Oleh : Dite Ummu Gaza (Pegiat Dakwah)
Wacana-edukasi.com, OPINI– Dilansir oleh sindonews.com (20/10/2024), pada Sabtu malam Zionis Yahudi melancarkan serangan udara yang menargetkan warga sipil. Sebanyak 73 warga Palestina di permukiman di Beit Lahia, Gaza utara, menjadi korban. Namun seperti biasanya, serangan brutal tersebut seolah menjadi kelaziman, dan pemerintah negara-negara Arab hanya diam.
Juru bicara Badan Pertahanan Sipil Gaza, Mahmud Bassal menyatakan sebanyak 73 korban dan masih banyak lagi yang terluka. Informasi dari kantor Media Pemerintah Gaza menyebutkan bahwa serangan udara Zionis Yahudi menargetkan pemukiman padat penduduk. Wanita dan anak-anak banyak yang menjadi martir.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menampik pemberitaan yang disampaikan oleh otoritas Gaza. IDF mengklaim bahwa serangannya menargetkan Hamas. Kekalahan zionis Israel sebenarnya sudah sangat telak. Mereka yang kalah di pertempuran di darat melampiaskan serangan brutalnya dengan membombardir warga sipil, lansia, wanita, dan anak-anak. Kenyataan yang terjadi, ribuan tentara IDF banyak yang mengalami gangguan stres, dan trauma yang mendalam.
Barat Dalang Penjajahan
Zionis Yahudi masih bertahan karena dukungan negara barat yang terus melegalkan negara Yahudi di kawasan Timur Tengah. Mereka selalu memasok bantuan keuangan dan pasukan militernya. Mereka menjadikan negara-negara di Timur Tengah sebagai boneka untuk mendukung eksistensi entitas Yahudi Israel.
Gempuran rudal dan serangan darat Zionis Yahudi di seluruh wilayah Gaza semakin membabi buta. Pemukiman hancur, rumah sakit dan tempat pengungsian tak luput dibumi hanguskan. Korban yang syahid tak terhitung lagi jumlahnya. Sangat menyedihkan karena negara-negara muslim hanya bungkam. PBB juga hanya sebatas mengecam tanpa berbuat aksi nyata.
Setahun lebih Gaza dijajah, tetapi negara – negara yang memiliki kekuasaan dan tentaranya tak berkontribusi untuk membebaskan saudara sesama muslimnya di Gaza. Ini adalah pengkhianatan besar.
Harusnya sebagai sesama muslim kita adalah satu tubuh. Jika yang satu dizalimi, maka negara yang lain pun ikut merasakan sakitnya dan wajib membebaskannya.
Tidak sedikit pemimpin di kawasan Timur tengah menjadi antek dari negara-negara kafir. Mereka menjadi kaki tangan negara-negara kafir penjajah. Berbagai macam upaya perdamaian banyak dilakukan oleh pemimpin kaum muslim. Tetapi tetap saja tidak bisa mengubah status Zionis Yahudi yang nota bene adalah perampas tanah di Palestina.
Kelompok milisi seperti Hizbullah di Lebanon juga tidak bisa diharapkan. Hizbullah mengaku mempunyai dukungan oleh Iran yang mempunyai pasukan militer yang lebih besar dibandingkan jumlah tentara IDF. Hizbullah juga mengklaim memiliki persenjataan yang besar. Keadaan Palestina tidak akan berubah, apalagi berakhir. Ini disebabkan Hizbullah ataupun Iran, keduanya tidak bekerja dan melayani kepentingan Islam. Mereka adalah pelayan dan boneka dari kaum kafir penjajah, terkhusus Amerika.
Sangat dapat dipastikan Iran maupun Hizbullah tidak akan pernah dapat memorak-porandakan entitas Yahudi. Senjata milisi Hizbullah dan Iran pun tidak akan dapat menghancurkan Zionis Yahudi. Negeri-negeri muslim di sekeliling Palestina juga melakukan hal yang serupa. Mereka bukan membela saudaranya sesama muslim, tetapi mereka bekerja melayani penjajah kafir seperti Prancis, Amerika, dan Inggris.
Karena hal di atas, sangat jelas meskipun dengan kekuatan persenjataan yang besar dengan didukung jumlah pasukan militer yang kuat tidak akan menghancurkan Zionis Yahudi.
Negara muslim yang ada sekarang telah terkotak-kotak atas dasar nasionalisme. Pemimpin negeri muslim tidak bisa bergerak nyata membela Palestina dengan jihad. Mati rasa membuat mereka tidak punya andil sama sekali dalam membebaskan saudara seimannya di Palestina. Ini membuat persaudaraan Islam tidak terwujud. Nasionalisme mengajarkan kepada rakyatnya untuk bersikap acuh tak acuh kepada penderitaan yang terjadi di Palestina. Mereka takut jika ikut campur terlalu dalam akan mengganggu keamanan negaranya sendiri. Kebanyakan dari mereka takut akan diembargo oleh Amerika Serikat yang menjadi dalang dari penjajahan di muka bumi ini.
Hal di atas bertentangan dengan sabda Rasulullah saw. yang berbunyi :
وَااللهُ فِى عَوْنِ اْلعَـبْــدِ مَـا كَا نَ اْلعَـبْـدُ فِى عَـوْنِ أَخِـیْھِ ـ رواه مسلم
“Dan Allah senantiasa menolong hambanya selama hamba-Nya itu menolong Saudaranya” (HR. Muslim).
Jihad dan Khilafah Pembebas Palestina
Umat muslim harus bersatu padu, agar dapat terus bersuara dan menuntut pemimpin negeri muslim segera mengirimkan pasukannya dengan sepenuh kekuatan untuk berjihad di tanah Palestina. Sangat tidak adil jika kita hanya menyerahkan perjuangan ini kepada rakyat Palestina. Mustahil melenyapkan entitas Yahudi dari tanah Palestina tanpa persatuan umat muslim. Karenanya, umat harus bersatu, jihad memerangi kezaliman Zionis Yahudi.
Umat Islam sangat membutuhkan pelindung yang dapat mengayomi seluruh umat di bumi ini. Pelindung itu adalah khilafah. Khilafah akan berperan sebagai pelindung atau junnah bagi semua rakyatnya. Kesejahteraan dan keselamatan rakyat adalah prioritas utamanya. Bukan mementingkan kepentingan kaum kafir atau penjajah.
Kesadaran umat harus selalu dibangun agar memperjuangkan berdirinya khilafah, yang akan menjadi payung dan melindungi semua umat. Bukan hanya umat muslim, tapi selain umat muslim yang bernaung di bawah khilafah akan mendapatkan perlindungan.
Umat harus yakin bahwa harus ada negara khilafah untuk membebaskan Palestina. Entitas Yahudi harus disingkirkan dari setiap jengkal tanah di Palestina. Bahkan membebaskan semua negeri muslim yang tertindas atau dijajah seperti Rohingya, Uighur, dan sebagainya.
Seluruh kaum muslim wajib menegakkan berdirinya khilafah. Bukan hanya segelintir umat saja. Masalah Palestina adalah eksistensi entitas Yahudi dan mereka hanya bisa dilawan dan ditaklukkan dengan tegaknya Khilafah. Dengan demikian, masihkah kita mengabaikan perintah Allah untuk menyatukan kaum muslimin dalam satu negara? Yang demikian itu telah dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.
Wallahu’alam bisshowwab
Views: 17
Comment here