Oleh : Ummu Izzah
Sedayu, Bantul, DIY.
wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA-– Kembang api menyambut pergantian tahun baru menyala di setiap penjuru dunia. Termasuk di negeri ini, khususnya di daerah Jakarta saja sedikitnya ada sembilan titik tempat yang di pakai untuk pesta kembang api dalam menyambut tahun baru tersebut, seperti dilansir oleh cnnindonesia.com Tahun baru seolah menjadi harapan perubahan yang harus dirayakan dengan hingar bingar penuh kesenangan bahkan penuh dengan kemaksiatan.
Sementara di belahan dunia lain, ada saudara yang menderita karena negaranya masih membara, Gaza. Ya, Gaza masih membara bukan dengan kembang api tapi dengan roket – roket dari zionis Israel yang terus di tembakkan. Kebiadaban zionis terus bertambah. Seperti yang di laporkan Anadolu Agency (AA), yang menyebutkan sebanyak 24.100 warga Palestina telah tewas akibat serangan Israel. Sementara sekitar 60.834 terluka. Sedangkan menurut PBB, 85% penduduk Gaza telah menjadi pengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan. 60% infrastruktur di wilayah tersebut rusak atau hancur. Sungguh konflik itu telah menciptakan bencana kemanusiaan bagi 2,4 juta orang di Gaza dan membuat sebagian besar wilayah pesisir menjadi puing-puing, seperti dilansir oleh CNBCindonesian.com (15/1/2024).
Tidak jauh beda dengan nasib muslim Palestina. Muslim Rohingya pun mengalami tekanan hidup luar biasa. Muslim minoritas yang selalu tertindas atas kekejaman rezim Myanmar. Pengusiran dari wilayah tinggalnya, membuat mereka terlunta-lunta di berbagai negara tetangga. Termasuk di Indonesia. Penolakan terus dialami para pengungsi. Kejadian yang juga menyedihkan saat terjadi pengusiran tak manusiawi yang dialami muslim Rohingya oleh mahasiswa setempat (bbcindonesia.com, 29/12/2023).
Nasionalisme Penghancur Ukhuwah.
Kaum muslim pun ikut terlena dengan pesta yang ada. Kini, perlahan semakin nampak abainya sikap sebagian kaum muslimin kepada saudara seaqidahnya yang sedang menderita. Mereka lupa ada kewajiban saling menjaga dan membela saudara seiman di mana pun berada, yang semestinya itu terus di jaga sampai kapanpun.
Namun nyatanya, ego kaum muslim disekat batas khayal antar negara. Persaudaraan sesama muslim hilang seketika saat batas negara berbicara. Inilah nasionalisme. Yang akibatnya begitu menyiksa. Tidak ada lagi rasa saling menjaga. Yang ada hanya ego yang mengendalikan perilaku dan rasa.
seiring berjalannya waktu, seolah muslim tak lagi peduli dengan perjuangan muslim Gaza. Perang opini dan boikot produk-produk zionis kian melemah. Pembungkaman yang dilakukan Meta, selaku penggenggam informasi dunia, makin nampak. Opini yang membela Palestina dan Islam semakin dibungkam. Alhasil, ukhuwah Islam kian pupus dalam hati kaum muslim.
Semua ini menjadi bukti betapa abainya negara mempersatukan perasaan kaum muslimin. Konsep nasionalisme yang lahir dari aqidah sekuler telah berhasil menyekat negeri-negeri Islam. Menjadikan semakin hilangnya ukhuwah dalam diri kaum muslim, sehingga membuat kekuatan kaum muslim semakin melemah dan sulit untuk bangkit.
Kaum Muslimin Akan Bangkit Hanya dengan Islam
Saat ini kaum muslim tengah tercerai-berai. Konsep nasionalisme telah merasuk kedalam perasaan dan diri umat. Paradoks kaum muslim dalam bersikap tampak nyata. Pesta kembang api yang penuh gemerlap dan suka cita di tengah penderitaan kaum muslim lainnya.
Padahal Rasulullah SAW pernah bersabda.
“Perumpamaan kaum mukminin dalam saling mencintai, saling mengasihi dan saling menyayangi itu bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga dengan tidak bisa tidur dan merasa demam.” (HR Muslim)
Semestinya umat sadar bahwa umat Islam adalah satu tubuh. Pembelaan dan pertolongan pada kaum muslim yang tertindas harus tampak nyata. Nasionalisme mesti dihapuskan dari pola pemikiran umat. Karena inilah racun yang sesungguhnya. Hanya dengan menanamkan akidah Islamlah, ukhuwah Islam mampu tumbuh dalam jiwa kaum muslim secara utuh.
Sistem Islamlah satu-satunya harapan yang mampu menyatukan kaum muslim di seluruh dunia. Sistem Islam dalam wadah Khilafah, satu-satunya institusi yang mampu menjadi solusi. Hanya khilafahlah yang mampu menghilangkan segala bentuk penjajahan dan penindasan.
Wallahu a’lam bishawab.
Views: 18
Comment here