Wacana-edukasi.com – Beberapa pekan lalu dunia tengah mempirangati Hari Anak Nasional. Perayaan ini diharapkan bisa menjadikan kehidupan anak dalam keaadan baik, tetap peduli sesama meski interaksi sosial terpatas lantaran pandemi covid-19. Sejak pandemi covid-19 melanda, angka kekerasan terhadap anak cukup tinggi. Fakta ini disampaikan oleh Ketua Badan Pengurus Yayasan Pusaka Indonesia (YPI) OK Syahputra Harianda. Ia menyebutkan bahwa kekerasan ini sering kali dilakukan oleh orang-orang terdekat (Merdeka.com, 23/07/2021).
Potret buram tumbuh kembang anak, mulai anak putus sekolah, terlantar, hingga kekerasan yang menimpa mereka masih kerap menghiasi negeri. Orang tua, lingkungan masyarakat, dan juga negara seakan kompak abai terhadap kondisi anak. Banyak sekali orang tua, terutama ibu yang tak mampu mengelola waktu untuk mendampingi anak. Pasalnya, mereka sibuk bekerja, sehingga tak bisa mengasuh anak dengan sempurna. Justru, mereka menjadikan anak sebagai tempat melampiaskan amarah dan emosi jiwa.
Sementara lingkungan masyarakat yang individualistik seakan menutup mata dengan kondisi anak. Bagi masyarakat, urusan mereka menjadi urusan orang tuanya. Kontrol sosial dan amar ma’ruf sudah tidak berfungsi. Rasa empati berkurang karena masyarakat juga merasa sibuk dengan urusan sendiri. Walhasil, banyak anak yang semakin terjerumus pergaulan bebas dan bertindak anarkis.
Adapun negara tak mampu menekan angka kekerasan anak, anak terlantar, anak bermasalah, pergaulan bebas, ataupun anak yang terjerat barang haram. Perlindungan seutuhnya diserahkan pada tiap orang tua. Padahal, negara berkewajiban melindungi rakyat, terutama tumbuh kembang anak sebagai calon pemimpin bangsa di masa yang akan datang. Sistem kapitalisme mendorong negara lepas tangan atas urusan rakyat. Sehingga, anak tumbuh tanpa perlindungan.
Sungguh, sinergisme antara orang tua, masyarakat, dan negara dalam menjaga, mendidik, dan melindungi anak sangat dibutuhkan. Pasalnya, anak adalah calon pemimpin peradaban. Perlindungan optimal untuk mereka sangat diperlukan agar kelak mereka memiliki kemampuan dalam menyelesaikan persoalan bangsa. Sinergisme ini akan berjalan harmonis dalam sistem Islam.
Afiyah Rasyad
(Aktivis Peduli Umat-Probolinggo)
Views: 4
Comment here