wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– KPU Provinsi Kalimantan Barat sudah mengajukan anggaran untuk pemilu 2024 sebesar Rp362 miliar. Angka tersebut dianggap sebagian terbilang jumbo, tinggi dan mahal demi suksesnya perhelatan pesta demokrasi di Kalbar tahun 2024 mendatang. Pemerintah Provinsi Kalbar sebagai penyedia anggaran, mungkin masih merasa keberatan dan minta dirasionalisasikan kembali angkanya. Mana kebutuhan paling penting, mendesak untuk dianggarkan dan mana yang tidak penting (www.prokalkalbar.com 12/09/2023)
Syarif Amin Muhammad, Wakil Ketua DPRD Kalbar sekaligus koordinator Komisi 1 DPRD Kalbar menyampaikan bahwa DPRD Kalbar sesungguhnya mensupport atas kegiatan-kegiatan KPU Kalbar, selama tidak melebih-lebihkan. Harusnya ada angka penghematan ketika pemilu dilakukan secara bersamaan.
KPU Kalbar beralasan bahwa angka gaji yang bertugas di KPU mengalami penyesuaian atau kenaikan. Di sisi lain biaya operasional juga naik. Biaya transportasi juga ketiban naik. Dana perimbangan dari pusat susah diperoleh yang ada PAD Rp3 triliun lebih.
Demokrasi telah menipu manusia melalui pemilu dan pemilu. Seolah jika sudah melangsungkan pemilu, suatu negara akan dianggap hebat, adil, dan demokratis. Padahal faktanya, sisi bahaya demokrasi sejatinya terletak pada penerapan aturan sekuler dan liberal sebagai bukti pembuatan aturan kehidupan oleh tangan-tangan durjana manusia sehingga meminggirkan aturan dari Allah Ta’ala.
Ditambah lagi, pemilu tidak murah. Uang yang terbilang sangat besar, uang yang semestinya bisa dimanfaatkan untuk rakyat keseluruhan dalam mencukupi kebutuhannya, malah dialihkan untuk berpesta. Pesta 5 tahunan yang berulang melahirkan pemimpin yang sama lagi kebijakannya masih dalam cengkraman dan dominasi kapitalisme. Maka berganti pemimpinnya pun tak ubahnya gaya kapitalis. Janji janji manis ditebar, padahal kelak pun disetel oligarki. Entah kapan rakyat sadar akan hal ini? Politikus demokrasi itu merebut kursi kekuasaan, bukanlah buat rakyat.
Saatnya umat berpaling ke sistem Islam yang sangat mudah dan murah mekanisme suksesi pemimpinnya yakni khalifah. Karena kita semua membutuhkan pemimpin yang memiliki pandangan menyeluruh atas semua persoalan umat yang menerapkan aturan-aturan dari sistem terbaik, sebuah sistem yang telah Allah tetapkan bagi manusia, yaitu sistem Islam. Dari sistem Islam inilah akan dilahirkan kepemimpinan ideologis, kepemimpinan yang bersumber dari din Islam semata.
Yeni
Pontianak-Kalbar
Views: 28
Comment here