Opini

Pemberdayaan Perempuan di Tengah Resesi Ekonomi, Solusi atau Eksploitasi?

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh Putri Aulia Maret (Aktivis Dakwah Kampus)

wacana-edukasi.com, OPINI– World Bank, dalam laporan terbarunya bertajuk Global Economic Prospects edisi Juni 2022 memperingatkan munculnya resesi ekonomi bersamaan dengan stagflasi akibat pandemic covid-19, ditambah perang Rusia-Ukraina. Sehingga, ekonomi global mengalami penurunan pertumbuhan yang diikuti dengan peningkatan inflasi dan stagflasi.

Faktanya tidak semua terdampak resesi ekonomi, berdasarkan data yang di kutip dari detik finance, orang terkaya di dunia terus menerus bertambah hartanya. Kekayaan segelintir orang ini terus bertambah dengan cepat selama dua tahun di tengan peandemi covid-19 yang berkecamuk. Di lansir dari CNN, Senin (16/1/2023) Kekayaan 1% populasi melonjak sebesar US$ 26 triliun atau sekitar Rp. 387,4 kuadriliun, sedangkan 99% terbawah hanya melihat kekayaan bersih mereka naik sebesar US$ 16 triliun atau sekitar Rp. 239,4 kuadriliun (kurs fip 14.900).

Di Indonesia Sekretaris Utama Badan Pusat Statistik (BPS) Atqo Mardianto mengatakan tingkat ketimpangan perrmaret 2023 berada di level 0,388 atau naik dibandingkan berakhir September 2022 pada level 0,381.

Di sisi lain Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan angka kemiskinan semakin menurun. Namun jika kita cermati, Ketika bank dunia merekomendasikan acuan garis kemiskinan di Indonesia disesuaikan dengan global, yaitu sebesar US$ 3,2 PPP per hari namun ditolak. Rekomendasi tersebut tertuang dalam laporan bank dunia bertajuk “Indonesia poverty assessment pathways towards economic security”.
Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani jika Indonesia menggunakan ukuran yang disarankan Bank Dunia, 40 % masyarakat Indonesia seketika akan jatuh miskin. Artinya jika jumlah penduduk Indonesia berjumlah 275 juta orang (BPS 2022), warga miskinnya ada sebanyak 110 juta orang. Oleh karnanya ukuran tersebut di anggap tidak cocok diterapkan di Indonesia yang masing-masing wilayahnya memiliki struktur harga yang berbeda stu sma lain.

Kritik Solusi Ala Kapitalis

Di sini dapat dilihat pemerintah tampak menolak fakta bahwasannya Indonesia mengalami kemiskinan yang meningkat, dengan mengubah data menggunakan ukurannya sendiri padahal tampak jelas indonesi mengalami peningkatan tingkat kemiskinan. Sri muliyani juga mengatakan untuk menuntaskan kemiskinan adalah menciptakan lapangan kerja, dan agar terbuka lebar lapangan kerja yaitu dengan perbaikan iklim investasi. Selain itu, pemerintah juga mencanangkan perlunya pemberdayaan perempuan di semua sektor pembangunan dalam mengatasi resesi global pasca pandemi yang nyata telah menimbulkan berbagai problem terutama menimpa perempuan.

Nyatanya tingginya investasi tidak menjamin terbukanya lapangan kerja bagi masyarakat. menurut data Kementrian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) tahun ini, investasi asing melonjak hingga Rp. 175,2 triliun. Namun, serapan kerjanya malah menurun dari kuartal sebelumnya yaitu sebanyak 134,952 orang. (kata data, 25-1-2023). Tidak sampai disitu Bank Dunia merekomendasikan Indonesia untuk menghapus pembebasan PPN guna menghasilkan tambahan, penerimaan sepertiga dari potensi dari penerimaan PPN (0,7% dari PDB) dan itu nanti akan direncanakan oleh Menteri Keuangan Sri Muliyani.

Dari sini muncullah solusi pemberdayaan perempuan secara ekonomi yang dijadikan salah satu pembahasan di G20. Ketua Umum Panitia Nasional Conference on Womens Empowerment (MCWE) G20 2022 mengatakan, pertemuan G20 mengangkat tema pemberdayaan perempuan di bidang ekonomi yang merupakan titik awal dalam mengatasi berbagai permasalahan terkait perempuan dan anak.

Solusi ini seakan mengharuskan perempuan dalam mengambil peran demi mengatasi masalah ekonomi, memandang perempuan sebagai masalah dalam situasi ini sehingga harus berdaya di bidang ekonomi, padahal masalah ekonomi itu terstruktur dan tidak tepat jika hanya dengan melibatkan perempuan karna dampaknya perempuan yang seharusnya berperan sebagai ibu dan pendidik generasi malah dipalingkan fokusnya ke bidang ekonomi.

Intinya penting kita pahami bahwa dorongan negara-negara untuk memberdayakan perempuan tidaklah Ikhlas dalam rangka meningkatkan kualitas hidup perempuan. Tujuan barat kapitalis ini sebenarnya adalah agar keuntungan ekonomi mereka bisa tetap aman. Tujuan mereka dalam agenda ini adalah agar tingkat kerja kaum perempuan meningkat demi kepentingan keuangan mereka.hal ini bisa kita perhatikan dari kalimat hilary Clinton dalam sebuah konferensi di Peru, dia mengatakan, “ pembatasan partisipasi ekonomi perempuan membuat kita kehilangan banyak sekali pertumbuhan ekonomi dan pendapatan di setiap wilayah di dunia. Di Asia Pasifik, lebih dari $40 miliar dari PDB yang hilang setiap tahun”.

Tak heran sistem kapitalis mengeksploitasi bahan feminism dan kesetaraan, mempromosikan pemberdayaan perempuan dalam ekonomi, itu semua demi finansial murni. Tidaklah lain narasi ini hanyalah kebohongan kapitalis dan feminis yang telah menipu kaum perempuan.

Jika kita menelisik lebih dalam terdapat misi terselubung kapitalisme dalam setiap kampanye pemberdayaan perempuan yang mereka gaungkan diantaranya:

Pertama: memalingkan perempuan dari hakikat persoalan, perempuan akan berpandangan bahwa untuk perbaikan ekonomi keluarga adalah metreka harus bekerja berpartisipasi menjadi pelaku ekonomi.

Kedua: Perempuan dijadikan mesin ekonomi pada skala mikro menengah kemudian terjadilah peningkatan produksi barang dan jasa, Ketika trjadi peningkatan jumlah barang dan jasa pertumbuhan ekonomi meningkat. Dan barat tetap memonopoli akses SDA.

Ketiga: perempuan dijadikan sebagai pasar yang memulihkan ekonomi barat. Ketika pendapatan keluarga meningkat, daya beli meningkat, maka secara massal mereka bisa membeli produk-produk barat, karna pasar dibiarkan tanpa proteksi dari negara (pasar bebas). Padahal dari beberapa poin diatas tidak seharusnya demikian.
Keempat: perempuan akhirnya teralihkan dari fungsi utamanya sebagai umun warobastul bait, dampaknya seolah-olah menjadi pahlawan ekonomi, sehingga muncullah fenomena baik ketika sudah menikah atau sebelum menikah.
Kelima: penderitaan perempuan karna banyaknya beban yang harus ia tanggung yakni beban satu, bagaimana ia harus makan, beban dua memberi negara makan, beban ketiga mempertahankan pasar kapitalisme tetap hidup agar industri bisa kasi makan lewat pajaknya, beban ketiga mau ga mau ia harus menjadi umun warobatul bait.
Inilah beban yang ditanggung perempuan saat ini adalah gambaran bahwasannya program-program kapitalisme ini gagal dalam mewujudkan kesejahteraan perempuan. Dan menjadi cerminan fakta sekuler kapitalistik memberi ruang hidup yang buruk bagi perempuan.

Peran Negara Menjamin Kesejahteraan Perempuan

Definisi “miskin” di dalam Islam adalah seseorang yang tidak mampu memenuhi kebutuhan primernya, yaitu sandang, pangan, dan papan. Ukurannya tidak dipukul rata seperti halnya pengukuran garis kemiskinan saat ini. Islam memahami bahwa manusia adalah makhluk sosial yang memiliki perbedaan.

Selain itu, dalam pemberian nafkah terhadap perempuan, islam memiliki sejumlah mekanisme. Pemberian nafkah terhadap perempuan, yakni yang pertama; dibebankan pada ayah atau suami. jika tidak ada atau tidak mampu, maka ahli waris wajib menafkahi para ibu, kemudian kedua; jika tidak ada ahli waris, maka negara wajib menanggung kebutuhan para ibu dari baitul mal. Lembaga tempat menghimpun harta sebagai pemersatu negara adalah Baitul Mal. Ketiga; Jika di baitul maal tiak ada harta sama sekali, maka kewajiban menafkahi orang beralih ke kaum muslimin secara kolektif.

Berbagai mekanisme yang akan dijalankan sistem Islam untuk mengatasi situasi krisis global adalah menyelesaikan problem dari muaranya. Bukan hanya memberi solusi sekedar bertahan hidup ala kadarnya dengan berbagal pengorbanan perempuan dan anak-anaknya.

Pertama, Negara Khilafah akan mengakhiri segera pembayaran utang berbasis bunga (riba) dari IMF dan semua pinjaman lain, karena Khilafah adalah negara yang mandiri tidak bergantung pada bantuan asing apapun.

Kedua, Negara Khilafah akan menghapus perekonomian rakyat berbasis riba, Menutup bank-bank ribawi dan mengalihkannya pada akad-akad syariah.

Ketiga, Negara Khilafah akan melarang semua bentuk penimbunan kekayaan.

Keempat, Negara Khilafah akan menstabilkan pasokan uang dan harga dengan memastikan bahwa mata uang kertas sepenuhnya didukung oleh emas atau perak, mencegah inflasi

Kelima, Negara Khilafah akan menghilangkan segala bentuk pajak. Khilafah akan menerapkan skema pungutan berdasar ketentuan dari Syariat Islam. Keenam, Negara Khilafah akan mengelola semua sumber daya milik umum dan menggunakannya untuk kepentingan umum sehingga semua merasakan manfaat dari aset-aset penting. Sebab kekayaan alam termasuk dalam kepemilikan umum. Rasulullah saw bersabda Kaum muslimin berserikat dalam tiga hal air, padang rumput dan api (HR Abu Dawud, Ahmad, Ibnu Majah)

Dan yang terakhir, negara Khilafah akan meninjau kembali lahan-lahan pertanian, sehingga para pemilik lahan yang mengabaikan tanahnya akan diberi peringatan untuk segera mengolahnya.

Sejarah telah membuktikan keberhasilan negara islam dalam memberikan penghargaan yang tinggi terhadap perempuan dan penjagaan terhadap kehormatan dan kemuliaan perempuan.

Abdullah bin Abbas sahabat Nabi berkata: “Aku tahu dak ada perbuatan lain yang lebih mendekatkan Seseorang kepada Allah daripada perlakuan baik dan hormat terhadap ibunya” Julia Pardoe Sejarawan Inggris menulis mengenai status ibu di era Khilafah Utsmani tahun 1836: “Fitur yang sama-sama indah dalam karakter orang Turki adalah penghargaan dan penghormatan mereka terhadap ibu, dia tempat berkonsultasi dan mengungkapkan isi hati, yang didengarkan dengan penghormatan dan penghargaan, dimuliakan hingga akhir hayatnya, diingat dengan penuh kasih sayang, dan penyesalan setelah pemakamannya.

Vohsson, perempuan Armenia yang bekerja di Kedutaan Besar Swedia di Turki selama abad ke-18 menyatakan tentang Khilafah Utsmani,”Siapapun yang berperilaku buruk terhadap seorang perempuan, tidak peduli posisi atau agamanya, tidak akan bisa lolos dari hukuman, karena agama memerintahkan secara umum bahwa perempuan harus dihormati. Untuk alasan ini, baik polisi dan hakim menangani dengan sangat serius siapapun yang telah memperlakukan perempuan dengan buruk.

Oleh karnanya, saatnya kita harus menolak system kapitalisme dan demokrasi yang sekuler, menolak nation state yang membuat kita lemah dan kehilangan sumber daya alam dengan mengganti para penguasa korup dan tidak kompeten yang telah memperbudak kita serta menolak campur tangan Lembaga asing.

Kita juga harus menolak ide perempuan sukses dan pemberdayaan perempuan ala barat, yakni ‘dengan menjadi perempuan bekerja’ yang telah di promosikan sebagai kebohongan yang menjebak untuk mengeksploitasi kita.

Sudah saatnya kaum perempuan menyadari bahwa solusi yang hakiki hanyalah dengan islam, dengan islam kita bisa mendapatkan kesejahteraan, selain itu perlu adanya sebuah sistem yakni sistem islam kaffah yang dijadikan aturan dalam segala lini kehidupan, karna dengan syariat islam kaffah perempuan akan mulia dan sejahtera.

Wallahu a‘lam bishawab

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 75

Comment here