Surat Pembaca

Pengentasan Kemiskinan dalam Kapitalisme, Mimpi!

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh : Mariah (Pendidik Generasi)

Wacana-edukasi.com, OPINI-– Rezim pmerintahan baru di negeri ini sudah dimulai, tentunya dengan berbagai kebijakan dan kinerja yang digadang-gadang dapat menyelesaikan persoalan kompleks di negeri ini. Terutama pada persoalan pengentasan kemiskinan yang hingga saat ini masih menjadi PR (Pekerjaan Rumah) besar di setiap rezim. Banyak faktor yang menjadi penyebab kemiskinan di negeri ini yang salah satunya pada sektor pertanian sebagaimana dilansir, tirto.id. Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar, mengungkapkan, sektor pertanian menjadi penyumbang kemiskinan terbesar di Indonesia.

Menurut data yang dirilis BPS, persentase penduduk miskin ekstrem yang bekerja di sektor pertanian ada sebanyak 47,94 persen dari total penduduk miskin. Dari total persentase tersebut, 24,49 persen di antaranya merupakan pekerja keluarga atau tidak dibayar dan 22,53 persen lainnya bertani dengan dibantu buruh tidak tetap atau tidak dibayar.

“Ada beberapa hal yang menjadi pencermatan kita semua. Pertama adalah bahwa kemiskinan itu, orang miskin mayoritas berada di sektor pertanian,” kata Amalia, dalam Konferensi Pers Rapat Penyelarasan Kebijakan Pengentasan Kemiskinan, di Menara Danareksa, Jakarta Pusat, Jumat (22/11/2024).

Dari data tersebut di atas sektor pertanian merupakan sebagian kecil dari banyak sektor yang menjadi penyumbang angka kemiskinan. Kebijakan yang diambil oleh pemerintah pun acap kali bukan solusi tuntas. Setiap kali pergantian rezim pemerintahan, isu pengentasan kemiskinan dan kesejahteraan selalu di janjikan akan terealisasi. Namun pada kenyataannya hal yang dijanjikan tersebut tak kunjung terealisasi. Pemerintah selalu mengeklaim sudah berusaha untuk menyelesaikan persoalan kemiskinan ini seperti memberikan bansos yang dinilai dapat membantu rakyat ataupun subsidi pupuk bagi para petani. Namun kebijakan-kebijakan tersebut tidak dapat menyelesaikan persoalan kemiskinan tersebut berikut semua masalah yang di akibatkannya. Seperti halnya kesenjangan sosial, tingkat kriminalitas yang tinggi hingga kesehatan rakyat yang terpengaruh akibat masyarakat tidak mampu berobat ketika sakit dan sudah tidak mampu makan makanan bergizi dikarenakan tidak adanya uang untuk membelinya.

Penyebab dari kemiskinan ekstrem yang terjadi adalah karena sistem kapitalis yang diterapkan. Sistem kapitalis mengakibatkan pengelolaan sumber perekonomian berasaskan untung dan rugi. Salah kelola Sumber Daya Alam (SDA), serta penguasaan sumber daya oleh korporate bahkan asing. Sehingga mengakibatkan pendapatan negara tidak optimal bahkan kurang. Langkah yang diambil untuk menutupi kekurangan pendapatan negara pun melalui pinjaman bank dunia yang tentu saja ada riba di alamnya. Hal ini menambah buruk persoalan karena negara harus membayar utang berikut bunga yang tak jarang nominalnya fantastis.

Sepanjang sistem kapitalisme ini tegak dan diterapkan maka problem kemiskinan dan segala bentuk dampaknya dijamin akan tetap ada. Maka butuh koreksi atas sistem yang ada dan mengubahnya menjadi sistem yang memiliki solusi sekaligus pencegahan atas setiap persoalan seperti dalam sistem Islam yang penerapannya berasaskan akidah serta standarisasinya halal dan haram.

Dalam sistem Islam negara merupakan penjamin kehidupan sejahtera bagi rakyatnya. Sehingga pengelolaan kekayaan negara benar-benar diperuntukkan bagi rakyatnya. Tidak boleh dikuasai oleh segelintir kelompok atau bahkan oleh asing. Dengan begitu pendapatan negara akan besar dan digunakan untuk kesejahteraan rakyatnya. Selain itu selalu memastikan tercukupinya kebutuhan pokok masyarakat sehingga tidak ada lagi masyarakat yang sampai kelaparan. Bagitu pun dengan para penguasa yang memiliki akidah kuat hingga memiliki rasa takut jika tidak mengurus rakyat dengan baik maka akan ada konsekuensi yang diterima kelak. Karena mengurus rakyat merupakan amanah besar yang akan dipertanggung jawabkan kelak di hadapan Allah Swt.

Sudah saatnya sistem Islam diterapkan agar tidak hanya mengentaskan kemiskinan namun juga menciptakan kehidupan yang sejahtera sekaligus mendapat rida Allah Swt.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 5

Comment here