Opini

Palestina, Butuh Kepemimpinan Islam

blank
Bagikan di media sosialmu

Penulis: Masitha, S.Pd.I. (Praktisi Pendidikan)

Wacana-edukasi.com, OPINI-– Gaza kembali bergejolak. Kebiadaban kita saksikan kembali dari balik layar. Bahkan salah satu tokoh Yahudi mengatakan bahwa penduduk Gaza di Palestina akan sangat mudah dihancurkan di bulan Ramadan saat mereka dalam kondisi lemah dan kelaparan. Militer Israel menembakkan rudal dan roket ke wilayah jalur Gaza, 18 Maret 2025 hingga menewaskan 413 orang dan 500 orang terluka. Mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak.

Berakhirnya Perjanjian Gencatan Senjata

Selain itu, para militer Zionis juga melakukan pengeboman terhadap Rumah Sakit Nasser yang semakin mempersulit warga Gaza. Dalam aksi pengeboman tersebut 2 orang jurnalis dinyatakan tewas pada 24 Maret 2025. Sementara itu, di Khan Younis juga turut menjadi target kebiadaban para Zionis Yahudi. Mereka menjatuhkan bom ke rumah warga dan tenda pengungsian hingga menewaskan Salah al-Bardaweel selaku pimpinan Hamas beserta keluarganya.

Peristiwa ini otomatis mengakhiri perjanjian gencatan senjata tahap pertama antara Israel dan kelompok militer Hamas yang telah berlangsung sejak tanggal 19 Januari hingga 1 Maret 2025. Gencatan senjata yang dimediasi oleh Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar sebelumnya telah membebaskan sekitar 147 tawanan perang dari Zionis dan 369 warga Palestina.

Sayangnya, gencatan senjata yang diharapkan mampu mengakhiri penderitaan rakyat Gaza di Palestina harus usai karena pengkhianatan dari pihak Zionis Yahudi yang tidak mau melanjutkan perundingan pembebasan tawanan dan mengakhiri perang. Ratusan warga Israel di Tel Aviv juga telah menuntut pemerintah PM Benjamin Netanyahu untuk menyelesaikan dan mematuhi aturan gencatan senjata agar para tawanan dapat dipulangkan. Pemerintah Israel di bawah Benjamin Netanyahu dituding membawa ketidakpastian masa depan perdamaian. “Ini sabotase pada semua upaya mencapai perdamaian,” kata anggota Hamas dan Jihad Islam Palestina

Zionis Yahudi telah melancarkan serangan darat terhadap Gaza setelah sebelumnya dikeluarkan peringatan kepada penduduk setempat. Tujuan operasi darat ini demi menciptakan zona penyangga parsial dan memperluas perimeter keamanan
antara wilayah Utara dan Selatan, Rabu (19-3-2025).

Yoav Gallant, selaku Menteri Pertahanan Israel mempertegas bahwa pemerintah akan segera mengeluarkan perintah evakuasi bagi warga di zona konflik. Ia bahkan memberikan peringatan terakhir kepada penduduk Gaza agar mereka mengikuti saran Presiden AS yakni mengembalikan para sandera, dan menghancurkan Hamas. Mereka juga diberikan pilihan lain jika warga Gaza ingin pindah ke luar negeri.

Berakhirnya Gencatan senjata ditandai oleh serangan udara yang semakin memperburuk eskalasi konflik antara Zionis Yahudi-Palestina. Benjamin Netanyahu, selaku Perdana Menteri Israel mengakui bahwa ini baru tahap awal dan pastinya serangan akan terus dilancarkan hingga Israel berhasil menghancurkan Hamas dan membebaskan semua sandera yang ditahan oleh kelompok tersebut.

Tabiat para penjajah Zionis Yahudi yang selalu melanggar perjanjian sebenarnya bukan merupakan hal yang mengejutkan. Sepanjang dekade sejarah gencatan senjata berawal dari tahun 2008 yang difasilitasi oleh Mesir, gencatan senjata hanya bersifat temporer. Ibarat mengobati kemudian dibuat babak belur kembali.

Negara-negara mediator pun hanya berlindung di balik kepentingan dan kedudukan politik. Melakukan berbagai perundingan lewat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) hanyalah sebuah upaya yang mengulur waktu dan sia-sia seiring bertambahnya jumlah korban dalam hitungan detik yang dihujani rudal dan bom yang meratakan rumah-rumah mereka.

Rencana licik dan bengis dari presiden Amerika, Donald Trump, sudah tak malu lagi di publish ke dunia bahwa mereka mengincar tanah rakyat Palestina untuk dijadikan mega proyek Smart City dan ini adalah upaya merebut secara paksa tanah Palestina lewat Ethnic Cleansing. Trump bahkan mengatakan bahwa ia akan memberikan sejumlah wilayah Gaza kepada negara-negara lain di Timur Tengah guna dibangun kembali. “Saya berkomitmen untuk membeli dan memiliki Gaza,” kata Trump kepada wartawan di pesawat Air Force.

Sejatinya peristiwa yang terjadi pada warga Palestina bukan saja terkait serangan militer Zionis terhadap kelompok militan Hamas, tapi ini adalah bentuk penjajahan secara nyata yang didesain secara modern. Penjajahan ini bertujuan untuk mengeruk sumber daya alam seperti minyak dan gas alam yang ada di wilayah Palestina. Negara adidaya seperti Amerika, memiliki power untuk berbuat apa saja demi memperoleh keuntungan yang menjadi ambisi penguasanya. Sementara eksekutornya adalah Zionis Yahudi yang berdiri dibalik negara Israel telah berbuat banyak kerusakan dan kekejian atas izin Amerika.

Butuh Kepemimpinan Islam

Dengan melihat fakta ini, maka sudah seharusnya umat Islam sadar bahwa Palestina hanya butuh solusi tegaknya Syariah dan Khilafah dan bukan sekadar diplomasi atau seruan dari organisasi internasional yang sering kali tidak menyelesaikan persoalan. Sebab tegaknya Khilafah akan memudahkan kaum muslimin untuk mengerahkan kekuatan secara nyata.

Terlebih lagi bagi warga Palestina yang hingga kini masih terus terjajah. Tegaknya Khilafah akan memudahkan pengiriman tentara untuk melawan Zionis Yahudi sebagaimana yang dicontohkan salah seorang pemimpin Islam yang bernama Shalahuddin Al-Ayyubi. Beliau telah berhasil membebaskan Baitul Maqdis dari tangan penjajah. Inilah bukti betapa kaum muslimin khususnya Palestina membutuhkan kepemimpinan Islam untuk memerangi para penjajah. Sebagaimana firman Allah Swt.,

“Dan mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah, baik laki-laki, perempuan maupun anak-anak yang berdoa: ‘Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi-Mu, dan berilah kami penolong dari sisi-Mu!” (TQS. An-Nisa: 75)

Rasulullah ﷺ juga bersabda, “Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya. Ia tidak boleh menzalimi dan membiarkannya dizalimi. Barangsiapa memenuhi kebutuhan saudaranya, Allah akan memenuhi kebutuhannya. Barangsiapa menghilangkan kesusahan seorang Muslim, Allah akan menghilangkan kesusahannya pada hari kiamat.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menjadi bukti betapa pentingnya memiliki kepedulian terhadap saudara-saudara kita di Palestina. Bahwa kita sebagai kaum muslim tidak boleh diam terhadap penderitaan mereka akibat penjajahan dari Zionis Yahudi. Saatnya umat Islam bangkit dan bersatu untuk mengupayakan tegaknya kembali Khilafah sebagai pelindung umat. Agar penderitaan yang dialami oleh warga Palestina segera berakhir hingga bumi Palestina aman dan damai dari kekejaman dan kezaliman Zionis. [WE/IK].

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 2

Comment here