Oleh: Zulhilda Nurwulan (Relawan Opini Kendari)
wacana-edukasi.com– Mandalika, salah satu kabupaten yang terletak di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat sontak mendapat sorotan dunia. Disana, ajang balap motor tingkat dunia digelar. Kawasan yang memiliki luas 20.035 hektar ini telah diresmikan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pariwisata yang direncanakan dapat menjadi kawasan wisata. Keindahan Mandalika memang mampu menghipnotis siapa saja yang melihatnya.
Seperti dilansir dari CNN Indonesia, Sirkuit Mandalika yang menggelar MotoGP Mandalika 2022 pada akhir pekan lalu mendapat pujian setinggi langit dari banyak pihak, termasuk tim-tim dan kru MotoGP. Salah satunya diakui oleh tim milik Valentino Rossi VR46. VR46 memuji pengalaman di Mandalika sebagai perjalanan yang indah. Dalam kesempatan itu, VR46 mengunggah suasana Sirkuit Mandalika dengan latar belakang pantai dan perbukitan.
“Terima Kasih Mandalika! Ini adalah kunjungan yang sangat indah dan kami tak sabar untuk memelukmu lagi tahun depan,” tulis VR46 di akun sosial medianya.
Indonesia memang menyimpan banyak keindahan alam yang mampu menghipnotis bukan hanya warga negaranya saja melainkan warga negara asing sekalipun. Tak elak, banyak orang asing yang menjatuhkan pilihan wisata mereka ke tanah air ini. Sirkuit Mandalika kini akhirnya menjadi sorotan dunia di kancah pariwisata dengan pesona alam yang dimilikinya.
MotoGP Mandalika dan Jeritan Rakyat di Tanah Air
Meninggalkan pesona keindahan sirkuit Mandalika, di balik keberhasilan seremonial MotoGP Mandalika ternyata banyak polemik negeri yang belum terselesaikan dengan baik. Bersamaan dengan euforia keberhasilan MotoGP Mandalika, jeritan rakyat terdengar di berbagai pelosok negeri mulai dari emak-emak yang antri minyak goreng hingga depresi seorang ibu karena himpitan ekonomi.
Dilansir dari Kontan.co.id, Pembangunan Sirkuit Mandalika memakan biaya investasi sebanyak Rp 2,49 triliun. Angka yang sangat fantastis untuk sekadar hiburan semata mengingat banyak rakyat miskin yang sulit memenuhi kebutuhan hidup dan tangisan anak-anak yang putus sekolah. Dengan dana yang sebesar itu, pemerintah mampu menyelamatkan 200 ribu masa depan anak bangsa melalui bantuan pendidikan gratis. Bahkan, kesehatan gratis pun bukan tak mungkin terealisasi. Namun, ini hanya jika pemerintah serius peduli dengan kesejahteraan rakyat.
Kemudian, dibalik pagelaran MotoGP Mandalika masih ada kasus sengketa lahan sirkuit Mandalika yang belum usai.
Sibawaeh adalah warga yang fotonya mendadak viral, setelah diunggah di media sosial Repsol Honda Team saat memotret Merquez melintas di tikungan 9. Sibawaeh mengklaim lahan miliknya di tikungan 9 atau Persil 263 belum dibayarkan. Penasihat Satgas Penyelesaian Sengketa Lahan Kawasan Mandalika Zainal Asikin turut mengomentari polemik antara Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) dengan warga setempat. Ia mengatakan siapapun yang mengaku memiliki lahan tersebut baik Sibawaeh maupun pihak ITDC maka wajib melampirkan berkas-berkas kepemilikan. Sebelumnya, Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Penyelesaian Lahan Kawasan The Mandalika menggelar mediasi antara warga pemilik lahan dengan ITDC guna melakukan klarifikasi dan verifikasi faktual dokumen serta berkas lahan yang dipegang kedua belah pihak. (Antara news/09/02/2022)
Sungguh mengiris dada, di tengah hiruk pikuk problematika kehidupan masyarakat namun di lain sisi pemerintah malah sibuk mengadakan hiburan. Belum lagi, adanya politik klenik yang turut menyukseskan pagelaran tersebut. Bahkan, cerita tentang pagelaran MotoGP ini masih ramai diperbincangkan akibat adanya ritual-ritual gaib bagian dari politik klenik ini. Sebut saja, aksi pawang hujan “Mbak Rara” yang menggemparkan bukan hanya netizen +62 melainkan sampai ke luar negeri. Aksi heroik yang dilakukan si “pawang hujan” menjadi sebuah hiburan unik bagi para penikmat MotoGP Mandalika kala itu. Tak elak, aksi “heroik” pawang hujan ini menarik perhatian dunia bahkan tak sedikit yang menganggap hal ini semacam ritual “aneh” dan memalukan.
Bukan rahasia lagi, pemerintahan kapitalis sekuler memang kental dengan politik uang dan kepentingan. Bahkan, demi mencapai kepuasan pribadi mereka sendiri tak tanggung-tanggung berbagai cara pun dilakukan termasuk harus mengorbankan kesejahteraan rakyat. Padahal, mengambil lahan milik rakyat untuk kebutuhan suatu kelompok adalah sebuah kezaliman yang nyata. Sehingga, masyarakat berhak mengklaim keadilan dalam perkara semacam ini.
Pengelolaan Tanah dalam Islam
Sebagai agama sekaligus ideologi, Islam hadir dengan seperangkat aturan yang mampu menyejahterakan siapa pun. Sebagai agama spiritual, Islam adalah agama yang mengatur tentang akidah dan akhlak manusia dengan penciptanya. Sedangkan secara politik, Islam adalah ideologi yang mengatur masalah ekonomi, politik bahkan muamalah. Dengan demikian, islam tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari manusia termasuk dalam urusan bernegara.
Tanah di dalam Islam, dicatat sebagai harta kekayaan pribadi dan umum. Terkait dengan sarana umum, maka tanah masuk pada kepemilikan umum dan wajib dikelola oleh negara untuk kemaslahatan bersama. Namun terkait dengan sirkuit balap motor, sejatinya Islam tidak menganggap hal ini sebagai sarana umum apalagi sebagai bagian dari infrastruktur. Sirkuit balap motor baru dikenal di jaman sekuler dan merupakan salah satu wahana hiburan. Berkaitan dengan hal ini, pada masa kejayaan Islam, pemerintahan Islam pun pernah membangun sebuah wahana hiburan yang sangat indah dan terkenal.
Pembangunan wahana hiburan dalam Islam tidak sekadar untuk nilai hiburan melainkan ada usaha edukasi tentang sejarah Islam agar siapa pun yang datang mampu mengenali kejayaan Islam di masa lalu. Benteng Rumeli Hisari, peninggalan Islam yang masih tegak berdiri hingga hari ini. Sebuah benteng yang didesain oleh Muhamad Al-Fatih dan dibuat hanya dalam waktu 4 bulan 16 hari. Benteng ini dibuat untuk tempat merumuskan strategi bersama dengan tentaranya dan memantau Konstantinopel dari atas menara.
Kemudian, Islam sangat mengharamkan adanya tradisi klenik dalam hal apa pun. Klenik merupakan sebuah tradisi turun-temurun yang masih hidup di sebagian masyarakat Indonesia. Tradisi ini sangat kental dengan kepercayaan pada selain Allah. Sehingga, sesuatu hal pasti jika kebiasaan ini adalah bentuk menyekutukan Allah dengan makhluk. Padahal hal ini merupakan hal yang dilarang, sebagaimana firman Allah Swt:
‘’Sesungguhnya hanya Allah pemilik kunci-kunci alam gaib. Tak ada satu pun makhluk-Nya yang mengetahui.’’ (QS Al-An’am: 59).
Dalam firman Allah diatas sangat jelas dan tegas bahwa apa pun yang ada di bumi ini adalah milik Allah. Hanya Dialah yang berhak mengatur segala ciptaan -Nya. Sehingga, keberkahan hanya akan datang pada suatu perkara apabila Allah ridho terhadapnya. Olehnya itu, hendaklah bagi setiap mukmin hanya berbuat sesuatu yang Allah ridhoi jika ingin meraih keberkahan. Wallahu alam.
Views: 4
Comment here