Oleh: Eti Ummu Nadia
wacana-edukasi.com, OPINI–Kebijakan pembangunan museum The Mummy di Kota Banjar Jawa Barat, menuai polemik. Patung besar Firaun di Water Park Banjar, menjadi polemik yang terus berlanjut. Sehingga terpaksa museum The Mummy dihentikan.
Pertemuan dengan pembahasan patung Firaun yang rencananya akan di jadikan icon museum The Mummy di Banjar Water Park, pada Jumat (17/03/2023), pun belum menghasilkan titik temu. Dikarenakan investor sampai saat ini belum memberikan keputusan yang resmi perihal rencana tersebut.
Asep Hizbah yang merupakan Ketua Aliansi Muslim Kota Banjar mengatakan, pihaknya tetap menolak dengan adanya patung raksasa Firaun tersebut.
“Di pending, akan di adakan pertemuan kembali karena kemarin juga tidak ada titik temu. Karena kami, dari pihak Almuktabar dan para tokoh tetap menolak dengan adanya patung tersebut.” Ujar Asep Hizbah. Harapanrakyat.com (18/03/2023).
Adanya patung raksasa Firaun di tempat wisata Water Park Banjar Jawa Barat, tentu akan memunculkan reaksi pro dan kontra dari berbagai kalangan masyarakat. Sebagian ada yang mendukung, sebagian juga ada yang tidak setuju dengan perihal perencanaan tersebut. Bagi mereka yang mendukung tentu akan berupaya memaksimalkan terwujudnya kebijakan tersebut. Sebaliknya, publik yang kontra akan berusaha menolak kebijakan mengenai patung raksasa Firaun tersebut menjadi icon Kota Banjar.
Patung Firaun jika direalisasikan menjadi icon Kota Banjar, di khawatirkan bagi masyarakat awam bisa menjadi hal yang berdampak negatif bagi mereka. Di khawatirkan muncul anggapan bahwa icon tersebut merupakan kebanggaan Kota Banjar. Sehingga mereka mengeluh-eluhkan simbol tersebut, dengan kebanggaan bisa berfoto atau selfi. Walaupun patung tersebut tidak untuk di sembah, namun di khawatirkan muncul reaksi takjub, kebanggaan masyarakat pada patung Firaun, sehingga khawatir timbul kesyirikan yang bisa merusak akidah umat. Padahal, banyak tokoh yang bisa di jadikan icon Kota Banjar untuk edukasi. Seperti tokoh pahlawan yang berjasa, atau pun simbol religi Islam seperti Kabah. Dengan tujuan hal tersebut bisa memunculkan rasa kecintaan dan takjub masyarakat kepada pahlawan atau pun simbol Islam.
Jika melihat sejarah, Firaun merupakan raja Mesir yang terkenal dengan kesombongannya, kejam terhadap rakyatnya, enggan bersyukur kepada Allah Swt atas kemakmurannya. Bahkan dengan kesombongannya Firaun mengaku dirinya Tuhan. Ia juga menjadikan Mesir penuh dengan kesyirikan. Sehingga Allah mengutus Nabi Musa a.s. Kisahnya pun di ceritakan dalam Al-Quran. Allah SWT berfirman:
“ Kemudian, Kami utus Musa setelah mereka dengan membawa tanda-tanda (kekuasaan) Kami kepada Firaun dan pemuka-pemuka kaumnya. Lalu, mereka mengingkarinya. Perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS Al-Araf : 103).
Ayat tersebut menerangkan bahwa ketika Allah mengutus Nabi Musa untuk memberikan peringatan kepada Firaun dengan ayat-ayat dan kekuasaan Allah SWT. Namun, Firaun dengan kesombongannya mengingkarinya kebenaran yang di bawa Musa. Sehingga Allah memberikan azab kepada Firaun dan bala tentaranya yang membuat kerusakan. Dengan di tenggelamkan di laut merah. Tentunya hal ini menjadi pelajaran bagi manusia, agar tidak memiliki sifat sombong atau takabur. Alangkah baiknya icon sebuah Kota adalah sesuatu yang positif, yang bisa mendatangkan manfaat bagi manusia.
Dalam sistem kapitalisme saat ini apa pun bisa terjadi. Tempat wisata pun tak luput jadi sarana menarik keuntungan bagi para kapital. Para kapital, atau para pemilik modal mereka akan berupaya mencari sumber keuntungan dari berbagai sarana apa pun. Di antaranya hasil produksi Sumber Daya Alam (SDA) hingga menyasar ke tempat wisata. Inilah bukti bahwa tempat wisata pun sudah di kuasai para pemilik modal (kapitalis). Al hasil tempat wisata di bangun sesuai selera para investor, tanpa mempertimbangkan kemanfaatan untuk masyarakat. Karena tujuan utama para kapital adalah, mencari keuntungan materi sebanyak-banyaknya.
Kapitalisme yang terlahir dari rahim demokrasi hanya menyerahkan kebebasan kendali ekonomi kepada individu atau pun swasta untuk mengambil keuntungan, bahkan sistem demokrasi memberikan izin kepada pihak asing untuk mengelola SDA. Seperti halnya SDA dari minyak bumi, listrik, air, dan lain sebagainya. Bahkan tempat wisata pun tak luput dari incaran, di desain sesuai selera para kapital. Maka wajar tempat wisata atau pun SDA yang melimpah ruah menjadi incaran para kapitalis, demi meraup keuntungan.
Berbeda dengan sistem Islam, SDA tidak boleh di kelola oleh individu, swasta bahkan pihak asing. Rasulullah Saw bersabda:
“Kaum Muslim berserikat dalam tiga perkara yaitu, padang rumput, air, dan api.” ( HR Abu Dawud dan Ahmad).
Artinya SDA tersebut haram hukumnya di kuasai oleh individu, swasta maupun asing. SDA hanya boleh di kelola oleh negara, yang di ambil manfaatnya untuk diberikan kepada masyarakat. Begitu pun dengan tempat wisata, dalam Islam tempat wisata tidak akan di jadikan ladang untuk meraup keuntungan. Tidak boleh tempat wisata di kelola oleh para kapital, yang tujuannya berorientasi keuntungan materi. Ada pun tempat wisata dalam Islam, bertujuan memberikan kita edukasi, mentadaburi keindahan alam semesta ciptaan Allah SWT.
Objek wisata akan di kelola oleh negara dalam sistem Islam. Negara akan melarang objek wisata dari berbagai jenis kesyirikan yang merusak akidah umat. Objek wisata dalam Islam akan menjadi sarana dakwah bertujuan mengokohkan akidah umat. Objek wisata akan di sesuaikan atau di desain sesuai dengan ciri khas budaya Islam. Sehingga dapat memunculkan rasa takjub, kebanggaan atas keindahan Islam. Dengan demikian hal tersebut akan menambah ketakwaan manusia kepada Allah SWT, dengan di perlihatkannya bukti-bukti Penciptaan-Nya. Maka jelas, tujuan wisata dalam Islam bukan mencari keuntungan, tetapi lebih kepada sarana dakwah.
Oleh karena itu, kita butuh sebuah sistem yang bisa menjaga akidah umat dari kerusakan dan kesyirikan, yang kian marak terjadi dari berbagai lini kehidupan. Karena Islam satu-satunya solusi yang mampu memberantas kerusakan akidah dari kesyirikan. Maka tak ada pilihan lain bagi umat selain tunduk dan patuh kepada Allah SWT, dan memperjuangkan kembali tegaknya syariat Islam kaffah di muka bumi ini. Agar terciptanya kehidupan yang sejahtera. Allah SWT berfirman:
“Jika sekiranya penduduk langit dan bumi beriman dan bertakwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi.” (QS Al-Araf: 96).
Wallahu’alam Bish Shawab
Views: 84
Comment here