Oleh: Nasira Mumtaza, Amd. K. L. (Pengamat Kebijakan Publik)
Wacana-edukasi.com — Pemerintah mewacanakan sekolah tatap muka di mulai pada awal bulan Januari mendatang. Rencana pembukaan ini didukung oleh komisi X DPR RI. Ketua komisi X, Syaiful Huda mengatakan bahwa komisi X mendukung rencana tersebut dengan catatan denga menerapkan protokol kesehatan yang ketat (liputan6.com, 20/11/2020).
Dikutip dari website resmi Kementerian Kesehatan RI, (20/11/2020), Menteri kesehatan, Terawan Agus Putranto, mendukung kebijakan ini. Terawan mengatakan bahwa pembelajaran jarak jauh atau belajar dari rumah telah dilakukan hampir satu tahun ini. Sudah dilakukan kajian dan evaluasi ternyata banyak hal yang dinilai sebagai kendala. Ancaman anak putus sekolah, meningkatnya resiko stres pada anak, kesenjangan capaian belajar dan learning loss yang akan berpengaruh pada perkembangan anak.
Namun ternyata, ahli kesehatan belum merekomendasikan pembukaan sekolah selama wilayah tersebut belum masuk zona hijau. Epidemiolog dari Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman mengatakan bahwa kebijkan pemerintah untuk membuka sekolah pada Januari mendatang tidak realistis. Hal ini di sebabkan karena positivity rate (tingkat penularan) virus corona di Indonesia masih tinggi di atas 10 % (bbcindonesia, 23/11/2020).
Kajian Ilmiah Sebelum Mengambil Kebijakan
Wacana pembukaan sekolah ketika wabah belum menghilang memerlukan kajian yang mendalam. Hal ini karena kebijakan tersebut menyangkut keselamatan jiwa manusia. Saat ini, pengendalian pandemi covid-19 di Indonesia belum maksimal dan belum melewati titik puncak. Pemerintah perlu bekerja sama dengan para epidemiolog dan pihak terkait untuk melakukan kajian ilmiah supaya keselamatan guru dan siswa tetap terjaga.
Pembukaan sekolah sebelum pandemi berlalu di khawatirkan bisa menimbulkan cluster baru. Pasalnya anak-anak terutama tingkat dasar belum memiliki kesadaran untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan. Daya tahan tubuh mereka juga masih rentan, sehingga rawan terjadi penularan dan penyebaran virus di kalangan para siswa. Hal ini tentu akan menimbulkan masalah yang semakin kompleks.
Solusi Islam terhadap Masalah Pendidikan pada Masa Pandemi
Islam merupakan agama yang sempurna dan paripurna. Memiliki sistem kehidupan dan seperangkat aturan yang mampu memberikan solusi atas semua persoalan. Sistem pendidikan dalam Islam bertumpu pada tiga tujuan: pertama, membangun kepribadian Islam (pola pikir/aqliyah dan pola sikap/nafsiyah yang islami. Kedua, membekali anak-anak dengan pengetahuan dan ketrampilan hidup sehingga mampu menyelesaikan masalah yang terjadi. Ketiga, menyiapkan para siswa untuk menapaki jenjang yang lebih tinggi. Proses ini melibatkan peran aktif orang tua dan masyarakat, sehingga tidak bertumpu 100% kepada pihak sekolah. Maka ketika terjadi pandemi anak-anak tidak akan gamang karena sudah terbiasa belajar bersama orang tua dan masyarakat sekitar.
Syariat Islam menjaga jiwa, harta, sehingga dalam masa pandemi keselamatan masyarakat menjadi prioritas utama. Dalam pandangan Islam nyawa manusia sangat berharga di bandingkan dunia seisinya. Sebagaimana sabda Rasulullah “Sungguh lenyapnya dunia ini lebih ringan di sisi Allah daripada terbunuhnya seorang muslim.” (HR an-Nasai, at-Tirmidzi dan Baihaqi).
Ketika wabah melanda maka akan diterapkan kebijakan karantina, guna menekan penyebaran wabah. Pihak berwenang juga melakukan tracking kontak sehingga orang yang terinfeksi bisa cepat terdeteksi dan di ambil tindakan kuratif (penyembuhan). Sementara untuk masyarakat yang sehat di jaga supaya tidak melakukan kontak dengan suspek, sehingga bisa mencegah penularan.
Dengan cara ini maka pandemi akan cepat teratasi. Orang yang sehat tetap bisa beraktivitas sehingga roda perekonomian tidak terganggu, sementara orang yang sakit di jamin kebutuhannya oleh negara. Hal ini seperti yang terjadi pada masa pemerintahan khalifah al-Muntashir Billah, dimana khalifah mendirikan sarana prasarana yang mendukung kegiatan belajar mengajar dilengkapi denga fasilitas kesehatan. Sehingga ketika terjadi wabah proses belajar mengajar tidak terganggu. Krisis multi dimensi juga bisa di cegah, karena neghara mandiri secara ekonomi. Semua sumber kekayaan negara di kelola oleh negara dan hasilnya di kembalikan kepada masyarakat.
Islam menawarkan solusi tuntas untuk mengatasi berbagai macam permasalahan yang tejadi. Pilihan ada di tangan kita, mau memilih solusi yang ditawarkan oleh Islam yang sudah teruji berabad-abad atau mengambil solusi yang lain.
Wallahu a’lam bishshawab
Views: 0
Comment here