Opini

Perlunya Penguasa yang Peduli Umat

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh : Jenita Dewi, S. Pd (Aktivis Muslimah Bantul)

Wacana-edukasi.com, OPINI– Peristiwa Gaza hanyalah pengulangan dari banyaknya tragedi yang menimpa umat Islam hari ini. Seluruh dunia menyaksikan tragedi Gaza. Sangat menyayat hati ketika menyaksikan sikap para penguasa Arab dan Muslim. Mereka tak pernah berubah dalam merespon tragedi yang menimpa umat Islam khususnya di Palestina, dari dulu sampai sekarang. Bahkan sebagian lainnya diam membisu. Bahkan beberapa penguasa Arab dan Muslim tetap menjalin hubungan diplomatik dengan Zionis. Ini fakta yang sangat memilukan.

Di tengah pembantaian Gaza, Amerika Serikat (AS) akan mengucurkan bantuan persenjataan dan peralatan militer ke Zionis. Departemen Luar Negeri menyampaikan Kongres AS sudah menyetujui alokasi bantuan terhadap Zionis selama aksi genosida ke Palestina (republika.co.id, 11/08/24).

Menyaksikan pembantaian keji atas umat Islam untuk sekian kalinya, para pemimpin dunia kembali bungkam. Sedikit saja yang bersuara. PBB dan lembaga HAM dunia juga lebih banyak diam. Demikian juga para penguasa Muslim.

Disisi lain, tak ada sama sekali bantuan militer dari negara-negara Arab dan lainnya untuk membantu rakyat Palestina dalam melawan Zionis Yahudi. Mereka hanya menyeru agar kedua pihak saling menghentikan serangan. Serangan Zionis atas Palestina bukan sekedar mengakibatkan kematian ratusan ribu warganya, tetapi juga menciptakan penderitaan yang terus menerus yang dialami jutaan warga lainnya. Sebagian penguasa Arab dan lainnya memang mengirim bantuan kemanusiaan. Namun, rakyat Gaza, Palestina membutuhkan lebih dari itu.

Zionis Yahudi seolah sudah tidak punya hati. Tak lagi memiliki rasa kemanusiaan. Sekolah, rumah sakit mereka bom. Akibatnya rusaklah instaliasi listrik, pemutusan hubungan internet dan instaliasi air dimana hal tersebut amat vital bagi kebutuhan rakyat Palestina. Bahkan mereka menyebarkan berita bohong (hoax) atas kekejaman pasukan HAMAS yang sama sekali tidak terbukti.

Wujud sikap nasionalisme mempengaruhi sikap para penguasa muslim yang hanya mementingkan negeri mereka masing-masing. Mereka tak peduli atas tragedi yang terjadi di Palestina juga sejumlah negeri muslim lainnya. Inilah pengaruh buruknya nasionalisme di dunia Islam.

Sejak wilayah Palestina dicaplok oleh Yahudi tahun 1948 hingga kini, kaum muslim Palestina nyaris berjuang sendiri. Para penguasa negara-negara Arab yang berada di sekelilingnya seolah bergeming, enggan melakukan pembelaan. Ditambah mayoritas para penguasa Arab dan penguasa muslim adalah antek Barat. Wajar jika mereka cenderung membiarkan bahkan mendukung kebijakan tuan-tuan mereka. Meski jelas kebijakan yang ada dalam rangka membunuhi kaum muslim di berbagai negeri Islam, khususnya Palestina.

Sejatinya kaum muslim itu bersaudara. Mereka dipersaudarakan karena memiliki persamaan aqidah. Persaudaraan mereka melampaui batas-batas negeri. Kaum muslim tidak boleh membiarkan saudara muslim lainnya terzalimi. Mereka harus saling membela. Rasullah saw. bersabda, “ Muslim itu saudara bagi muslim lainnya. Dia tidak layak menzalimi dan menyerahkan saudaranya kepada musuh.” (HR.al-Bukhari dan Muslim)

Serangan atas sebagian kaum muslim pada hakikatnya merupakan serangan terhadap seluruh kaum muslim di seluruh dunia. Karena itu upaya untuk membela kaum muslim di Palestina adalah merupakan kewajiban kaum muslim di seluruh dunia.

Penjajahan, pendudukan dan pembantaian umat Islam Palestina oleh Zionis Yahudi seharusnya mengingatkan kembali para penguasa Arab dan penguasa muslim pada tiga hadist Nabi saw. Pertama tentang perlindungan darah dan harta kaum muslim. Beliau bersabda pada hari Arafah, ”Sungguh darah dan harta kalian itu haram (suci) seperti sucinya hari kalian ini dan pada bulan kalian ini.” (HR.Muslim)

Artinya tidak boleh sedikitpun darah kaum muslim tertumpah tanpa haq. Konsekuensinya, tak boleh pula bagi siapapun, apalagi para penguasa muslim, membiarkan ada darah seorang muslim, dimana pun saja di dunia ini ditumpahkan tanpa ada pembelaan.

Kedua, hadist Nabi saw. tentang persatuan dan kesatuan kaum muslim sedunia berdasarkan aqidah Islam, bukan atas dasar kebangsaan (nasionalisme), termasuk sekat-sekat negara bangsa (_nation state_). Nabi saw bersabda, “Wahai manusia, ingatlah Tuhan kalian satu. Bapak kalian juga satu. Ingatlah, tidak ada keutamaan bagi orang Arab atas non-Arab, juga bagi orang non-Arab atas orang Arab, dan tidak ada keutamaan bagi orang berkulit merah atas kulit hitam, juga bagi orang berkulit hitam atas kulit merah, kecuali karena ketaqwaannya”. (HR.Ahmad)

Ketiga, hadist Nabi saw, tentang kewajiban adanya imam/khalifah sebagai perisai/pelindung umat. Nabi saw bersabda, “Imam (khalifah) itu laksana perisai, kaum muslim berperang di belakang dia dan dilindungi oleh dirinya.” (HR.Muslim)

Alhasil kaum muslim sedunia memang butuh seorang khalifah sebagai perisai mereka. Seseorang yang berani dan mengayomi. Seseorang yang akan menyatukan berbagai negeri Islam, menjaga kehormatan kaum muslim dan menolong kaum tertindas dimana pun berada. Wajib bersikap tegas dan keras terhadap Zionis Yahudi

Seluruh kaum muslim, organisasi Islam, apalagi lembaga kemasjidan seharusnya mendukung setiap upaya untuk memerangi Zionis Yahudi hari ini. Bukan malah bermanis muka dan bekerjasama dengan mereka atas nama dialog antar agama atau misi perdamaian.

Sampai saat ini kaum Zionis Yahudi tidak sedikitpun menghentikan kebiadaban mereka terhadap bangsa Palestina. Mereka malah makin brutal. Namun sayang, karena faktor nasionalisme tadi, tak mudah bagi kaum muslim, khususnya tentara negeri-negeri muslm, bahkan negeri-negeri Arab sekalipun, untuk berjihad di bumi Palestina. Karena itu kaum muslim sedunia sejatinya membutuhkan keberadaan khilafah yang dipimpin seorang khalifah.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 4

Comment here