Oleh: Erdiya Indrarini
Wacana-edukasi.com, NEWS– Pada Ahad (2-2-2025), Ribuan umat Islam Semarang dan sekitarnya melakukan aksi solidaritas dengan tema ” Isra Mi’raj Aksi Bela Muslim Palestina”. Gerakan ini sebagai peringatan isra’ Mi’raj yang merupakan momen penting bagi umat Islam, dan wujud kepedulian terhadap perjuangan kaum muslim di Palestina.
Peserta dari Wonosobo sendiri, berangkat pukul 7.00 WIB dengan tiga armada roda empat (bus), dan sampai Semarang sekitar jam 11.00. Untuk daerah yang lebih jauh, tentu berangkat lebih pagi lagi.
Sebelumnya, dari berbagai daerah melakukan makan siang dan shalat dhuhur berjamaah secara bergantian. Setelah itu, peserta aksi melakukan long march di sepanjang Masjid Baiturahman, kemudian berkumpul di Jalan Pahlawan depan gedung DPRD Semarang. Para peserta membawa poster bertuliskan kalimat perjuangan, dan tuntutan untuk negeri Palestina.
Di antaranya adalah, “Usir Zionis dari Tanah Palestina, Kirim Tentara Bebaskan Palestina, Waspada! Solusi Dua Negara adalah Tipu Daya Yahudi, Satu Umat Satu Pemimpin Bebaskan Palestina.”
Selain itu, bendera-bendera hitam putih bertuliskan La ilaha illallah yang merupakan bendera umat muslim juga berkibar gagah di sana. Bendera itu kita kenal dengan Al-Liwa dan Ar-Raya yang merupakan panji Rasulullah, benderanya umat muslim. Spanduk hitam putih raksasa yang juga bertuliskan la Ilaha illallah pun membersamai aksi tersebut. Itulah kalimat yang seorang muslim lahir didengarkan kalimat itu, hidup berlandaskan kalimat itu, dan berharap mati dengan kalimat itu, yaitu La ilaha illallah Muhammad rasulullah.
Qadarullah, karena Semarang baru saja selesai hujan, maka saat itu hari sangat teduh, bahkan angin sejuk semilir turut menghiasi indahnya Al-Liwa dan Ar-Raya berkibar. Kondisi itu pertanda Allah rida atas aksi Bela Palestina ini. Setelah semua berkumpul dan menyuarakan yel-yel, orasi pun di mulai.
Penyampaian Orasi
Orasi pertama disampaikan oleh Ustadz Sukarno, perwakilan mubaligh dari kota Semarang. Beliau berpesan agar jangan bosan melakukan aksi Bela Palestina, karena Zionis Yahudi pun tidak bosan menjajah dan melakukan genosida terhadap saudara kita Palestina.
Aksi Bela Palestina juga merupakan bagian dari keimanan seorang muslim berdasarkan sebuah hadis yang mengatakan “Barang siapa yang dia bangun tidak memikirkan saudaranya kaum muslim, maka dia bukan golongan dari kaum muslim”.
Beliau juga mengingatkan bahwa di hadapan mata kita, anak-anak Gaza dibinasakan dengan sadis dan bengis, para ibu di perkosa dan dibunuh, bapak-bapak mereka di bantai atau dipenjara. Beliau dengan tegas mengatakan bahwa pantang bagi umat muslim untuk diam.
Ustadz Sukarno juga menyampaikan sebuah hadist yang artinya “Barang siapa melihat kemungkaran, maka cegahlah dengan tangannya/kekuasaannya”. Atas dasar itu, beliau menyeru kepada penguasa negeri ini, pengambil kebijakan, maupun para prajurit dan militer untuk menegakkan keadilan dengan menerapkan sistem pemerintahan Islam yang bernama khilafah.
Pemimpin yang menerapkan sistem pemerintahan Islam, akan dicatat dalam sejarah sebagai manusia perubahan peradaban. Bahkan, negeri ini tak sekadar menjadi macan Asia, tetapi akan menjadi macan dunia.
Orasi kedua disampaikan oleh Ustadz Oscar Kaenin perwakilan ulama Semarang Barat. Beliau mengatakan bahwa Palestina adalah tanah kharajiyah milik kaum muslimin. Oleh karena itu, setiap muslim wajib mempertahankan dan membelanya dari penguasaan orang-orang kafir termasuk Zionis Yahudi sebagaimana dahulu yang dilakukan oleh Khalifah Sultan Abdul Hamid II.
Bahwasanya, kala itu Theodore Hazel perwakilan entitas Yahudi meminta sejengkal tanah Palestina. Tanpa malu, ia pun berusaha menyuap 150 juta Poundsterling, tetapi Sultan Abdul Hamid menolak karena Palestina bukan miliknya, tetapi tanah kharajiyah milik umat muslimin di seluruh dunia.
Orasi ketiga, Ustadz Muhibbudin menyampaikan bahwa sesama muslim di mana pun berada adalah saudara. Karena itu, sebagai muslim kita wajib menolong saudara kita di Palestina yang sedang dirampok oleh entitas Yahudi, yaitu dengan mengusir perampok tersebut, bukan dengan yang lain.
Pada orasi yang keempat, Ustadz Darsopan KGB mengatakan bahwa akar masalah Palestina adalah bercokolnya entitas Yahudi di Palestina, dan tidak adanya khalifah sebagai pelindung umat muslim dari kekejian orang kafir. Mereka terus melakukan pembantaian atau genosida, dan kaum muslim tidak bisa berbuat apa-apa.
Oleh karena itu, solusi sejati adalah dengan mengirim tentara untuk mengusir mereka, serta menegakkan sistem, aturan, serta hukum pemerintahan Islam yang bernama khilafah. Menerima tawaran gencatan senjata sejatinya adalah bentuk pengkhianatan, karena dari zaman ke zaman, orang-orang Yahudi terbukti sebagai penghianat sejati.
Orasi terakhir adalah Ustadz Yogi Abarri, selaku aktivis penggerak perubahan. Dalam orasinya beliau mengatakan bahwa gambaran dari gencatan senjata yang dilakukan 19 Januari 2025 adalah mencurigakan, lalu mencurigakan, kemudian mencurigakan. Gencatan senjata merupakan strategi untuk mengalihkan fokus dari serangan ke Gaza yang melelahkan, untuk melakukan aneksasi daerah Jenin, Tepi Barat Palestina.
Sesekali panitia menyampaikan melalui mikrofon agar peserta aksi tetap bersemangat, dan tim medis pun siap siaga jika ada yang tidak kuat berdiri. Ketika seorang peserta ditanya “Apakah lelah berdiri selama 2,5 jam dengan membawa anak? Dia pun menjawab, “Lelahnya berdiri 2,5 jam tidak sebanding dengan letihnya perjuangan anak-anak Gaza.”
Saat peserta aksi mulai dihinggapi kepenatan, panitia menyuguhkan aksi teatrikal yang dibawakan oleh para remaja muslim Semarang. Teatrikal itu menggambarkan fenomena yang dialami Palestina dari waktu ke waktu, bahwa ketika Umat Islam tidak bersatu dalam satu kepemimpinan, maka akan dengan mudah dikuasai, dan menjadi santapan kebiadaban para penjajah.
Pernyataan Sikap
Acara di akhiri dengan pernyataan sikap untuk membebaskan Palestina. Pernyataan sikap dari Forum Masyarakat Muslim Semarang Peduli Palestina ini dibacakan oleh Ustadz Abdullah Ibnu Abdurrahman. Isi pernyataan sikap itu di antaranya menjelaskan bahwa gencatan senjata hanya menghentikan serangan di Gaza saja, tetapi berpindah ke Jenin, Tepi Barat Palestina.
Gencatan senjata disinyalir hanya waktu jeda untuk menyusun makar selanjutnya yang lebih bengis lagi. Solusi apa pun yang ditawarkan negeri-negeri penjajah itu, sejatinya tidak akan mengembalikan kebebasan Palestina. Solusi dua negara juga hanya tipu daya, karena hakikatnya adalah memberi tempat bagi Zionis Yahudi, dan pengakuan ada negara baru di atas negeri Palestina.
Oleh karena itu, kebebasan negeri Palestina adalah dengan mengusir entitas Yahudi yang telah merangsek menduduki tanah Palestina dengan genosida. Entitas Yahudi menyerang dengan tentara, maka negeri muslim pun harus mengusir dengan mengirim tentaranya.
Palestina adalah tanah kharajiyah milik kaum muslim di seluruh dunia, dan merupakan kiblat pertama. Dengan demikian, pentingnya umat muslim bersatu dalam sebuah institusi Islam dan dalam satu kepemimpinan Islam.
Acara ditutup dengan pembacaan doa untuk mengharap keberkahan dan pertolongan Allah Swt. Para peserta membubarkan diri dengan tertib dan kembali ke daerah masing-masing.[] WE/IK.
Views: 44
Comment here