Narasi Bersambung Isu Radikalisme
Merasa prihatin, ketika baru-baru ini diduga terjadi aksi bom bunuh diri yang dilakukan oleh dua orang pelaku yaitu perempuan dan laki-laki. Selain itu dilansir dari CNN Indonesia Peristiwa bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, pada Minggu (28/3) lalu melibatkan pasangan suami istri (pasutri) yang baru menikah enam bulan. Aksi bom bunuh diri yang dilakukan pasutri ini bukan pertama kali. Sebelumnya aksi bom bunuh diri yang melibatkan pasutri tercatat beberapa kali terjadi di Indonesia. Dalam aksi ini dilaporkan tercatat 20 korban terluka.
Lebih menyakitkan lagi ketika yang ditampilkan di berbagai media, foto-foto yang tersebar terduga pelaku memakai pakaian yang identik dengan Islam. Sungguh menambah panjang rentetan kejadian sebelum-sebelumnya, dimana para pelaku katanya seorang muslim tetapi radikal. Seakan menguatkan bahwa ajaran Islam dengan pakaian tertentu seperti cadar dan jilbab menjadi hal yang harus dihindari karena akan menmbawa seseorang berpikir maupun bertindak secara radikal.
Dikutip dari news.detik.com (4/11/2019) pada masa Menteri Agama Fachrur Razi yang mewacanakan larangan tentang pemakaian cadar pada instansi pemerintah. Awalnya, Menag berasumsi bahwa ketika seseorang di instansi pemerintah, maka ia harus melepas tutup muka. Ia menganalogikan dengan jaket dan helm yang harus dibuka saat berada di instansi pemerintah.
Mengkhawatirkan ketika kejadian seperti teror membuat stigma negatif terhadap ajaran Islam di tengah masyarakat. Padahal Islam justru menentang adanya aksi tersebut, karena menyakiti diri sendiri dan orang lain. Tentunya, itu merupakan tindakan yang keliru, jika hal tersebut bagian dari ajaran Islam. Karena Islam mengajarkan harus memiliki toleransi dalam beragama dengan membiarkan penganut agama lain melakukan kegiatan ibadah mereka dan tanpa memaksa untuk masuk ke dalam agama Islam.
Semoga dengan kejadian teror ini semakin membuat masyarakat khususnya muslim tidak menjauh dari ajaran agamanya, sebaliknya semakin menguatkan dan menjadikan semangat untuk mengkaji Islam yang seutuhnya. Selain itu, negara sebagai perisai yang mempunyai kekuatan wajib melindungi masyarakat tanpa memandang suku dan agamanya dari berbagai ancaman.
Supriyani, S.T.P.
Cikarang, Jawa Barat
Views: 3
Comment here