Opini

Nurani Hilang Karena Sekularisme

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Umi Nadifah (Aktivis Muslimah)

” فَصْلُ الدِّيْنِ عَنِ الْحَيَاةِ ”
wacana-edukasi.com, OPINI– Ya, memisahkan agama dari kehidupan, itulah sekularisme. Sebagai asas dari ideologi kapitalisme yang digenggam Indonesia saat ini, membawa dampak besar bagi kehidupan manusia. Bagaimana tidak, tindak kejahatan seperti: kekerasan, pergaulan bebas hingga pembuangan bayi, telah menjangkiti kehidupan masyarakat Indonesia yang sekuler.

Sebut saja di wilayah Bekasi, tepatnya di Kampung pengasinan, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi, Jawa Barat, warga telah menemukan sesosok bayi laki-laki yang dibungkus plastik hitam dalam kondisi lengkap dengan plasentanya (beritasatu.com, 03/06/2023).

Kasus yang sama juga terjadi pada bulan lalu, warga digemparkan dengan penemuan bayi laki-laki di Desa Gandasari Kecamatan Cikarang Barat Kabupaten Bekasi. Saat bayi ditemukan, terdapat sepucuk surat yang diduga berisi pesan dari orang tua si bayi (jakarta.tribunnews.com, 29/05/2023).

Miris, kasus pembuangan bayi bahkan mengalami peningkatan. Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A), Ani Gustini mengatakan, di wilayah Kabupaten Bekasi pada tahun 2022 ditemukan dan tercatat ada 1 kasus. Tetapi sekarang, belum lagi sampai pertengahan tahun 2023, kasus buang bayi melonjak menjadi 6 kasus (bekasimedia.com, 08/05/2023).

Bahkan tidak hanya Bekasi, hampir di semua wilayah Indonesia, kasus ini mewabah. Sepanjang tahun 2022, di Wilayah Banten ditemukan 20 kasus buang bayi, di mana 11 bayi ditemukan meninggal (detiknews.cocm, 09/12/2022). Di Daerah Istimewa Aceh, tren pembuangan bayi pun meningkat selama 3 tahun terakhir. Dinas Sosial (Dinsos) Aceh mencatat terjadi sebanyak 91 kasus, dengan 26 kasus pada 2020, 29 kasus pada 2021, dan 36 kasus pada 2022 (batamnews.co.id, 06/04/2023).

Tidak hanya itu, kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dan berakhir dengan pembunuhan penuh rekayasa juga terjadi di Wilayah Bekasi. Seorang suami tega membunuh istrinya dan mengatakan sebab korban meninggal karena tersedak bakso (liputan6.com, 11/05/2023).

Sekularisme Biang Keladi.

Menyedihkan memang, sekularisme menjadikan manusia minus nurani hingga mudahnya menghilangkan nyawa. Tatkala agama dijauhkan dalam kehidupan, hawa nafsu pun akan datang menggantikan. Mewujudkan perilaku amoral yang hanya mendapat cap baik dari pikiran, tapi buruk dari sisi agama. Padahal, standar baik buruknya perbuatan bukanlah berasal dari logika manusia.

Itulah sekularisme. Senantiasa memperjuangkan hak demi bebas dari berbagai aturan agama. Dan berkeyakinan bahwa semua kegiatan dalam kehidupan, maka keputusan dan aturan yang harus mengaturnya adalah berada dan dibuat oleh manusia itu sendiri, tidak boleh ada peran dan campur tangan agama di dalamnya.

Maka tidaklah heran, jika hampir setiap hari suguhan berita kriminal seolah tidak ada habisnya. Bahkan menghilangkan nyawa pun menjadi ringan dilakukan. Bayi-bayi tak berdosa dengan mudahnya dibuang, adalah hasil dari bebasnya pergaulan tanpa aturan. Karena halal dan haram tidak lagi sebagai sandaran dan meretas kemanusiaan demi mencari jalan keluar.

Tidak hanya remaja, pasangan halal juga turut melakoni. Gaya hidup bebas, hedonis dan materialistis, menciptakan hubungan tanpa ikatan. Zina pun hadir sebagai jalan pilihan. Merengkuh kenikmatan, tetapi enggan menanggung risiko. Kemudian mengambil jalan pintas dengan membuang hingga menghilangkan nyawa makhluk tak berdosa.

Sekularisme juga telah berhasil memadamkan cahaya iman dari hati manusia. Menggerus keyakinan akan azab dan hisab, pahala dan dosa, dari benak manusia. Sehingga kekerasan dan pembunuhan dalam rumah tangga tak bisa dielakkan. Rasa takut suami akan pertanggungjawaban istri kepada Allah seolah sirna. Percikan-percikan perselisihan dari pasangan, menciptakan kobaran amarah dan dendam hingga rela menghabisi nyawa.

Islam Sebagai Solusi

Islam bukan hanya sekedar agama, tetapi juga berisi peraturan untuk menjaga kemuliaan manusia. Sebagai makhluk yang diciptakan Allah Swt., manusia sangatlah terbatas dalam membuat aturan bagi dirinya sendiri. Sehingga dibutuhkan aturan Allah sebagai Pencipta manusia yang Maha Mengetahui dalam kehidupannya. Aturan Islam juga mampu memberikan solusi atas setiap permasalahan yang dihadapi manusia.

Dengan petunjuk dari Allah, berupa aturan syariat, maka akan menghilangkan takut dan kesedihan pada manusia. Allah Swt. berfirman: “Kami berfirman, “Turunlah kamu semua dari surga! Kemudian apabila benar-benar datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barangsiapa mengikuti petunjuk-Ku, tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.””
(QS. Al-Baqarah: 38).

Apabila manusia memisahkan agama dari aturan hidupnya, bak sia-sia menjaring angin. Karena mengharapkan sesuatu selain dari Islam, hanya akan mendapatkan kekecewaan. Dalam sebuat ayat di Al-Qur’an: “Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan ia di akhirat termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Al-Imran: 85).

Sudah sangat jelas, Islam dan syariatnya adalah panduan menyeluruh dan sempurna untuk semua aspek kehidupan manusia, baik itu di dunia maupun di akhirat. Islam bagaikan penunjuk arah, walaupun jeratan hawa nafsu membelokkan manusia dari jalannya yang lurus. Dan dengan petunjuk Islam, manusia akan tetap berada pada jalur yang jelas menuju Tuhan-Nya.

Kasus-kasus kriminalitas dan perbuatan amoral yang menyayat hati nurani manusia akan redam bahkan musnah tak bersisa. Oleh sebab itu, sudah sepantasnya manusia mengambil aturan dari Allah Swt. dan mencampakkan sekularisme dari bumi Indonesia. Menggantinya dengan Islam kaffah untuk diterapkan dalam semua aspek kehidupan. Wallaahu a’lam bish shawab. []

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 27

Comment here