Oleh Ufairoh
Wacana-edukasi.com — Sejak setahun yang lalu, dunia diselimuti pandemi. Hingga hari ini, kasus baru masih bermunculan. Meski fluktuatif, tetapi Covid-19 belum benar-benar hilang.
Dampak pandemi mengakibatkan banyak hal berubah. Pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), dimaksudkan untuk memutus rantai penyebaran virus corona ini. Melalui tag line #DirumahAja, pemerintah mendorong masyarakat tidak keluar rumah. Segala aktivitas perkumpulan dihentikan, tak terkecuali kegiatan keagamaan. Pemerintah mengimbau masyarakat tidak melaksanakan shalat berjamaah di masjid, bagi daerah berlabel zona merah. Hal ini sedikit banyak membuat kaum muslimin nelangsa, terlebih pada bulan Ramadan.
Bulan Ramadan sebagai ‘bulan latihan’ beramal saleh, kini terasa berbeda. Euforia Ramadan seperti shalat tarawih di masjid, tadarus Al-Qur’an bersama, hingga acara buka puasa bersama sebagai penyambung ukhuwah, tidak dapat dilakukan. Pembatasan interaksi untuk proteksi diri, menjadi alasan. Namun, Ramadan tetaplah Ramadan, bulan mulia yang tak boleh dilewatkan begitu saja.
Covid-19 yang melanda dunia, harusnya menjadi cambuk untuk kaum muslimin agar semakin giat beribadah. Sebagai hamba Allah yang beriman, memohon dengan kerendahan hati untuk dikuatkan dan diberi kesabaran dalam menghadapi pandemi. Terlebih pada bulan Ramadan, yang merupakan momentum berlatih mendekat pada Allah SWT.
Bulan Ramadan adalah nikmat dari Allah, sebab bulan ini memiliki beberapa keutamaan.
Pertama, berlimpahnya ampunan Allah SWT. Setiap manusia pastilah sering berbuat salah dan dosa, sengaja maupun tidak. Sebab, berbuat salah dan khilaf adalah hal yang tidak bisa dilepaskan dari manusia. Akan tetapi, pada bulan ini, Allah SWT membuka pintu ampunan selebar-lebarnya bagi hamba yang meminta ampun kepada-Nya. Rasulullah SAW bersabda yang artinya, “Siapa saja di antara kamu yang berpuasa Ramadan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Kedua, Ramadan adalah bulan diturunkannya Al-Qur’an sebagai pedoman bagi manusia. Allah menurunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia, pembeda antara yang haq dan batil. Ia adalah sumber hukum bagi setiap urusan manusia. Mulai dari ibadah, muamalah, akhlak, tak ada yang luput dari pengaturan-Nya. Bagaimana cara mengurus keluarga hingga negara, diberikan panduannya.
Selain itu, Al-Qur’an juga merupakan kitab terakhir yang berisi penjelasan kitab sebelumnya sekaligus menunjukkan pada manusia mana jalan haq dan batil, mana perkara yang halal ataupun yang haram.
Ketiga, saat Ramadan Allah membuka lebar-lebar pintu surga dan menutup rapat-rapat pintu neraka, serta setan-setan dibelenggu. Maka seharusnya setiap muslim memanfaatkan bulan ini untuk memperbanyak amal ibadahnya, memanfaatkan saratnya peluang kebaikan yang terbuka lebar. Rasulullah bersabda yang artinya, “Jika Ramadan telah tiba, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Keempat, Ramadan adalah bulan perjuangan umat Islam. Perjuangan melawan maksiat dan menahan hawa nafsu. Bahkan, pada masa Rasulullah dan kekhilafahan Islam tercatat beberapa peperangan terjadi di bulan Ramadan. Itu semua membuktikan bahwa dalam keadaan berpuasa, Allah mampukan hamba-Nya untuk membela atau menolong agama Allah.
Selain keistimewaan yang empat tersebut, masih banyak lagi keutamaan bulan Ramadan yang sangat disayangkan apabila dilewatkan. Memang tidaklah mudah, menjalani Ramadan di masa pandemi ini. Pembatasan terhadap beragam aktivitas berjamaah, menjadi tantangan tersendiri dalam menyemarakkan Ramadan dengan berbagai kegiatan ibadah. Meski demikian, amatlah rugi bila di bulan mulia ini kita tak menuai banyak kebaikan. Padahal, Allah telah membuka kesempatan sebanyak-banyaknya bagi berbagai kebaikan.
Pandemi memang belum pergi, tetapi Ramadan tetap harus diisi dengan segala kebaikan, sehingga kita tetap bisa menuai rahmat, pahala, dan ampunan dari Allah SWT. Momentum bulan istimewa setiap setahun sekali hendaknya dimaksimalkan guna memperbaiki hubungan pada berbagai dimensi kehidupan. Hubungan vertikal dengan Allah SWT, hubungan horizontal dengan sesama manusia, dalam aktivitas individual hingga sosial, dipastikan semua berjalan sesuai dengan aturan dari Al khaliq Al Mudabbir, Allah Subhanahu wa Ta’ala. Manusia tak akan bisa memastikan adakah kesempatan baginya pada Ramadan tahun depan. Sehingga, selayaknya Ramadan kali ini tak disia-siakan.
Wallahu a’lam bishshawab.
Views: 0
Comment here