Tenaga kesehatan (nakes) adalah garda terdepan dalam penanganan covid-19. Namun, nasib mereka miris nian. Nyawa menjadi taruhan.
Dari data Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), 504 nakes di Indonesia meninggal karena covid-19, dan menduduki peringkat pertama di Asia, serta 5 besar di seluruh dunia. Bahkan, bulan Desember 2020 tercatat 52 nakes dokter telah meninggal dunia karena covid-19 (cnnindonesia, 2/1/2021).
Peningkatan angka kematian nakes karena covid-19 diakibatkan oleh semakin abainya pemerintah dalam mencegah aktifitas berkerumun seperti pilkada, liburan, pasar dan lain-lain. Meskipun peringatan untuk menerapkan protokol kesehatan selalu didengungkan, namun karena rendahnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat akan bahaya covid-19 minim, maka jumlah penderita pun tak terelakkan.
Akibatnya, nakes pun menjadi korban. Ibarat perang melawan musuh yang banyak, sedang jumlah mereka minim.
Dari fakta tersebut harusnya pemerintah segeramelakukan tes massal. Untuk benar-benar memilah dan memisahkan mana orang yang sehat dan mana yang terkena covid-19. Begitu pula memilah mana wilayah yang aman dan mana wilayah yang telah terkena corona.
Dengan begitu pemerintah akan lebih mudah mengisolasi wilayah dan orang yang sakit dan yang tidak. Sehingga yang sakit benar-benar tertangani dan tidak menyebarkan virus keluar. Sedangkan yang sehat bisa tetap beraktivitas seperti biasa. Roda perekonomian pun tetap berjalan. Nakes pun tak kianjadi korban.
Anita Ummu Taqillah
Bojonegoro, Jawa Timur
Views: 0
Comment here