Bahasa dan SastraPuisi

Pemangku Negeri

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Ikhwatunnisa

Yang terhormat, Pemangku Negeri
Dari kami korban janji-janji

Puing-puing reruntuhan masih berserakan
Bagai bumi tak sanggup lagi menahan
Oh, betapa pilu kami rasakan
Rasa hati tak ingin bertahan

Wahai para pemangku negeri
Kami memilih bukan ingin janji-janji
Cukuplah bukti kau tunjukan pada kami
Dengan segenap jiwa raga yang dimiliki

Sudahlah cukup mematung diri
Bersembunyi di balik tirani
Bekerja sebagai pengampu negeri
Amanah harus ditepati

Wahai yang terhormat , pemangku negeri
Baru beberapa saat musibah terjadi
Belum selesai semua dibenahi
Musibah lain datang menghampiri

Bukan, bukan kami mengingini
Musibah terjadi bertubi-tubi
Bukankah kita harus bermuhasabah diri
Ini terjadi karena demokrasi

Satu persatu buruknya semakin terlihat
Ibarat patung hancur tak bisa lagi dipahat
Sedang ada sistem yang membawa nikmat
Tapi, tidak diambil sebagai jalan penyelamat

Hidup di dunia hanyalah sementara
Akhirat kekal jelas surga tujuannya
Harta dan tahta tidak akan dibawa
Tidak berarti di sisi-Nya, sebab takwa yang utama.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 4

Comment here