Surat Pembaca

Perempuan Era Digital

blank
Bagikan di media sosialmu

Wacana-edukasi.com — Era digital telah hadir di tengah-tengah manusia. Banyak perubahan yang perlu disoroti, salah satunya peran perempuan. Perempuan selalu menjadi sorotan untuk menunjang pergerakan suatu bangsa.

Menurut Henky Hendranantha selaku Chief Operating Officer (COO) VIVA Networks menilai kaum perempuan merupakan tonggak sejarah dalam berdirinya bangsa Indonesia. Bahkan lebih dari itu, perannya sangat penting dalam kemajuan bangsa Indonesia ke depan (Viva.co.id, 3/12/2019).

Sehingga, besar harapan bangsa ini terhadap kaum perempuan agar melek teknologi. Karena menurut Indra Gunawan selaku Deputi Bidang Partisipasi Masyarakat Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menyampaikan tantangan bagi kaum perempuan dalam memaksimalkan kemampuannya di bidang digital. Hal ini akan sangat menunjang kuatnya perekonomian nasional (Viva.co.id, 3/12/2019).

Lalu, apakah benar kaum perempuan akan memperkuat kondisi ekonomi suatu negara? Lantas, bagaimana peran lainnya agar berjalan beriringan?

Memang benar, saat ini dunia telah memasuki era industri 4.0, maka peran kaum perempuan diharapkan sejajar dengan laki-laki. Karena hingga saat ini, kiprah kaum perempuan hanya dibatasi pada kisaran 30% di berbagai bidang. Atas dasar itu, banyak sekali perempuan yang berorientasi memiliki pendidikan setinggi mungkin untuk mendapatkan karir terbaik.

Sehingga, kiprahnya tak diragukan lagi dalam mengejar karirnya. Tak peduli apakah sudah menikah atau belum? Apakah sudah memiliki anak atau belum? Karena, hal-hal tersebut masih dapat diselesaikan dengan sekejap. Misalkan, jika sudah memiliki anak, maka dapat dititipkan ke orang tuanya atau day care. Atau jika sudah menikah, maka solusinya dengan mengkomunikasikan.

Faktanya, kejadian ini hanyalah terjadi di sistem demokrasi. Sehingga, banyak sekali menyuarakan ide kesetaraan antara laki-laki dan perempuan. Terutama era digital saat ini, sangat mendukung kiprah perempuan meningkat di berbagai sektor. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia mengambil inisiatif untuk meningkatkan peran perempuan dalam menghadapi revolusi digital dengan berbagai program dan kegiatan yang dibutuhkan perempuan.

Hal ini dilakukan, guna mempermudah keterserapan perempuan di dunia kerja. Sungguh, demokrasi telah menghilangkan peran seorang perempuan dari fitrahnya. Memaksa mereka untuk menyukseskan perekonomian bangsa, namun rapuh dalam menyukseskan generasi di dalam rumahnya. Karena, hakikatnya akan sulit beriringan antara mengejar karir dan mencetak generasi.

Seyogianya, era digital ini dijadikan pijakan yang positif bagi perempuan. Tetap berkarya, berdedikasi, namun tidak menyalahi fitrah dan perannya. Ya, menurut pandangan Islam, mubah hukumnya bagi perempuan bekerja. Hanya saja, Islam memberikan kesempatan pada perempuan untuk menuntut ilmu.

Terutama dalam mempelajari teknologi akan sangat dibolehkan, namun manfaatnya untuk pemenuhan perannya sebagai ibu dan pendidik generasi. Karena, perempuan memiliki tanggung jawab besar dalam menyiapkan anak-anaknya untuk menjadi generasi unggul pembangun peradaban yang mulia.

Ummu Athifa

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 75

Comment here