiliki andil untuk membentuk generasi muda yang moderat”, tutur Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah Muhammad Zain (SINDONEWS.com 26/2/2021)

Penguatan moderasi Islam yang dilakukan pemerintah di kalangan siswa madrasah sangat serius. Dengan dalih pemuda saat ini sudah terpapar paham radikalisme atau ekstremisme beragama yang banyak mengakibatkan kekerasan, intoleransi, dan aksi teror sehingga sering dinisbahkan pada cara pandang mereka yang radikal dalam beragama. Maka pengarusan moderasi Islam dianggap sebagai solusi dalam kasus-kasus tersebut.

Di sisi lain, pengarusan pemahaman moderasi Islam ini lebih ditunjukkan kepada madrasah dan lembaga pendidikan Islam lainnya seperti pesantren dan perguruan tinggi Islam. Hal ini dilakukan karena lembaga pendidikan Islam memiliki kelebihan yang tidak dimiliki lembaga pendidikan lainnya.

Lembaga pendidikan Islam memiliki posisi dimana kalangan rakyat yang rentan secara ekonomi dan biaya pendidikan yang relatif murah. Selain itu, lembaga pendidikan ini berbasis keagamaan, sehingga dengan mudah mentransfer pemahaman moderasi Islam di tengah-tengah mereka.

Kafir Barat akan terus berupaya untuk menjauhkan nilai-nilai dan karakter Islam dari umat islam. Mereka berupaya melakukan deradikalisme yang hakikatnya merupakan upaya sekularisasi dan deideologisasi Islam yang sejatinya terletak pada gagasan moderasi Islam. Kampanye pemahaman moderasi Islam adalah proyek pembajakan potensi pemuda. Mereka sadar bahwa kebangkitan Islam terletak pada pemudanya.

Pemuda menjadi objek utama yang dirusak pemahamannya dengan pemahaman moderat. Dimana hal ini akan lahir pemuda yang kehilangan identitas Islamnya. Mereka akan dibentuk menjadi generasi yang menganut Islam sebagai kepercayaan bukan sebagai solusi dalam setiap persoalan kehidupan. Mereka berislam namun tidak memahami kebenaran Islam.

Proyek moderasi Islam adalah proyek  yang mengakomodasi nilai-nilai Barat dengan Islam. Proyek ini terus menyuarakan tentang pentingnya sikap toleran dan penghormatan atas Hak Asasi Manusia (HAM). Dalam pemahamannya, Islam  moderat mengajarkan untuk bersikap sedang dalam semua urusan, tidak berlebihan dalam beragama dan tidak pula kurang, dan selalu bersikap adil yang berada di tengah-tengah. Generasi saat ini akan dipahamkan untuk menjadi generasi yang biasa-biasa saja. Tidak fanatik dalam beragama dan bersikap toleransi terhadap agama lain. Sebagaimana yang terjadi akhir-akhir ini beberapa ajaran Islam bisa dituduh intoleran. Terkait aturan pemakaian kerudung sebagai seragam pelajar perempuan di padang hingga memicu konflik dan mengeluarkan SKB 3 menteri.

Serangan terhadap ajaran Islam yang terjadi dan tuduhan radikalisme dapat menjadikan faktor melemahnya para pengemban dakwah untuk membela agamanya. Sehingga dengan mudah akan dicetak menjadi generasi Islam moderat yang mendukung agenda dan program-program Barat.

Sejarah peradaban Islam membuktikan bahwa generasi muda senantiasa berada di garda terdepan. Sosok pemuda yang memiliki keimanan kukuh dan keberanian yang dibina dan didik dengan ajaran Islam yang kaffah. Sehingga membentuk generasi khoiru ummah (umat terbaik). Sebagaimana tercantum dalam firman Allah Al-Qur’an Surah Ali ‘Imran ayat 110 yang artinya “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah” (TQS. Ali ‘Imran:110)

Pemuda saat ini harus dipahamkan pentingnya mempelajari sejarah dan kebenarannya. Dalam peradan Islam, sejarah disampaikan sebagai Tsaqofah Islam sesuai dengan level atau jenjang pendidikannya.

Level dasar, menengah, dan atas sejarah akan diajarkan untuk menancapkan pemahaman Islam tentang kehidupan, diambil dari kisah sirah Nabi maupun Para sahabat Nabi yang berjuang dalam membela Islam yang dapat diambil ibroh dari setiap peristiwa dari sirah tersebut. Level perguruan tinggi, sejarah diajarkan untuk memahami pola pikir bangsa dan umat lain untuk kepentingan interaksi dan pengembangan dakwah. Dengan begitu, generasi suatu bangsa menyadari akan pentingnya dakwah dalam menyebarkan nilai-nilai Islam di tengah-tengah masyarakat.

Generasi muslim saat ini harus dijaga dan diselamatkan dari pemahaman moderasi agama yang akan membajak potensi mereka, melemahkan keimanan, merusak ketaatan, dan memadamkan semangat dakwah. Mereka harus dipahamkan tentang hakikat moderasi Islam dan bahayanya. Selain itu, generasi muda harus dibina dengan pemahaman Islam yang kaffah yaitu pembinaan yang akan mencetak pemuda muslim yang memiliki keimanan kukuh, keberanian, ketaatan, dan siap memperjuangkan agamanya.

Wallahu’alam bishowab.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 277

Comment here