wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Saat ini dunia pendidikan tengah menjadi sorotan. Bagaimana tidak, lembaga pendidikan yang seharusnya menjadi tempat yang aman bagi generasi, untuk menuntut ilmu dan membina karakternya sebagai manusia yang beradab, nyatanya menjadi tempat aksi kriminalitas.
Khalayak ramai dibuat kaget, ketika seorang mahasiswa UI ditemukan tewas di kamar kosnya dikawasan Kukusan, Beji-Depok, pada hari Jumat (04/08/2023). Polisi mengungkapkan bahwa korban dibunuh oleh seniornya sendiri. Pelaku melakukan hal itu karena terlilit utang bayar sewa kos, dan pinjaman online (pinjol). Karena merasa buntu, tak menemukan jalan keluar dari permasalahannya, sehingga pelaku memutuskan untuk mengambil barang-barang milik korban berupa HP, laptop, dan dompet. Pelaku juga mengaku merasa iri dengan kesuksesan korban. (republika.co.id, 5/8/2023)
Kasus tersebut menambah daftar panjang buramnya sistem pendidikan sekuler. Sebelumnya, terjadi kasus penikaman yang dilakukan oleh salah seorang siswa SMP kepada temannya, karena selalu menjadi korban perundungan.
Kasus lainnya adalah penyerangan orang tua murid kepada guru di sekolah anaknya, yang mengakibatkan salah satu matanya cacat permanen. Hal tersebut terjadi hanya karena anaknya ditegur, akibat melanggar peraturan sekolah, yaitu merokok (voaindonesia.com, 5/8/2023).
Akibat terjadinya kasus-kasus tersebut, mulai dari aksi perundungan, kekerasan, hingga pembunuhan, lembaga pendidikan mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi, menjadi pusat perhatian masyarakat.
Inilah petaka di sistem sekuler. Semua berawal dari penerapan sistem sekulerisme di dunia pendidikan, yang menghilangkan peran agama sebagai aturan kehidupan.
Agama hanya sebatas pelajaran formal di sekolah, dengan alokasi jam belajar yang sedikit. Agama (Islam) hanya dikenalkan ketika perayaan hari besar, tidak dijadikan dasar dalam pendidikan.
Sistem pendidikan sekuler hanya menambah beban bagi orangtua, pendidik, peserta didik, dan negara. Bisa jadi, sistem pendidikan sekuler berhasil menghasilkan peserta didik yang berprestasi di bidang akademis, tapi minim akhlak dan memunculkan krisis identitas.
Sebaliknya, Islam mampu memberikan solusi atas segala permasalahan yang dihadapi oleh dunia pendidikan sekarang ini. Dengan menerapkan sistem pendidikan Islam yang mengacu pada aqidah Islam sebagai acuan kurikulum pendidikannya, mampu dihasilkan peserta didik yang berkualitas dan berakhlak mulia.
Sistem pendidikan Islam juga akan menyediakan tenaga pendidik yang memiliki kepribadian Islam. Tak hanya sekedar memiliki kemampuan mengajar saja. Dan yang tidak kalah pentingnya, di dalam Islam ada penerapan sanksi yang sesuai dengan syariat Islam untuk mencegah maraknya tindak pidana kriminal.
Wallahu a’lam bish-shawwab
Roslina Sandi
Indramayu
Views: 45
Comment here