Opini

Polemik Jalan Rusak dalam Kapitalisme

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh Reni Safira

wacana-edukasi.com– Banyak kondisi jalan saat ini yang tidak sesuai dengan harapan semua orang. Sebagai pengguna jalan, tentu kita menginginkan jalan yang sesuai dengan harapan kita yaitu jalan yang berkualitas baik. Pembangunan jalan raya yang buruk akan menyebabkan kerusakan dini pada konstruksi jalan.

Warga Medan Marelan, Kota Medan, memasang spanduk sebagai bentuk protes terkait kondisi Jalan Marelan Raya. Spanduk tersebut dipasang warga tepatnya di Jalan Pasar V Marelan seperti yang dikutip dalam detik.com, Kamis (27/10/2022).

Kondisi jalan yang begitu rusak dan penuh lubang-lubang berair akan siap mengancam keselamatan jiwa para pengguna jalan apalagi sehabis hujan semalaman. Sehingga tidak sedikit jalan rusak yang entah kapan diperbaiki pemerintah tersebut menyebabkan banyak kendaraan bermotor yang mogok dan banyak muatan barang yang tumpah jatuh di dalam jalan rusak Marelan Raya di kawasan antara Pasar IV dan Pasar V, Kelurahan Rengas Pulau, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan tersebut.

Menurut pengakuan Wak Man (50) salah seorang tukang RBT warga Marelan dalam kutipan dnaberita.com, akibat jalan rusak yang tidak kunjung diperbaiki menyebabkan jalan kerap menimbulkan kemacetan lalu lintas, terutama pada pagi dan sore hari, serta terjadinya kecelakaan lalu lintas. Wak Man yang mewakili warga Marelan berharap jalan berlubang dan digenang air dapat segera diperbaiki. Sebab dalam kehidupan sosial ekonomi masyarakat, infrastruktur seperti jalan merupakan kebutuhan yang sangat vital.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan rusaknya jalan menurut para ahli yaitu drainase yang tidak berfungsi/tidak adanya drainase, mutu asphalt hotmix yang tidak baik, overtonase (kelebihan beban tonase) kendaraan, kesalahan perencanaan tebal perkerasan jalan, lapis pondasi agregat yang tidak padat, kondisi konstruksi tanah dasar yang tidak stabil, faktor bencana alam, pelaksanaan pekerjaan pengaspalan yang tidak baik, dan tidak dilakukan perawatan jalan secara berkala.

Selain itu negara yang menerapkan sistem kapitalisme ini melahirkan penguasa yang tidak bertanggung jawab penuh atas permasalahan dan urusan rakyat termasuk dengan kerusakan jalan. Ditambah lagi posisi negara hanya menjadi fasilitator dan regulator saja, termasuk dalam pembangunan infrastruktur. Negara membangun infrastruktur dengan kualitas bagus, aman dan nyaman jika ada keuntungan materi yang diperoleh sebagaimana berbisnis atau berniaga. Jika jalan dibangun semata-mata untuk kemaslahatan rakyat terbukti dibuat asal-asalan sehingga cepat rusak dan tidak nyaman untuk digunakan.

Keamanan dan kenyamanan bagi rakyat tidak termasuk faktor utama yang harus diwujudkan oleh pemimpin di sistem kapitalisme saat ini. Adakalanya warga suatu desa terpaksa swadaya membeli bahan-bahan seadanya untuk membangun atau memperbaiki jalan yang rusak. Mereka sudah sulit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, namun karena ada jalan yang rusak dan pemerintah tidak bertanggung jawab penuh atas hal itu maka mereka harus mengeluarkan uang lebih untuk membangun atau memperbaiki jalan sendiri. Sungguh betapa sengsaranya rakyat yang hidup miskin perhatian pemerintah. Inilah bentuk kedzoliman penguasa saat ini ketika sistem kapitalisme sekuler terus diterapkan dalam kehidupan bernegara. Sebab sistem ini enggan menjadikan Islam sebagai aturan bernegara dan bermasyarakat.

Sedangkan dalam sistem Islam (Khilafah), kepala negara yaitu khalifah bertanggung jawab membuat jalan berkualitas disepanjang wilayah kekuasaannya. Ini dilakukan secara cuma-cuma tanpa dipungut biaya sepeserpun dari rakyat. Hal ini sebagai bukti pengurusan khalifah kepada rakyatnya. Tentu dalam sistem khilafah merupakan hal yang mudah untuk membangun jalan-jalan yang aman dan nyaman meskipun berbiaya mahal. Namun negara khilafah mampu membiayai pembangunan infrastruktur tersebut. Karena sistem keuangan negara meniscayakan sumber pemasukan negara yang cukup bahkan berlimpah di kas negara (baitul mal).

Negara tidak membutuhkan pihak swasta bahkan pihak asing untuk membangun jalan. Rakyat juga tidak perlu merogoh kocek yang dalam jika ingin melalui jalan tersebut. Sebab pemasukan baitul mal diperoleh dari harta pengelolaan milik negara dan milik umum yang dialokasikan salah satunya untuk membiayai pembangunan fasilitas umum seperti jalan, jembatan, bendungan dll. Jika khalifah saja sangat takut kalau ada hewan tunggangan yang tergelincir dikarenakan jalan yang tidak rata, apalagi terhadap manusia yang menjadi warga negaranya. Pasti khalifah akan benar-benar menjaga nyawa dan harta rakyat dengan membuat jalan yang aman dan nyaman.

Sebab menjadikan rakyat sejahtera adalah kewajiban atas khalifah. Kesejahteraan tidak akan muncul jika tidak terpenuhi sarana dan prasarana menuju kesejahteraan. Salah satunya adalah infrastruktur untuk memperlancar distribusi dan pemenuhan kebutuhan rakyat. Karena itu adanya infrastruktur yang bagus dan merata keseluruh pelosok negeri menjadi wajib di wujudkan khalifah.

Berbekal spirit kewajiban inilah Umar bin Khattab selaku khalifah di masanya menyediakan pos dana khusus dari baitul mal untuk mendanai infrastruktur khususnya jalan dan semua hal ihwal yang terkait dengan sarana dan prasarana jalan. Tentu dana ini bukan dari dana hutang. Khalifah Umar menyediakan sejumlah unta secara khusus untuk transportasi yang tersedia agar mempermudah perpindahan bagi orang yang tidak memiliki kendaraan antara berbagai Jazirah, Syam dan Irak. Khalifah Umar juga memastikan pembangunan infrastruktur harus berjalan dengan orientasi untuk kesejahteraan masyarakat dan untuk kemuliaan Islam. Maka dari itu hanya dengan penerapan khilafah dalam negara Islam pembangunan jalan yang aman dan nyaman akan terwujud. Wallahua’lam bisshowwab.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 100

Comment here