Surat Pembaca

Nestapa Membina Rumah Tangga Tanpa Ilmu

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Renandha (Muslimah Ketapang, Kalimantan Barat)

wacana-edukasi.com– Beberapa waktu terakhir, publik digemparkan dengan isu KDRT dan perselingkuhan di kalangan artis. Isu ini semakin merebak tatkala, banyak yang beranggapan jika lebih baik tidak menikah. Walaupun sudah menikah, lebih baik memutuskan untuk tidak memiliki anak (Childfree) .

Kenapa banyak manusia menolak pernikahan, tetapi zina masih diterima?

Liberalisasi Pergaulan Masyarakat

Timbulnya rasa terhadap lawan jenis bukan suatu hal yang salah dalam diri manusia. Hanya saja, saat ini sudah banyak penyaluran “rasa” ini, dilakukan dengan salah kaprah bahkan sesuka hatin. “Rasa” ini dalam Islam dikenal sebagai Gharizah Nau’ (Naluri Kasih Sayang) dan hal ini sudah semestinya hadir dalam diri manusia.

Permasalahannya semakin rumit, jika manusia tidak mengatur gharizah nau’nya. Apalagi saat ini banyak pemicu-pemicu yang bisa memunculkan gharizah nau’. Peraturan masyarakat yang tak kenal agamapun menjadi sorotan. Interaksi antar perempuan dan laki-laki yang bercampur baur, tidak menjaga pandangan ketika berinteraksi dengan lawan jenis, tidak cukup dengan istri dirumah tetapi juga ingin punya diluar rumah. Ironinya, hal ini sudah cukup lumrah dikalangan masyarakat, Naudzubillahimindzalik.

Bukan tanpa sebab, lahirnya liberalisasi pergaulan ini yang mengakibatkan rusaknya peradaban. Sebabnya tentu saja lahir dari sistem itu sendiri. Sistem kapitalisme yang memfasilitasi segala sesuatunya agar tidak berurusan dengan agama termasuk perkara gharizah nau’.

Ditambah mengenai fakta bahwa, kapitalisme menganggap pernikahan sekedar penyaluran biologis semata. Maka, bukan tidak mungkin dikemudian hari banyak lahir pemikiran cabang dari sistem ini. Konsep kapitalisme sendiri yang mengutamakan untung rugi, sehingga manusia saat ini juga beranggapan bahwa “apakah pernikahan tersebut membawa keuntungan atau tidak bagi dirinya?.”

Pernikahan tanpa ilmu bagaikan mengarungi ombak tanpa persiapan apapun. Entah itu badai kecil, sedang, atau besar di selesaikan hanya dengan fakta di sekitarnya saja tanpa melihat akar permasalahan yang ada.

“Feminisme”, Pengaruh Buruk Bagi Muslimah

Feminisme merupakan pemikiran cabang yang lahir dari konsep kapitalisme itu sendiri. Berlandaskan pemisahan agama dari kehidupan (sekuler). Buruknya, pemikiran feminisme ini banyak di emban oleh muslimah muda. Gaya hidup barat yang selalu di impikan nyatanya memberikan pengaruh buruk bagi peradaban. Seperti halnya childfree, hidup melajang, dsb adalah bentuk gaya hidup barat saat ini.

Terlebih, banyak sekali muslimah yang memiliki jenjang karir begitu sempurna tetapi memiliki suami ala kadarnya. Hal ini akan menimbulkan pada diri muslimah bahwa sudah selayaknya seorang suami seperti itu tidak perlu di hormati. Kendali penuh ada di tangan seorang istri, begitu pula pengendalian suaminya. Hal ini akan merusak fitrah seorang laki-laki dan perempuan. Ini menunjukkan bahwa lahir dan di embannya kapitalisme dalam kehidupan tidak akan memberikan kesejahteraan bagi siapapun.

Konsep Rumah Tangga Islami

Pernikahan merupakan penyempuran agama setiap manusia. Pernikahan dalam Islam bukan sebagai bisnis yang saling memberi keuntungan atau kerugian. Bertujuan untuk menjaga agar tidak terjadi kerusakan di muka bumi. Bertujuan untuk membentuk generasi-generasi hebat seperti pada kejayaan Islam.

Begitu pula dengan ilmu rumah tangga. Wajib bagi negara memfasilitasi untuk mendidik rakyatnya agar mampu membina rumah tangganya. Wajib bagi negara untuk memberikan apapun yang dibutuhkan oleh rakyatnya termasuk perkara pekerjaan yang dibutuhkan suami. Begitu pula negara yang menjamin keamanan sebuah keluarga, pendidikannya, perekonomiannya, kesehatannya, dll. Permasalahan saat ini yang sering muncul adalah susahnya memenuhi semua bidang kehidupan tersebut. Sehingga memunculkan permasalahan baru, padahal masalah tersebut timbul dari sistem yang rusak.

Islam memberikan konsep yang begitu sempurna tentang kehidupan. Bagaimana penerapannya pun sudah di contohkan pada masa Rasulullah saw. Seharusnya kita mencontoh apa yang sudah Islam berikan, bukan mengambil dari sistem kufur buatan manusia.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 98

Comment here