Oleh: Watini Aatifah, S.S.
wacana-edukasi.com– Baru baru ini Presiden Joko Widodo mengungkapkan situasi dunia yang kini tidak mudah. Hampir semua negara kini berhadapan dengan berbagai krisis, dari sisi pangan, energi dan krisis keuangan.
Situasi makin rumit, tatkala negara maju mengubah arah kebijakan moneter. Seperti Amerika Serikat (AS) yang dengan agresif menaikan suku bunga acuan dan menimbulkan gejolak besar di pasar keuangan. Negara dengan kondisi fiskal yang rapuh, terpaksa jatuh ke jurang krisis keuangan.
Tidak hanya presiden Joko Widodo, Menko Maritim dan Investasi Luhut B. Pandjaitan hingga Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati kompak mengatakan perekonomian tahun depan makin gelap.
Sebanyak 59 dari 83 ekonom yang di survei Reuters memperkirakan The Fed akan menaikan kembali suku bunga sebesar 75 basis poin pada November kemudian, di Desember, The Fed diperkirakan akan menaikan lagi sebesar 50 basis poin menjadi 4,25% – 4,5%.
Jika sesuai prediksi, maka suku bunga The Fed akan berada di level tertinggi sejak awal 2008, atau sebelum krisis finansial global. Kemudian diawal tahun depan, suku bunga diperkirakan naik lagi menjadi 4,5% -4,75% atau lebih tinggi lagi. Jakarta CNBC Indonesia (30 September 2022)
The Fed menegaskan komitmen mereka untuk mengendalika inflasi apa pun yang diperlukan, meski akan menyebabkan ‘penderitaan’ di perekonomian.’’ Kata Justin Weidnerm ekonom di Deutsche Bank, yang memperkirakan suku bunga mencapai 4,75% – 5% sebagaimana dilansir Reuters, Rabu (28/9/2022)
Pengertian Resesi Ekonomi yaitu Penurunan aktivitas ekonomi yang signifikan dalam waktu stagnan dan lama, mulai dari berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Tingginya suku bunga dan inflasi yang melambung membuat bank sentral menaikan suku bunga. Masalahnya, dua hal tersebut diperparah dengan daya beli yang mulai lesu dan bakal menjadi pemantik resesi. Selain itu juga guncangan ekonomi yang mendadak, seperti pandemi Covid-19 merupakan salah satu penyebab resesi ekonomi.
Di tengah-tengah maraknya ancaman resesi yang terjadi hampir di seluruh penjuru dunia. Anehnya Indonesia justru meningkatkan dana bantuan untuk partai politik (parpol).
Pemerintah melalui Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengusulkan kenaikan bantuan dana partai politik (parpol) tida kali lipat. Jumlahnya naik dari Rp 1.000 persuara menjadi Rp 3.000 persuara sebagimana dilansir dari Republika, Kamis (22 September 2022)
Rakyat sedang tercekik akibat naiknya harga BBM yang diikuti kenaikan harga barang-barang lainnya, namun pemerintah justru malah menggelontorkan dana secara cuma-cuma untuk membantu parpol, hal ini menambah sakit hati rakyat.
Paradok ini menunjukan secara nyata bobroknya sistem Kapitalis Demokrasi yang menjadikan penguasa lebih berpihak pada parpol dibanding rakyat, sistem politik Demokrasi telah menjadikan negara ini abai terhadap rakyat yang terancam hidup sulit, namun peduli terhadap parpol yang akan menjadi kendaraan politik mereka meraih kursi kekuasaan.
Hal ini mutlak terjadi dalam sistem Demokrasi pasalnya penguasa yang terpilih merupakan anggota partai, partai sendiri tidak mengeluarkan dana yang sedikit untuk memenangkan kontestasi pemilu alhasil penguasa yang berhasil meraih kursi kekuasaan berhutang besar pada partai sebagai timbal baliknya penguasa harus berpihak kepada partai dimana pada akhirnya urusan rakyat bukan lagi prioritas, segala keputusan dan wewenang yang diambil tidak lagi berpihak pada rakyat justru malah menambah beban hidup rakyat.
Adapun penerapan sistem Kapitalisme menjadi penyebab terjadinya resesi, pondasi sistem Kapitalisme dibangun dari struktur ekonomi yang semu yaitu sistem ekonomi non rill bukan sistem ekonomi yang sesungguhnya. Peraturan yang dibuat oleh manusia tidak bisa memberikan solusi tuntas atas permasalahan rakyat, karena manusia itu lemah serba kurang dan tidak sempurna.
Islam adalah agama yang sempurna, Islam bukan sekedar agama yang mengatur urusan ibadah saja, Islam juga memberikan peraturan dan solusi atas permasalahan umat. Sistem Islam tegak berdasarkan akidah Islam, Islam bersumber dari Allah pemilik segalanya sehingga aturan Islam bisa menyelesaikan permasalahan umat manusia.
Disaat kondisi seperti ini rakyat butuh pemimpin dan hukum yang adil, pemimpin yang peduli dan mengurus kebutuhan rakyat. Setiap individu rakyat, dimanapun dia hidup: apakah di dalam negara Islam atau negara kafir mereka memiliki kebutuhan yang sama. Kebutuhan akan sandang,papan,pangan, juga kebutuhan kesehatan,pendidikan,dan keamanan. Kebutuhan-kebutuhan ini merupakan kebutuhan dasar tiap warga negara yang wajib dijamin oleh negara.
Dibawah penguasa Islam negara mengutamakan kesejahteraan rakyat, negara wajib menyediakan lapangan pekerjaan kepada rakyatnya bagi mereka orang yang wajib bekerja dan mampu, negara juga menstabilkan harga bahan pangan agar bisa terjangkau oleh rakyat, memberikan pelayanan kesehatan yang baik, sarana pendidikan yang layak serta keamanan, semua itu hanya bisa terwujud dibawah naungan kepemimpinan Islam. Wallahualam bisowab.
Views: 19
Comment here