Surat Pembaca

Pengangguran Meningkat, Bukti Gagalnya Sistem

blank
Bagikan di media sosialmu

wacana-edukasi.com– Pengangguran merupakan masalah klasik di negeri ini yang belum terselesaikan. Pasca berakhirnya pandemi covid-19, berbagai janji manis kerap dilontarkan penguasa untuk menghapuskan problematika rumit terkait kekurangan lahan pekerjaan. Faktanya persoalan tak pernah kunjung usai, angka tuna karya terus bertambah.

Belum lama ini Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Bandung menggelar “Mini Job Fair Spirit Bedas 2022”. Acara tersebut diadakan di halaman Kantor Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung. M. Zumhan selaku Kepala Bidang Perencanaan dan Informasi Pasar Kerja Disnaker setempat mengatakan bahwa acara ini diikuti oleh 10 perusahaan yang menyediakan 600 lowongan pekerjaan yang diincar 4.150 para pencari kerja. (jabar.idntimes.com, Selasa, 18 Oktober 2022).

Saat ini angka pengangguran di Kabupaten Bandung setelah pandemi mencapai 8,2 persen atau sekitar 200 ribu orang. Meningkatnya angka tersebut pada dasarnya disebabkan oleh faktor sistemik, yaitu akibat penerapan kapitalisme sekular yang diberlakukan di negeri ini.
Berbagai kebijakan yang digulirkan tidak akan mampu menangani permasalahan ketenagakerjaan. Buktinya pengangguran bukannya berkurang, tetapi bertambah hampir setiap tahunnya.

Kapitalisme meniscayakan ekonomi bergerak di sektor riil dan non riil. Di seluruh negara yang menerapkan ekonomi kapitalis, sektor non riil tumbuh melesat berkali lipat dibanding sektor riil. Sehingga jumlah uang yang terserap di sektor riil jauh lebih sedikit dibanding non riil. Uang yang awalnya berfungsi sebagai alat tukar, beralih menjadi komoditas yang diperjualbelikan dengan penuh spekulasi. Para kapital lebih tertarik bermain di bursa saham daripada di sektor riil yang dianggap penuh dengan resiko. Akibatnya akan banyak pihak yang kesulitan modal usaha. Selanjutnya harta beredar hanya di sekelompok orang tertentu saja dan tidak memilki konstribusi dalam penyediaan lapangan pekerjaan. Tentu saja, hal ini menambah daftar panjang masalah ketenagakerjaan di Indonesia, bukan hanya di Kabupaten Bandung.

Selain hal di atas, kapitalisme memosisikan penguasa hanya sebatas regulator, yang menyerahkan pengelolaan sumber daya alam berlimpah kepada pihak swasta, baik lokal maupun asing. Dari sini maka negara tidak akan memiliki banyak dana untuk memfasilitasi lapangan pekerjaan bagi rakyatnya. Keuntungan pengelolaan SDA mengalir lebih besar untuk para kapital. Maka wajar penyediaan lapangan kerja hanya berharap kepada pengusaha bukan negara.

Berbeda dengan kapitalis, dalam Islam pemimpin bertanggung jawab untuk memfasilitasi pekerjaan bagi warganya. Negara wajib menciptakan lapangan kerja agar setiap orang terutama penanggung nafkah dapat memperoleh pekerjaan. Seorang penguasa adalah pengayom yang wajib megurusi rakyatnya. Rasulullah saw. bersabda yang artinya :
“Seorang Imam adalah pemelihara dan pengatur urusan (rakyat); ia akan diminta pertanggungjawaban atas urusan rakyatnya”. (HR al-Bukhari dan Muslim).

Kesanggupan negara menciptakan lapangan kerja karena pengelolaan SDA tidak diserahkan kepada swasta, tetapi dikelola oleh negara dan hasilnya sebesar-besarnya untuk kemaslahatan rakyat. Di samping itu seluruh uang yang beredar hanya bertemu barang dan jasa, sehingga mampu menggerakkan roda ekonomi. Rakyat yang membutuhkan modal usaha bisa dibantu negara dalam bentuk pinjaman tanpa riba dan tidak memberatkan atau semacam subsidi. Maka akan banyak tersedia lapangan kerja di berbagai bidang; pertanian, perdagangan, transportasi, jasa, dan lainnya. Negara pun akan berusaha membuka perusahaan-perusahaan yang banyak menyerap tenaga kerja. Negara tidak akan menyerahkan penyediaan lapangan kerja kepada swasta, karena bukan kewajibam swasta tapi kewajiban negara. Kalaupun ada swasta yang membuka lapangan kerja sifatnya hanya boleh atau membantu negara.

Dari paparan di atas jelaslah hanya Islam yang mampu mengatasi masalah pengangguran. Sedangkan kapitalisme sekular justru lebih menampakkan kegagalannya. Oleh karena itu penerapan Islam kafah yaitu sistem pemerintahan, pendidikan, kesehatan, sosial, dan yang lainnya satu-satunya solusi yang harus diperjuangkan.

Bunda Dee

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 5

Comment here