Opini

Pembajakan Peran Generasi Muda, demi Pesta Demokrasi

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Sherlina Dwi Ariyanti, A.Md.Farm.
(Aktivis Dakwah Remaja)

Pemuda, Sasaran Pesta Demokrasi

Wacana-edukasi.com, OPINI– Tidak lama lagi pesta demokrasi untuk daerah akan kembali digelar. Pemilihan kepala daerah kota/kabupaten hingga Gubernur sebagai pemimpin provinsi serentak diselenggarakan 27 November 2024. Menariknya, sejak tahun 2023 telah disampaikan bahwa pemilu 2024 akan didominasi dengan generasi milenial dan generasi Z. Ini relevan dengan data yang dikantongi oleh Komisi Pemilihan Umum(KPU) yaitu pemilih pada pemilu 2024 sebanyak 55% terdiri dari generasi milenial dan generasi Z.

Hal ini menyebabkan ada treatment khusus untuk memastikan generasi muda bisa menjadi partisipan didalam pesta demokrasi kali ini. Dilansir dari Jatim.antaranews.com(09/10/2024) salah satunya yang dilakukan pemerintah kota Probolinggo yaitu menyelenggarakan pendidikan politik bagi pemilih pemula di Ruang Puri Manggala Bhakti kantor Wali Kota Probolinggo, Jawa Timur. Dimana sasarannya adalah tingkat SMA/SMK/MA sederajat dan purna-Paskibraka kota Probolinggo

Peran Politik Pemuda Dibajak

Sejatinya pendidikan politik adalah salah satu aspek yang harus dikuasai oleh generasi muda. Namun kebenaran standar pengetahuan politik yang diberikan kepada generasi muda yang harus dipertimbangkan kembali. Dilansir dari Jatim.antaranews.com(09/10/2024) Kepala Bakesbangpol Kota Probolinggo M. Son Hadji mengatakan kegiatan sosialisasi ini untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terdepan dalam menyukseskan pilkada serentak tahun 2024. Ia berharap peserta yang hadir ikut mendorong suksesnya pelaksanaan pilkada dan meningkatnya partisipasi politik sehingga bisa menyalurkan hak untuk memilih dan mengajak teman-temannya agar partisipasi pemilih di Kota Probolinggo meningkat.

Secara tersirat tujuan pendidikan semacam ini hanya untuk menjadikan pemuda sebagai pendongkrak suara didalam pemilu. Dan sangat miris, ini adalah salah satu bentuk pembajakan peran pemuda dalam kehidupan demi keuntungan politik segelintir pihak. Selain itu, tujuannya adalah memenangkan salah satu peserta pemilu. Ditambah dengan segala macam program yang dilaksanakan oleh para pasangan peserta pemilu dengan dalih mewadahi aspirasi pemuda. Hal ini semakin menarik pemuda untuk aktif didalam proses pesta demokrasi.
Namun, kenyataan tidak bisa ditutupi bahwa segala macam Pendidikan dan peran pemuda didalam pesta demokrasi ini tidak akan menghasilkan perubahan kehidupan pemuda menjadi lebih baik. Buktinya bisa dilihat dari perjalanan politik hingga tahun ini secara nasional. Kondisi pemuda khususnya Probolinggo kenakalan remaja hingga kriminalitas pemuda masih banyak. Hal ini menjadi salah satu indikator yang menunjukkan bahwa posisi politik saat ini tidak bisa mencetak generasi menjadi individu yang berkualitas baik.

Kondisi memang wajar terjadi karena posisi politik saat ini dalam mengatur daerah tidak sampai pada aspek menjamin generasi berkualitas. Politik tidak hanya bergerak untuk membangun ekonomi namun sangat berperan pada aspek pendidikan generasi. Kualitas generasi termasuk Probolinggo yang masih dalam kategori rusak karena banyak kenakalan, kriminalitas, perzinaan menunjukkan bahwa hasil pendidikan yang harusnya diatur oleh politik tidak bisa mencegah generasi untuk menciptakan kerusakan-kerusakan tersebut. Hal ini memang sangat logis terjadi menurut hukum kausalitas. Sebabnya dikarenakan politik yang diterapkan di negara ini termasuk Probolinggo adalah politik demokrasi yang terlahir dari politik sekuler. Dimana politik ini terlahir dari kebijakan-kebijakan manusia yang terbatas akalnya.

Berakibat posisi politik ini tidak bisa mencetak generasi-generasi berkualitas karena politik sekuler-demokrasi secara mutlak memisahkan kehidupan politik dari agama. Padahal secara jelas, bahwa Islam adalah agama yang berasal dari pencipta manusia dan memiliki aturan lengkap untuk menjaga manusia. Dan secara mutlak generasi berkualitas hanya terlahir dari penerapan agama yaitu Islam dalam kehidupan generasi. semua analisa menunjukkan bahwa keaktifan pemuda dalam pemilu ini tidak akan membuahkan perbaikan secara menyeluruh.

Pemuda Muslim Politis

Memang benar pemuda adalah pelopor perubahan dan sangat berpotensi untuk menjadi influencer ditengah kehidupan. terkait pemuda yang politis, didalam Islam sudah seharusnya generasi dididik dengan pemikiran politik,. Hal ini dikarenakan posisi politik didalam Islam adalah kekuatan bagi penerapan syariat Islam untuk kemaslahatan umat.

Pernyataan bohong, ketika disampaikan bahwa Islam tidak mengejar kekuasaan ataupun jangan dicampur dengan politik. Fakta menunjukkan bahwa pada saat Islam diturunkan oleh Allah SWT sebagai Al-Khaliq tujuannya adalah agar agama ini diterapkan didalam kehidupan dalam naungan negara. Dan perintah ini telah dilaksanakan oleh Rasulullah dengan perjuangan yang tidak mudah. Segala penolakan diterima oleh Rasulullah namun berbuah pertolongan Allah yaitu kekuasaan yang Allah berikan melalui pemimpin Madinah. Tapi perlu diingat bahwa politik yang diperjuangkan Rasulullah adalah politik Islam bukan demokrasi.

Selain itu, dalam perjuangan politik Islam Rasulullah tidak berjuang sendiri. Beliau didampingi oleh pemuda-pemuda yang telah dididik dengan aqidah Islam serta politik Islam hingga memahami bahwa penerapan Islam secara sempurna membutuhkan kekuasaan untuk diterapkan dalam naungan negara. Hal ini dikarenakan jiwa Islam ideologis pemudanya begitu kuat sehingga membuat mereka memahami arah gerak politiknya yaitu untuk penerapan Islam.

Selain itu, kondisi perjuangan Rasulullah menunjukkan bahwa tidak secara mandiri, melainkan secara berjamaah. Tak sebatas berjamaah namun dalam naungan partai politik Islam. Partai politik sendiri memiliki kriteria yaitu ada ide(fikrah), methode melaksanakan fikrahnya(thariqah). Dilansir dari Muslimahnews.id(28/10/2024) bahwa didalam partai politik islam haruslah memiliki fikrah (ide-ide, pemikiran) yang jelas dan ideologi yang sahih, yakni Islam. Jika ada parpol Islam, tetapi ideologinya bukan Islam, tentu patut dipertanyakan landasan dalam menentukan visi dan misinya.

Dari seluruh Gambaran ini sangat jelas bahwa pemuda muslim tidak hanya diambil perannya ketika pemilihan pemimpin selayaknya disistem demokrasi ini. apalagi sampai bersikap apolitis. Kondisi ini seharusnya disadari oleh para pemuda bahwa memperjuangkan politik demokrasi bahkan mengambil peran besar dalam pesta demokrasi adalah pilihan yang berdampak memperpanjang kesengsaraan rakyat termasuk diri mereka sebagai generasi muda.

Sudah saatnya generasi muda menjadi agen perubahan kehidupan menjadi lebih baik dengan kembali penerapan politik Islam. Hal ini juga harus menyadarkan pemuda bahwa harapan perubahan yang mereka sematkan dipundak partai-partai sistem demokrasi hanya harapan palsu karena pada akhirnya kemaslahatan hanya diberikan pada segelintir orang bukan seluruh umat. Seharusnya mata generasi muda sudah terbuka untuk memperjuangkan peradaban Islam Bersama dengan partai yang memperjuangkan peradaban Islam dalam naungan Khilafah. Bukan malah melanggengkan sistem kufur demokrasi. Wallahualam bissawab

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 2

Comment here