Oleh Lia Marselia
(Aktivis Dakwah)
wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Kekerasan seksual terhadap anak kian hari kian meresahkan. Bahkan, sebagian pelakunya bukanlah orang asing melainkan keluarga terdekat atau masyarakat yang dikenal. Staf Ahli Menteri Bidang Pembangunan Keluarga Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), Indra Gunawan pada Ahad (27/8/2023) menyatakan bahwa keluarga dan masyarakat dapat berkontribusi dalam pencegahan tindak pidana kekerasan seksual (TPKS). Sebab, keluarga sebagai lembaga terkecil harus menciptakan rasa aman bagi anggota keluarga dan melindungi anak-anak dari kekerasan seksual.
Sayangnya, kekerasan ini belum juga terselesaikan dengan sempurna. Mengapa? Sebab, lingkungan paling dekat, yaitu keluarga menjadi salah satu faktor hilangnya rasa aman dan nyaman bagi anak. Nyatanya merekalah predator anak sesungguhnya. Naudzubillah.
Hilangnya Peran Keluarga
Potret keluarga saat ini belum dikatakan sebagai keluarga sehat yang mampu mewujudkan keluarga sehat dan harmonis. Dengan berbagai problematika hidup yang ada, keluarga menjadi salah satu yang tempat untuk tetap bertahan dalam memenuhi semua kebutuhan hidup.
Dalam sistem kapitalis ini, keluarga tidak akan mewujudkan keamanan, karena imbas dari sulitnya menjalani hidup. Himpitan ekonomi memaksa mereka bekerja banting tulang dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Nampak, Ketika sang ayah sebagai pencari nafkah tidak mampu memenuhi seluruh kebutuhan hidup keluarganya, maka sang ibulah harus membantunya dengan bekerja pula.
Hasilnya, peran ayah dan ibu tidak maksimal, dan anak pun terabaikan. Dampaknya anak tidak ada penjagaan dan pengasuhan dalam keluarga. Mereka akan lebih muda terpapar hal-hal negatif, dan mencari tempat lain yang bisa menciptakan rasa nyaman bagi dirinya.
Tak hanya itu, penyebaran paham-paham yang keliru seperti sekulerisme dan liberalisme tak mampu dibendung. Akibatnya, anak yang tidak dibekali pendidikan yang benar sehingga mudah terbawa arus dan hidup serba bebas.
Solusi Islam
Lain halnya dengan sistem islam. Pemerintahan akan menjamin setiap kebutuhan rakyatnya. Mulai dari penyediaan lapangan pekerjaan bagi laki-laki, sistem pendidikan dengan dasar akidah yang kuat, dan memastikan lingkungan masyarakat saling mengingatkan. Tak lupa, negara memastikan peran dalam keluarga menjalankan fungsinya masing-masing sesuai kewajibannya dan fitrahnya.
Peranan ayah sebagai pencari nafkah dan pemimpin dalam keluarga, tanpa merasa khawatir kekurangan. Begitupula, ibu sebagai pendidik utama di dalam rumah dapat berlangsung sebagaimana mestinya tanpa harus bekerja.
Keluarga yang sehat mampu menciptakan suasana aman dan nyaman bagi anak. Segala bentuk kekerasan dapat terhalau dengan maksimal. Dengan demikian, hak anak akan terpenuhi dalam hal pengasuhan dan pendidikan. Semuanya mengikuti aturan Allah Swt. dan didukung oleh negara secara pelaksanaannya.
Wallahu’alam bishshowwab.
Views: 15
Comment here