Oleh : Azizah S.Pd (Pengamat Kebijakan Publik)
wacana-edukasi.com, OPINI– Pada abad ke-19, di puncak Revolusi Industri, ribuan pria, wanita dan anak-anak meninggal setiap tahun karena kondisi kerja yang buruk dan jam kerja yang panjang. Untuk mengakhiri kondisi yang tidak manusiawi itu, Federation of Organized Trades and Labour Unions mengadakan konvensi di Chicago pada tahun 1884. Federasi yang menjadi cikal bakal American Federation of Labour itu memproklamirkan delapan jam merupakan waktu kerja resmi, sejak dan setelah 1 Mei 1886.
Perjuangan Buruh Kapan Berakhir?
Sudah 137 tahun lamanya para buruh berjuang untuk memperbaiki nasib. Setiap tahun mereka mereka melakukan unjuk rasa di berbagai negara tapi hasilnya tidak kunjung ada.
Para pekerja dan serikat-serikat pekerja di berbagai kota di dunia memperingati Hari Buruh Internasional (May Day) pada Senin 1 Mei 2023 dengan berunjuk rasa menuntut upah dan kondisi kerja yang lebih baik juga berbagai tuntutan lainnya. Unjuk rasa besar-besaran bakal terjadi karena berbagai aturan yang terkait COVID-19 telah dilonggarkan secara di seluruh dunia.
Di Korea Selatan misalnya, penyelenggara mengatakan lebih dari 100 ribu orang berencana menghadiri unjuk rasa di berbagai penjuru negara untuk mengikuti pertemuan terbesar Hari Buruh seusai pandemi.
Di ibu kota Filipina, Manila, ribuan pekerja berpawai melewati jalan-jalan. Para pengunjuk rasa dan serikat pekerja mengulangi seruan mereka kepada pemerintah agar menaikkan upah minimum dan melindungi pekerjaan di negara itu. Di Taipei, Taiwan, pekerja juga menyerukan upah yang lebih tinggi dan kondisi kerja yang lebih baik.
Di negeri ini, demo buruh 1 Mei 2023 berlokasi di sejumlah titik,salah satunya di DKI Jakarta. Sekelompok buruh menggelar unjuk rasa pada Senin (1/5/2023) di DKI Jakarta. Aksi Hari Buruh atau May Day juga akan dilakukan secara serempak di 38 provinsi. Untuk aksi di Jakarta, Presiden Partai Buruh yang juga Presiden KSPI Said Iqbal mengatakan aksi buruh 1 Mei 2023 di Jakarta dimulai pukul 09.30 WIB dan dihadiri 50 ribu orang. Menurutnya, di Jakarta, massa buruh ada 50.000 orang. Pukul 09.30 WIB sampai dengan 12.30 WIB aksi ini dilakukan di Istana dan Gedung MK.(Tempo.co.29 April 2023).
Sesudah aksi di depan Istana Negara dan Gedung MK, para peserta aksi akan bergerak menuju Istora Senayan pada pukul 13.00 WIB. Di Istora Senayan, akan ada May Day Fiesta yang diisi oleh berbagai orasi dari serikat buruh. May Day Fiesta akan diisi pidato dan orasi dari pimpinan buruh.
Adapun Tuntutan Hari Buruh 1 Mei 2023 meliputi : tuntutan untuk menabut Omnibus Law UU No 6 Tahun 2023 tentang Ciptaker,tuntutan penabutan parliamentary threshold 4 persen dan Presidential threshold 20 persen karena membahayakan demokrasi, tuntutan untuk mengesahkan RUU DPR dan perlindungan pekerja rumah tangga, penolakan terhadap RUU kesehatan reformasi agraria dan kedaulatan pangan, penolakan bank tanah,penolakan impor beras kedelai dan lain-lain,pemilihan capres yang pro buruh dan kelas pekerja. Partai buruh haram hukumnya berkoalisi dengan parpol yang mengesahkan UU Ciptakerja serta penghapusan out scorsing dan tolak upah murah.Inilah tuju poin yang menjadi tuntutan buruh pada peringatan hari buruh tahun ini.
Kegagalan Kapitalisme
Sederet tuntutan buruh merupakan kritik keras terhadap kegagalan pemerintah menyediakan kebutuhan dasar buruh. Tuntutan tersebut merupakan cerminan bahwa kondisi buruh jauh dari kata sejahtera. Setiap hari, kehidupan buruh diisi dengan bekerja membanting tulang dari pagi bahkan hingga malam hari. Bahkan kondisi buruh makin mengenaskan ketika UU Cipta Kerja disahkan karena hak-hak buruh dirampas, sedangkan para kapitalis mendapatkan banyak hak istimewa.
Kebijakan yang mendolimi buruh terjadi bukan semata karena kebijakan oknum penguasa tertentu, tetapi akibat penerapan sistem yang memperbudak manusia. Meski rezim berganti-ganti, kedholiman ini terus terjadi.Sistem yang dholim ini adalah kapitalisme.
Selama negara ini masih bertahan dengan sistem kapitalisme, buruh akan selalu berada dalam nestapa. Kesejahteraan yang didambakan hanya akan terwujud dengan perubahan sistem, yaitu mengganti sistem kapitalisme dengan sistem Islam.
Islam Solusinya
Dalam sistem Islam, yakni Khilafah, buruh berada pada posisi yang setara dengan pengusaha. Tidak ada kelebihan yang satu atas yang lain, kecuali karena ketakwaannya. Dalam hal pekerjaan, buruh dan pengusaha berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah. Keduanya bekerja sama untuk menghasilkan produk yang bermanfaat bagi masyarakat. Akad yang syar’i mengikat keduanya untuk sama-sama menjalankan kewajibannya dan mendapatkan haknya secara baik.
Pengusaha akan menjelaskan pekerjaan secara gamblang dan memberikan upah secara tepat waktu berdasarkan jumlah yang disepakati. Buruh akan bekerja secara profesional sesuai akad. Dengan demikian, tidak ada penindasan maupun kezaliman terhadap buruh.
Kapitalisme di negeri ini akan terus memproduksi perbudakan modern. Buruh akan terus berada dalam nestapa dan bahkan kondisinya akan makin buruk karena tuntutan ekonomi yang makin berat. Dengan demikian, buruh seolah terjepit dari dua arah, yaitu tekanan pekerjaan yang mengeksploitasi mereka dan tekanan kebutuhan yang harus dipenuhi secara mandiri. Apalagi, negara juga makin kapitalistik, berbagai layanan publik dikapitalisasi sehingga beban hidup rakyat makin berat.
Selama negara ini masih bertahan dengan sistem kapitalisme, buruh akan selalu berada dalam nestapa. Kesejahteraan yang didambakan hanya akan terwujud dengan perubahan sistem, yaitu mengganti sistem kapitalisme dengan sistem Islam.
Views: 7
Comment here