Oleh : Khaziyah naflah (Freelance Writer)
wacana-edukasi com, SURAT PEMBACA– Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan telah menggelontorkan Rp852,2 miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk kontingen Indonesia pada perhelatan SEA Games 2023. Sri Mulyani menyebut APBN dikucurkan melalui DIP Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora) (cnnIndonesia.com,
Dana yang digelontorkan oleh penguasa dalam event olah raga seakan berbanding terbalik dengan keadaan rakyat negeri ini.
Menurut data dari bps.co.id tingkat kemiskinan September 2022 tercatat sebesar 9,57% atau sebanyak 26,36 juta orang berada di bawah garis kemiskinan. Bahkan, beberapa daerah di Indonesia masuk dalam daerah yang dilanda kemiskinan ekstrim. Belum lagi berbagai masalah lainnya seperti stunting, sarana pendidikan yang kurang memadai, serta sarana kesehatan yang belum merata.
Hal ini kian menunjukkan bahwa negara lebih memprioritaskan keberhasilan olah raga dari pada kepentingan pengurusan urusan rakyat. Sebab, keberhasilan event olah raga dianggap sebagai sarana yang dapat meningkatkan prestasi negara di mata dunia. Sehingga, negara rela melakukan apapun demi keberhasilan event tersebut, tanpa terkecuali mengelontorkan dana yang begitu fantastis.
Hal ini wajar terjadi dalam negara yang mengemban sistem kapitalisme sekuler. Sebab, sebuah kepemimpinan dalam sistem ini hanya dijadikan sebagai ajang bisnis atau meraup keuntungan semata. Hubungan penguasa dan rakyat pun bak langit dan bumi. Sehingga wajar jika pengurusan urusan rakyat seperti penyediaan infrastruktur pendidikan, penjaminan kebutuhan rakyat, pengentasan kemiskinan dan lainnya bukan menjadi prioritas di mata penguasa.
Hal ini berbeda jika Islam diterapkan dalam seluruh sendi kehidupan manusia, mulai sistem perpolitikan hingga sistem sosialnya. Islam memandang bahwa seorang pemimpin wajib bertangungjawab penuh atas kebijakan maupun regulasi atas segala bentuk urusan dan pemenuhan kebutuhan rakyatnya. Sehingga, Islam memastikan bahwa kebijakan yang dia emban hanya semata-mata memprioritaskan kesejahteraan rakyatnya dan memperkuat kedaulatan negaranya.
Pemimpin dalam Islam sadar bahwa sebuah kepemimpinan adalah tangung jawab yang akan dimintai pertanggung jawabkan kelak di akhirat. Sabda Rasulullah ” Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Selain itu, Rasulullah juga bersabda “Imam (Khalifah) raa’in (pengurus hajat hidup rakyat) dan dia bertanggung jawab terhadap rakyatnya” (HR Muslim dan Ahmad).
Maka, pemimpin/khalifah menjadikan pengurusan urusan rakyat sebagai prioritas utama, sehingga pengurusan urusan rakyat akan diutamakan seperti pemenuhan kebutuhan rakyat, sarana pendidikan, sarana kesehatan dan lainnya. Hal ini pun telah terbukti pada masa kepemimpinan Islam silam yang mampu mensejahterakan rakyatnya. Wallahu A’alam Bissawab.
Views: 4
Comment here