wacana-edukasi.com– Mengejutkan varian covid makin beragam dan makin sulit dikendalikan, ini bermula dari ini terdeteksinya varian Omicron di Afrika Selatan. Menurut Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan bahwa pemerintah sedang melakukan analisis situasi dan akan merespon dengan langkah pencegahan supaya Indonesia terlindungi dari potensi penularan tersebut, (28/11).
Munculnya varian Omicron ini tentu saja menjadi perhatian dari berbagai negara termasuk juga Indonesia. Terlebih WHO telah menetapkan Omicron sebagi Varian of Concern. VoC. Varian B.1.1.529 disebut memiliki banyak strain atau mutasi, bahkan melebihi varian lain Alpha, Beta, Gamma dan Delta. Saat ini varian Omicron di Negara Afrika Selatan meningkat hampir di setiap provinsi, bahkan selain itu keberadaan varian ini, terdeteksi di Inggris, Hongkong, Belgia dan Jerman.
Bila ditelusuri faktor pemicu munculnya varian baru ini dari aspek penanganan yang berlandaskan ideologi kapitalisme, dimana penanganan diarahkan lebih kepada pemulihan ekonomi. Sekalipun penanganan ekonomi dan kesehatan secara bersamaan, tetapi akhirnya lebih cenderung kepada aspek ekonomi. Akibatnya penanganan kepada tindakan teknologi dibandingkan adanya penguncian (lock down). Vaksin dijadikan satu-satunya herd imunity andalan, sebagai penanganan dalam sistem ini.
Sungguh miris penanganan yang tidak tepat, semakin menambah panjang pandemi ini tanpa ujung. Terlebih mobilitas manusia difasilitasi karena alasan pemulihan ekonomi, kebijakan yang terkesan plin plan dan tidak konsisten menjadi pemicu kondisi ini tidak segera berakhir. Begitupun dengan pemberian bantuan terhadap masyarakat, menimbulkan polemik di tengah-tengah masyarakat mulai dari tidak tepat sasaran sampai terjadinya korupsi terhadap dana masyarakat ini. Ditambah lagi terkuaknya kasus PCR yang nyatanya begitu fantastis dan dijadikan sebagai lahan para kapital untuk meraup keuntungan tanpa melihat kondisi masyarakat yang sedang terhimpit .
Sungguh malang nasib rakyat yang hidup pada sistem saat ini, ditengah pandemi yang tak kunjung berakhir seolah tak ada pelindung bahkan hanya dijadikan objek kapitalisasi para pemangku kebijakan.
Seolah setiap pelayanan yang di berikan sarat kepentingan, bahkan tak ada yang lebih berharga selain uang sehingga nyawa pun menjadi sumber pundi-pundi uang.
Beginilah dalam sistem kapitalis yang menjadikan landasan pemikirannya adalah materi, sangat berbeda dengan islam. Islam merupakan agama yang menghadirkan solusi dalam setiap aspek kehidupan manusia, termasuk masalah pandemi. Hal ini bisa di lihat dari prinsip-prinsip Islam dalam menangani pandemi. Dalam HR Imam Muslim ” Apabila kalian mendengar wabah di suatu tempat maka janganlah memasuki tempat itu, dan apabila terjadi wabah sedangkan kamu berada di tempat itu maka janganlah keluar darinya”.
Penguncian wilayah yang terkena wabah menjadi suatu keharusan agar wabah tidak menyebar ke wilayah lain, maka dapat di pastikan wabah tersebut terhenti pada satu wilayah. Penguncian wilayah ini akan segera di lakukan tanpa melihat aspek ekonomi, karena negara akan memenuhi kebutuhan masyarakat selama pandemi.
Isolasi dan pemisahan orang sehat dari yang terinfeksi termasuk yang tanpa gejala, menjadi hal yang sangat penting untuk memutus rantai penyabaran. Hal ini dilakukan sebagaimana dalam HR Al-Bukhari ” Hindarilah orang yang terkena lepra, seperti halnya kalian menghindari seekor singa”. Bagi yang terinfeksi maka negara akan memberikan pelayanan dan pengobatan secara gratis, begitupun bagi yang sehat yang berada di wilayah wabah maka negara akan memberikan pelayanan untuk dilakukan tes secara gratis.
Islam telah terbukti dapat menyelesaikan masalah wabah, terlebih dalam Islam kehadiran seorang pemimpin yang berkapasitas sebagai raa’in atau pengurus urusan umat dan itu hanya ada pada sistem Khilafah. Adanya penerapan aturan yang berasal dari Allah Swt dan ketaatan seorang pemimpin dalam melaksanakan tugasnya pada sistem Khilafah ini, menyebabkan permasalahan yang ada di tengah-tengah umat akan segera terselesaikan tanpa menimbulkan permasalahan yang baru seperti yang terjadi pada sistem saat ini.
Ummu Naziha
Cianjur
Views: 6
Comment here