Oleh: Khusnul Khotimah, S.P.
Wacana-edukasi.com, OPINI–Tidak ada momen yang lebih spesial di bulan Ramadan tanpa mengingat momen Nuzulul Qur’an. Seluruh lapisan masyarakat turut serta memperingati tanpa terkecuali level kenegaraan. Momen ini selalu dirayakan setiap tahun untuk mengingatkan kaum muslim akan peristiwa turunnya kitabullah.
Bahkan Kementerian Agama menggelar 350 ribu khataman Al-Qur’an pada 16 Ramadan 1446 H. Kanwil Kemenag Sulawesi Selatan turut ikut serta dalam peringatan Nuzul Quran ini. Banyak harapan dari pagelaran ini salah satunya adalah menguatkan semangat keislaman untuk mencintai, memahami serta mengamalkannya. (MetroTVNews.com, 18-3-24)
Sementara di Bandung, Bupati Bandung Dadang Supriatna punya cara unik dan menarik dalam mensyiarkan Ramadan sekaligus memperingati Nuzulul Quran pada 17 Ramadhan 1446 H. Bupati mengemas acara dalam bentuk Lomba Cerdas Cermat Pemahaman AlQuran, Bupati Bandung mengundang sejumlah ormas untuk beradu cepat dan kepintaran dalam menjawab. Paling menarik, mereka yang diundang pada acara yang berlangsung di Gedung Dewi Sartika, itu adalah ormas seperti Pemuda Pancasila, GMBI, BBC dan FKPPI.
Dalam sambutan bupati yang diwakili Sekda, DR H Cakra Amiyana, kegiatan tersebut digelar selain dalam rangka memperingati malam Nuzulul Quran yang kebetulan jatuh pada tanggal 17 Ramadan, juga dalam rangka ikhtiar membangun semangat kebersamaan, persatuan dan persaudaraan di antara sesama Ormas. (BR.NET, 16-3-2025)
Al-Qu’ran, Pedoman Hidup Yang diabaikan
Meskipun peringatan Nuzulul Qur’an rutin diperingati, namun justru kondisi yang terjadi ditengah-tengah kaum muslimin tidak mencerminkan apa yang terkandung didalam Al Qur’an. Ditengah dominasi sistem Kapitalisme Sekular yang diterapkan di negeri ini, tampak jelas dampak yang terjadi pada kaum muslimin.
Sekalipun kaum muslimin merupakan mayoritas di negeri ini, namun aturan hidup yang dijalankan jauh dari aturan Al Qur’an. Landasan sistem Demokrasi Sekular telah mengikis penegakan nilai-nilai Al Qur’an dalam kehidupan kaum muslimin. Melalui tangan penguasa, baik eksekutif maupun yudikatif, aturan-aturan hidup manusia dibuat berlandaskan akal manusia tanpa tuntunan dari Al Qur’an. Undang-undang yang disusun dan disahkan lebih banyak dikendalikan oleh kepentingan kelompok yang berkuasa berkolaborasi dengan para pemilik modal (oligarki).
Wajar, jika berbagai kebijakan jauh dari nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan. Sekalipun penguasa seolah-olah sudah bekerja keras membuat berbagai kebijakan, namun tidak berdampak kemaslahatan bagi rakyat. Rakyat justru semakin merana dalam keterpurukan. Kemiskinan terus meningkat, kriminalitas semakin merajalela, kemaksiatan semakin terbuka, korupsi bertambah jumlahnya, dan banyak permasalahan lainnya adalah persoalan tiada akhirnya.
Akibatnya hampir seluruh aspek kehidupan yang kita rasakan saat ini jauh dari kebaikan. Kehidupan dari hari kehari semakin sempit dan menyengsarakan. Kerusakan-kerusakan merajalela disetiap sudut kehidupan manusia, baik ekonomi, sosial, politik, hukum, pendidikan, kesehatan, dan bidang-bidang lainnya.
Kondisi ini terjadi karena kaum muslimin saat ini mengabaikan Al Qur’an. Sekalipun Al Qur’an ada ditengah-tengah kaum muslimin, namun baru sekedar dibaca, sementara nilai-nilai aturan yang seharusnya menjadi pedoman aturan dalam kehidupan justru dicampakkan dan diganti dengan hukum-hukum buatan akal manusia.
Al-Qur’an Pedoman Hidup Umat Manusia
Allah SWT menurunkan Al Qur’an kepada nabi Muhammad SAW adalah untuk dijadikan pedoman hidup manusia baik secara individu, masyarakat maupun negara. Aturan-aturan yang tercantum dalam Al Qur’an mencakup seluruh aspek kehidupan, baik masalah hubungan manusia dengan Allah SWT yaitu aqidah dan ibadah, aturan manusia dengan dirinya sendiri yang meliputi makanan, minuman, pakaian, dan akhlaq, juga mengatur urusan manusia dengan manusia lainnya seperti masalah muamalah, baik dalam bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, hukum, sanksi, sosial, budaya, dan lain-lain.
Rasulullah SAW diutus oleh Allah SWT adalah dalam rangka membimbing manusia dari jalan kegelapan (jahiliyah), menuju jalan cahaya Islam yang terang benderang. Beliau berdakwah tanpa kenal lelah dengan berbagai cobaan dan ujian yang sangat berat, demi menyebarkan kebenaran Islam keseluruh penjuru dunia.
Sebagaimana dalam Al Qur’an surat at Taubah ayat 33.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
هُوَ الَّذِيْۤ اَرْسَلَ رَسُوْلَهٗ بِا لْهُدٰى وَدِيْنِ الْحَـقِّ
” Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al-Qur’an) dan agama yang benar…”
Aturan-aturan Islam yang berasal dari Allah SWT pencipta manusia, tentu adalah aturan yang terbaik bagi manusia. Karena pada hakekatnya, ketika manusia diciptakan, maka perangkat aturan yang disertakan oleh Allah SWT, jika diikuti maka akan membawa keselamatan bagi kehidupan manusia, baik dunia maupun akherat.
Hukum-hukum Islam sudah lengkap dan sudah diterapkan secara sempurna pada masa Rasulullah SAW dan dilanjutkan pada masa-masa kekhilafahan Islam selama 13 abad. Dengan penerapan aturan Islam diseluruh aspek kehidupan dalam naungan penguasa Islam dan kepemimpinan khilafah Islamiyyah, terbukti membawa Islam dan kaum muslimin pada masa kejayaan dan kemakmuran bagi kaum muslimin. Kaum muslimin hidup dalam keadaan yang baik dan kemajuan disegala bidang serta merasakan kesejahteraan hidup yang sebenarnya.
Kondisi ini berubah total ketika kaum muslimin mulai mencampakkan hukum-hukum Islam dan mengganti dengan hukum-hukum buatan manusia. Keserakahan penguasa dan bobroknya sistem Kapitalisme Sekular yang diterapkan menjadikan manusia terpuruk disegala bidang.
Upaya-upaya untuk mengembalikan aturan Islam ditengah-tengah manusia, yang diserukan oleh kaum muslimin yang sudah menyadari kerusakan ini, justru sering kali dicurigai sebagai upaya-upaya untuk memecah belah kaum muslimin, bahkan dicap dengan sebutan radikal, intoleran, dan cap-cap negatif lainnya. Padahal pada faktanya justru yang menyebabkan kerusakan adalah jauhnya aturan Islam dari kaum muslimin.
Keadaan ini menuntut upaya kebangkitan berfikir umat. Sudah saatnya umat Islam sadar dan kembali ke pangkuan Islam dengan kembali menerapkan aturan-aturan Illahiyah yang telah tercantum dalam Al Qur’an maupun sunah Rasullullah.
Umat Islam harus bangkit kembali dari segala keterpurukan. Maka upaya penyadaran kepada kaum muslimin harus semakin gencar dilakukan. Caranya adalah dengan mendakwahkan Islam secara Kaffah kepada umat, agar umat kembali mempelajari Islam, paham terhadap agama Islam dan akhirnya mau kembali menerapkan aturan-aturan Islam diseluruh aspek kehidupan manusia. Aturan Islam harus diterapkan tidak hanya pada skala individu, namun juga dalam bermasyarakat dan bernegara.
Insya Allah dengan tegaknya kembali aturan-aturan Allah di muka bumi dalam naungan Daulah Khilafah Islamiyyah, akan membawa keberkahan hidup bagi seluruh umat manusia dan Rahmat bagi seluruh alam. [WE/IK].
Views: 10
Comment here