Opini

Perbaikan Jalan Menunggu Viral

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh : Ummu Kahfi

wacana-edukasi.com, OPINI– Warga Lampung berharap kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) berujung pada perbaikan jalan secara menyeluruh, tidak hanya di daerah yang viral saja. Presiden Jokowi menjanjikan perbaikan jalan-jalan yang rusak di Lampung dilakukan secepat-cepatnya.

“Secepat-cepatnya dimulai [perbaikan jalan] yang rusak. Yang kira-kira provinsi tidak memiliki kemampuan, kemudian kabupaten tidak memiliki kemampuan, akan diambil alih untuk Kementerian PU [Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat], utamanya yang jalannya rusak parah,” kata Jokowi selepas meninjau harga kebutuhan pokok di Pasar Natar, Lampung Selatan, Jumat (05/05). Jokowi mengatakan pemerintah pusat akan “mengambil alih” perbaikan 15 ruas jalan yang sudah rusak parah dalam kurun waktu yang lama dan menganggarkan “kurang lebih Rp800 miliar”. (https://www.bbc.com/indonesia/trensosial-65467866)

Sejumlah jalan rusak di Provinsi Lampung tampak dalam proses perbaikan, pada awal Mei lalu, menjelang rencana kunjungan Presiden Joko Widodo ke daerah berjuluk Gerbang Sumatra itu – meski sebagian warga Lampung mengatakan tidak semua jalan rusak diperbaiki.

Beberapa hari ini, kendaraan berat yang melelehkan dan meratakan aspal tampak mondar-mandir di ruas Jalan Kota Gajah – Sadewa, Lampung. Bupati Lampung Tengah, Musa Ahmad, melaporkan telah memeriksa jalan rusak di sana bersama Gubernur Lampung Arinal Djunaidi dan pejabat daerah lainnya. “Meninjau dan melihat langsung persiapan di lokasi yang rencananya akan dikunjungi oleh Presiden RI Joko Widodo,” tulis Musa dalam akun Facebooknya, Senin (01/05).

Unggahan ini pun banjir komentar. Sebagian mengapresiasi perbaikan jalan dilakukan menjelang kedatangan Presiden Jokowi, tapi tak sedikit yang menyebutnya sebagai “kepanikan” pejabat pemerintah Lampung.
“Kenapa harus viral dan Jokowi mau datang, baru ditinjau Pak?”
“Tidak usah dibangun Pak… Kami sudah nyaman dengan jalan seperti ini.” (https://www.bbc.com/indonesia/trensosial-65467866)

Miris rasanya, menunggu perbaikan jalan harus menunggu viral. Perhatian pemimpin saat ini, begitu abai terhadap kebutuhan vital masyarakat. Jalan sebagai akses bagi masyarakat untuk menyambung kehidupan, tidak begitu diprioritaskan kecuali menunggu akan adanya manfaat secara langsung yang dirasakan oleh penguasa.

Seperti berita diatas, bahwa sebagian jalan rusak diperbaiki menjelang kunjungan Presiden Jokowi. Ketidak seriusan penguasa atas permasalahan jalan rusak begitu nampak saat ini. Sangat cepat tanggap memperbaiki jalan yang akan dilalui penguasa, akan tetapi lambat hingga lalai dalam pengurusan yang bahkan menjadi kebutuhan vital masyarkatnya.

Tak aneh sebenarnya, mengapa hari ini begitu nyata abai dan lalainya penguasa atas pengurusan masyarakat. Sebab sistem pengaturan kehidupan saat ini, tidaklah bertopang kepada aturan dari Sang Pencipta yaitu Islam. Melainkan sistem saat ini adalah Demokrasi, yang menghasilkan banyak masalah dan kekecewaan terhadap masyarakat.

Sistem Islam serius dalam mengatasi persoalan jalan rusak.
Islam sebagai agama yang paripurna, menjadikannya mengatur seluruh aspek kehidupan. Islam menjadikan negara (khalifah) yang akan mengurus seluruh urusan rakyat dan menjadi pelindung bagi masyarakat.

Sistem kekhilafahan memiliki perbedaan diametral dengan sistem demokrasi yang diterapkan dunia saat ini. Pemimpin, di dalam demokrasi hanya berfungsi sebagai lembaga eksekutif yang menjalankan amanat rakyat. Dalam praktiknya, yang disebut “rakyat” tersebut hanyalah sebatas pada para pemilik modal dan kekuasaan. Tak heran jika kemudian pemimpin hanya berfungsi sebagai regulator yakni sekedar mengurus persolan administrasi saja bagi orang-orang bermodal untuk menguasai negara.

Sementara dalam Islam, penguasa adalah sebagai penanggung jawab utama bagi terpenuhinya sarana prasarana (sarpras) penghubung di dalam masyarakat seperti jalan dan jembatan. Sebab dalam Islam, pemimpin/penguasa memiliki dua fungsi utama, sebagai pengurus rakyat dan pelindung bagi umat.

Rasulullah Saw. bersabda: “Imam (Khalifah) adalah raa’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya”
(HR al-Bukhari)
Rasul SAW juga bersabda :
”Sesungguhnya al-Imam (Khalifah) itu perisai, di mana (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan) nya.”
(HR. Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud, dll)

Teringat akan kisah Umar bin Khattab radhiallahu ‘anhu tentang jalan berlubang di Irak. Amirul mukminin Umar bin Khattab radhiallahu ‘anhu yang terkenal tegas juga tegar dalam memimpin kaum muslimin tiba-tiba menangis dan terlihat sangat terpukul. Informasi dari salah seorang ajudannya tentang peristiwa yang terjadi di tanah Iraq telah membuatnya sedih dan gelisah.

Seekor keledai tergelincir kakinya lalu jatuh ke jurang akibat jalan yang dilewati rusak dan berlobang. Melihat kesedihan khalifahnya, sang ajudan pun berkata: “Wahai Amirul Mukminin, bukankah yang mati hanya seekor keledai?” dengan nada serius dan wajah menahan marah Umar bin Khattab bekata: “Apakah engkau sanggup menjawab di hadapan Allah ketika ditanya tentang apa yang telah engkau lakukan ketika memimpin rakyatmu?”

Dalam redaksi lain Umar bin Khattab radhiallahu ‘anhu berkata, “Seandainya seekor keledai terperosok di Kota Baghdad karena jalanan rusak, aku sangat khawatir karena pasti akan ditanya oleh Allah Ta’ala, “Mengapa kamu tidak meratakan jalan untuknya?”

Maasyaa Allah. Sungguh indah kehidupan dalam tatanan aturan dari-Nya. Kehidupan dalam sistem Islam, mampu menjadikan setiap pribadi-pribadi didalamnya menjadi sholih, hingga membuat pemimpinnya begitu takut akan hisab-Nya. Inilah alasan mengapa Amirul mukminin Umar bin Khattab, begitu cepat tanggap dalam pengurusan rakyat, sebab memang telah Allah tetapkan pemimpin sebagai pengurus dan pelindung bagi masyarakat.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 16

Comment here