Oleh: Hamsina Halisi Alfatih
Nestapa kelam berawan hitam
Kala dunia dirundung kabut malam
Terdengar jeritan wanita tua di ujung malam
Saat dentingan bergemuruh dan malam semakin suram
Terpaku daku menatap lautan darah
Melihat tangisan si mungil terduduk dalam pasrah
Geram daku, berkecamuk batin dan meronta
Kala kudapati pecundang-pecundang dengan tawanya
Duniaku, duniamu, dunia kita, tengah dicabik-cabik
Tersebab, kini sang perisai umat sedang tak membersamai
100 tahun menanti dalam pedih
100 tahun tersiksa dengan keluh
100 tahun tersayat dalam kekejaman
100 tahun sudah tumpahan air mata dan darah menjadi elegi yang tak berkesudahan
Khilafah di ujung jalan, ingin kusambut dirimu dengan pekikan takbir
Ingin kuobati rindunya umat yang tengah kesakitan
Khilafah yang dirindukan, syariatmu begitu didambakan
Denganmu, nestapa ini akan berakhir
Khilafah yang dinanti, perisai umat yang tengah diperjuangkan
Ghiroh sang jundullah tak akan pernah padam selama engkau belum dalam dekapan umat
100 tahun tanpa Khilafah, ada sakit dan rindu berkecamuk
100 tahun tanpa khilafah, semoga sang jundullah tetap istikamah memperjuangkanmu
Views: 13
Comment here