Opini

Perempuan dan Peradaban

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh Siti Chotimah, S.E

wacana-edukasi.com, OPINI– Hari ibu yang diperingati pada tanggal 22 Desember setiap tahunnya, tahun ini hari ibu memiliki tema utama Perempuan Berdaya Indonesia Maju yang digagas oleh Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA). Sementara itu untuk mendukung tema utama terdapat beberapa sub tema yang diangkat, pertama bertema Kewirausahaan Perempuan: Mempercepat Kesetaraan, Mempercepat Pemulihan, kedua bertema Perempuan dan Digital Economy, ketiga bertema Perempuan dan Kepemimpinan, keempat bertema, Perempuan Terlindungi, Perempuan Berdaya(tirto.id).

Sementara Kementrian Keuangan tidak ketinggalan menggelar talkshow bertema sama yaitu Perempuan Berdaya Indonesia Maju yang diselenggarakan di Murakabi Craft Tanjungharjo, Nanggulan, Kulon Progo, DIY. Menteri Keuangan Sri Mulyani tidak ketinggalan menjadi keynote speaker secara daring, menurutnya pelaku UMKM perempuan yang mencapai 64,5 persen perlu dukungan untuk memperkuat dari sisi keuangan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga sangat rendah yang telah disubsidi pemerintah(harianjogja.com).

Fokus dari tema yang diangkat ialah bagaimana perempuan dapat terus bersaing dengan laki-laki dalam hal ekonomi, padahal laki-laki dan perempuan memliki perannya masing-masing untuk saling melengkapi dalam kehidupan karena manusia diciptakan berpasang-pasangan. Sementara itu fokus dari Kementrian Keuangan adalah bagaimana para pelaku UMKM yang sebagian besarnya adalah perempuan harus didorong agar mau mengambil hutang diperbankan melalui program-program yang diinisiasi oleh pemerintah.

Dari pembahasan tersebut nampak jelas bahwa perempuan kini terus didorong untuk ikut berperan menyumbang perekonomian dan ikut berperan untuk keluar rumah agar penghidupan yang lebih baik dapat tercipta. Padahal peran perempuan, terutama ibu sangatlah besar didalam rumah. Tentang bagaimana ibu menjadi pemimpin dan pengatur urusan di rumah hingga bagaimana ibu mendidik anak-anaknya agar menjadi manusia yang baik akhlaknya dan menyiapkan mental generasi yang nantinya akan meneruskan perjuangannya dalam mendidik generasi agar dapat menjadi pemimpin didalam ataupun diluar rumah ditengah kondisi pemuda saat ini yang rentan terhadap arus zaman yang sangat sulit dibendung dengan berbagai fakta bahwa pemuda-pemuda kini banyak yang salah pergaulan hingga penyakit mental yang siap mengintai generasi.

Bagaimana bisa peran ibu didalam rumah dapat berjalan maksimal ketika ibu harus ikut berdaya diluar rumah, terlebih ketika ibu menjadi tulang punggung keluarga dengan dalih kesetaraan maka perempuan harus terseok-seok menopang kehidupannya sendiri dan juga orang lain. Apabila pemenuhan kebutuhannya dilakukan dirumah melalui sistem ekonomi digital, tetapi tetaplah fokusnya bukan untuk rumah. Apalagi jika ditambah dengan beban hutang yang menjadi program pemerintah untuk mendorong pengembangan usaha perempuan, maka beban perempuan semakin bertambah berat. Hal sesuai dengan sebuah riwayat yang mengatakan bahwa “utang itu membuat sedih di malam hari dan hina di siang hari”.

Dilansir dari laman nu.or.id bahwa perempuan harus memiliki ilmu dalam berumah tangga, pertama adalah ilmu syariat terutama fiqih keluarga agar terjalin keluarga yang harmonis, kedua adalah ilmu kesehatan yang tentunya akan berguna dalam kehidupannya sehari-hari, ketiga adalah manajemen waktu yang nantinya dapat dioptimalkan untuk kegiatan bermanfaat lainnya, dan yang terakhir adalah ilmu kehidupan seperti ilmu berkomunikasi, manajemen konflik dan manajemen finansial. Hal ini menunjukkan bahwa peran perempuan sangat powerful didalam rumah walaupun dalam Islam, perempuan bekerja itu adalah hal yang mubah atau boleh-boleh saja asal tidak melanggar syariat Islam.

Berbagai problematika hidup yang terjadi saat ini sebagian besar akibat luputnya peran ibu didalam rumah sehingga seseorang akan mencari sosok pengganti perhatian seorang ibu melalui hal-hal lain diluar rumah, yang berbahaya ialah jika sosok penggantinya justru menggiring pada jurang kemaksiatan. Hal semacam ini tidak luput dari peran sistem negara dalam mengatur kehidupan masyarakatnya, bagaimana sistem pemerintahan sangat berpengaruh dalam menentukan kualitas peradaban yang dicetaknya.

Dunia kini sedang didominasi oleh sistem yang memisahkan peran agama dari kehidupan, sehingga aturan yang digunakan akan jauh dari nilai-nilai agama. Bahkan solusi yang diberikan negara akan menimbulkan masalah dikemudian hari. Kapitalisme telah membuat kekayaan terkonsentrasi pada sebagian kecil orang diantara milyaran manusia sehingga kesejahteraan tidak akan bisa diraih menggunakan sistem ini. Sistem ini pula yang membuat peran perempuan dikerdilkan dengan dalih berdaya sehingga peran ibu sebagai ummu wa rabbatul bayt tidak akan pernah terealisasi.

Hanya dalam sistem Islam saja, perempuan mendapatkan kemuliaan yang sesungguhnya. Perempuan tidak akan dipusingkan dengan pembiayaan dirinya dikarenakan perempuan mendapat jaminan nafkah dari laki-laki dikeluarganya, jika tidak memiliki wali atasnya maka negara akan menjamin pemenuhan kebutuhan hidupnya sehingga perempuan terutama para ibu akan fokus mendidik generasi. Anak-anak tidak akan kehilangan perhatian seorang ibu sehingga tidak akan salah mengambil teladan dan negarapun akan mengkondisikan masyarakatnya menjadi masyarakat yang kondusif dalam pergaulan.

Begitulah perempuan dalam naungan sistem Islam akan fokus membentuk karakter generasi yang nantinya akan menjadikan peradaban mulia melalui sentuhan tangan mulianya. Seorang ibu tidak akan gundah memikirkan pendidikan, kesehatan, dan keamanan anaknya dikarenakan negara telah hadir memberikan seluruh fasilitas tersebut secara cuma-cuma.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 12

Comment here