Opini

Nasib Wanita Ketika Islam Dijauhkan dari Kehidupan

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh : Umi Rizkyi (Komunitas Menulis Setajam Pena)

Dalam beberapa pekan terakhir ini berbagai hal yang menimpa wanita. Baik terjadi dilingkungan keluarga, masyarakat bahkan negara. Wanita begitu riskan dan mendominasi sebagai korban. Baik di bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya.

Wanita masa kini sungguh berat perjuangannya. Tidak hanya secara fisik namun juga secara psikis. Belum lagi bagi wanita yang single parent. Sebagai tulang rusuk sekaligus sebagai tulang punggung keluarga. Bekerja keras, tak kenal lelah, hujan, terik matahari yang menyengat kulit dan badai kehidupan yang tak jarang datang menerjang.

Ada pula di antara wanita yang harus pergi meninggalkan keluarganya hanya untuk bekerja sebagai TKI. Di sana dia berjuang sendirian, tanpa sanak saudara. Tanpa orang-orang tercinta yang membersamainya.

Banyaknya kasus TKI yang dilaporkan hilang oleh pihak keluarganya. Padahal mereka sebagai pahlawan devisa negara saat ini. Mampu mendongkrak devisa negara dengan keberadaan mereka di negari tetangga. Walaupun tiada tahu apa yang telah menimpa dan terjadi pada mereka.

Kemudian pelaporan anak usia 7 tahun yang hilang, Ara namanya. Ia ditemukan di Pasuruan. Setelah diselidiki oleh pihak berwajib pelaku adalah keluarga korban sendiri. Sesuai data yang dilansir dari detik.com (27/3/2021).

Ada lagi kasus tentang anak-anak di bawah umur telah terjebak dan terperangkap dalam praktik prostitusi online. Dikabarkan belasan anak di bawah umur tertangkap dalam penggerebekan di sebuah hotel berbintang dua. Saat itu sebanyak 30 kamar penuh dengan anak-anak di bawah umur. Seperti yang dilansir oleh CNN Indonesia (19/3/2021).

Peristiwa yang terjadi di atas hanya sebagian kecil yang menimpa kaum wanita. Masih banyak lagi wanita yang menderita dan jauh dari kehidupan yang selayaknya. Begitu banyak dan beratnya perjuangan wanita saat ini. Mereka harus semakin kuat dan tegar lagi dalam menghadapi kehidupan.

Jika kita pelajari lebih jauh lagi, tak lain dan tak bukan segala penderitaan yang dialami oleh kaum wanita ini bersumber dari diberlakukannya sistem liberal. Di mana segala sesuatu ditunjukkan dan dieksploitasi sesuai keinginannya. Lebih dari itu, sistem sekuler yang kini mencengkeram kuat di negeri kita tercinta ini juga salah satu sumber dan pangkal apa yang terjadi terhadap mereka.

Di mana umat dijauhkan dari Islam. Nah ketika ujian ekonomi datang, seorang wanita karena sistem sekuler maka ia tak akan mengindahkan lagi apakah jauh dari anak, suami keluarga dan lainnya asalkan ia bisa memenuhi kebutuhannya. Tak memandang apakah ini halal ataukah haram. Tak mengenal mana kewajiban sebagai seorang ibu dan istri.

Dalam hal ini, tentunya tidak bisa diselesaikan hanya pada individu, atau kaum wanita saja. Lebih dari itu, negaralah yang bertanggung jawab terhadap seluruh warga negara, termasuk wanita.

Adapun peran negara yang harus diterapkan ialah mengembalikan kehidupan Islam dalam segala aspek kehidupan. Baik ekonomi, politik, pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya. Agar secara keseluruhan problematika kehidupan akan terselesaikan termasuk masalah yang menimpa kaum wanita.

Di mana pandangan Islam sangat memuliakan wanita. Bahkan surga berada di bawah telapak kaki seorang wanita yaitu ibu. Maka dari itu Islam mewajibkan negara untuk menjaga dan melindungi harkat, martabat, kehormatan dan jiwa wanita termasuk mensejahterakannya. Dan Islam pun melarang adanya tindakan kekerasan kepada wanita.

Dengan demikian, maka akan tercapailah suasana iman dan takwa yang terwujud dalam kehidupan. Sehingga wanita benar-benar mendapatkan kemuliaannya. Hal ini akan terwujud jika Islam diterapkan oleh sebuah negara secara kaffah. Kini saatnya kita menyampaikan kepada seluruh umat, agar memahami Islam yang sesungguhnya. Bahwa Islam mampu menjadi rahmatan Lil Al-Amin.

Wallahua’lam bi showab.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 0

Comment here