Surat Pembaca

Palestina Merana, Sekat Nasionalisme Membuat Tak Berdaya

blank
Bagikan di media sosialmu

wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Kebiadaban Zionis Yahudi akhir-akhir ini memang cukup mencuri perhatian dunia, tak terkecuali Indonesia. Baru-baru ini Bapak Presiden RI, Joko Widodo menuliskan pernyataan di akun instagram pribadinya bahwa “Dalam satu bulan ini telah terjadi kekejaman di Palestina dan dunia seolah benar-benar tidak berdaya. Lebih dari 7,9 milyar penduduk dunia, lebih dari 190 pemimpin negara, tapi saat ini tak satu pun yang mampu hentikan kekejaman di tanah Palestina” (12/11/2023).

Inilah faktanya, dunia tak berdaya dan tak mampu berbuat apa-apa atas derita rakyat Palestina. Seruan dan kecaman dari beberapa pemimpin negara nyatanya tak menghentikan penjajahan Zionis Yahudi sedikit pun. Tentara militer negeri-negeri muslim tak kunjung bergerak, sementara rakyat Palestina terus dibantai. Ketidakberdayaan negeri-negeri muslim ini tak lain karena adanya nation state dan nasionalisme. Diakui atau tidak, dunia Islam hari ini berada memang dalam kondisi keterpurukan. Status keterpurukan ini terletak pada sekat-sekat negeri muslim.

Kepedulian umat muslim di seluruh dunia, termasuk Indonesia memang patut diacungi jempol. Bantuan donasi, doa, seruan aksi dan boikot produk pro Israel terus menggema. Sayangnya, sebagian pihak menganggap bahwa perjuangan membebaskan Palestina hanya sebatas gerakan nasionalisme saja. Sehingga, yang mereka serukan cukup mendukung kemerdekaan Palestina, tidak lebih.

Padahal jika kita telaah, paham nasionalisme inilah yang menjadi penyebab langgengnya penjajahan Zionis Yahudi yang terus membantai dan menggerogoti tanah Palestina. Negeri-negeri muslim hanya sibuk mengecam dan mengutuk kebiadaban Zionis Yahudi tanpa sedikit pun mampu menurunkan aksi secara militer. Di sisi lain, sudah menjadi rahasia umum bahwa Zionis Yahudi mendapat dukungan kuat dari negara-negara adidaya. Kelahirannya yang hina kala itu dibantu oleh tangan nista Inggris melalui Deklarasi Balfour. Dan kini, di era yang lebih modern, penjajahan mereka terhadap rakyat Palestine didukung penuh oleh rezim Amerika Serikat. Selama nation state dan nasionalisme masih bercokol, maka tidak akan ada negara manapun yang serius menyelesaikan konflik Palestina.

Umat harus paham, bahwa tanah Palestina bukan hanya milik rakyat Palestina saja. Palestina adalah tanah kharajiyah yang didapat umat muslim dengan keringat dan darah perjuangan pada syuhada. Untuk itu, sudah semestinya pembelaan terhadap Palestina membutuhkan kesatuan kekuatan politik dan militer dari seluruh negeri Islam. Persatuan umat di bawah naungan Khilafah untuk membebaskan tanah Palestine dari Zionis Yahudi semakin kasat mata, bahkan urgen dan mendesak. Sebagaimana sejarah keberadaan Khilafah Utsmani di bawah kepemimpinan Sultan Hamid II saat itu nyata menjadi perisai yang menciutkan nyali Zionis Yahudi. Maka, tidak seharusnya perjuangan pembebasan Palestina ini dibingkai gerakan nasionalisme. Sebaliknya, solusi tuntas perjuangan Palestina seharusnya dibingkai dalam persatuan umat dengan penegakan Khilafah.

Galuh Metharia
Aktivis Muslimah, Sleman, DIY

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 26

Comment here