Oleh Suhartini (Pegiat Literasi)
wacana-edukasi.com–Negeri nan elok rupawan
Berjajar paras indah bak Ratna Mutu Manikam
Terselimut kabut yang kian menebal
Tercerabut akar subur dari tanahnya
Saat bercokolnya kekuasaan
Sang pemburu harta juga kebijakan
Ketika sumber daya alam dikeruk paksa
Yang tertinggal lubang mengangga bak jebakan mematikan
Dalam kubangan itu berharap air meski keruh pelepas dahaga
Mata air murni ngeriku berlabel asing
Bisingnya alat berat canggih buatan luar negeri
Sarana eksistensi mendulang pundi tak ternilai
Dan atas nama kerjasama
Lalu untuk siapa?
Di tengah nestapa para penduduk
Yang terpuruk karena pengganguran
Berbondong tenaga didatangkan
Bukan anak negeri
Bukan penduduk pribumi
Namun warga asing nan mulia
Kusadar kini …
Negeriku sudah tergadai atau kah terbeli
Karena mati kutu dalam jebakan utang
Atas nama kekuasaan
Supaya tidak tumbang
Di mana daulatmu kini?
Pejuang tempo dulu bertaruh nyawa untuk mengusirnya
Pahlawan dipenggal juga diasingkan
Semua tiada guna
Jika kini para antek merebut hati
Para pejabat dengan janji juga pundi-pundi
Bahkan sebatas kenyang perut saja
Sampai akhirnya negara disetir dan menjadi alat sang penjajah
Views: 16
Comment here