Surat Pembaca

Potret Kemiskinan di Negeriku

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh Neni Arini (Aktivis Muslimah)

wacanaedukasi.com, SURAT PEMBACA– Potret kemiskinan masih banyak terjadi di negeri yang memiliki julukan negeri agraris, termasuk lumbung padi terbesar. Negeri yang kaya, gunung lautan dan sumber daya alam lainnya merupakan bukti kekeyaan negeri kita ini. Harusnya Bangga menjadi salah satu penduduk sebagai penghasil emas yang sangat melimpah ruah. Betapa masyurya Negeri kita tercinta Indonesia.

Tetapi faktanya masih banyak rakyat yang kelaparan, hidup sempit sampai untuk mengisi perut kosong ini harus mengambil dari sebutir beras yang berserakan.

Rakyat yang seharusnya diayomi, diriayah yang terjadi di hari ini terpaksa mencari ketersediaan semua itu dengan caranya sendiri-sendiri.

Kemiskinan naik sekitar 1,3 persen atau bertambah sekitar lima juta jiwa. Dengan demikian jumlah orang miskin di Indonesia sedang bergerak ke angka 40,4 juta orang, atau 16,8 persen dari jumlah total penduduk Indonesia.

Kemiskinan merupakan pangkal dari krisis sosial di negeri ini. Banyaknya pengangguran, busung lapar, pengemis masih banyak kita jumpai dinegeri tercinta kita ini

Membebaskan kemiskinan tidaklah mudah, tidak seperti membuka telapak tangan dan membutuhkan waktu yang sangat panjang, serta membutuhkan struktur sistem yang baik dan terencana. Fakta korupsi yang terjadi di negeri kita ini juga harus kita perangi, karena ini merupakan salah satu penyebab kemiskinan yang terjadi di Indonesia.

Sementara tunjangan para pejabat kita di naikkan. Sungguh tidak selaras dengan kondisi negeri yang masih berada dalam titik kemiskinan. Bukan kinerja baik yang ditunjukkan malah sibuk menaikkan gaji yang tidak semestinya.

Apa yang dilakukan pemerintah dalam memberantas kemiskinan belum tepat sasaran, seharusnya bantuan itu tidak berupa uang bulanan yang sifatnya sementara,.karena tidak bisa menuntaskan kemiskinan yang terjadi. Seharusnya dapat mencari solusi permanen yang membawa bentuk perubahan secara menyeluruh. Banyak sektor yang bisa dikembangkan, seperti sektor pertanian, kehutanan. Semua bisa dikembangkan dengan sistem yang baik sehingga bisa menghasilkan potret perubahan. Bukankah negeri kita ini kaya, gemah Ripah loh jinawi, tanah kita tanah surga, tongkat kayu pun bisa jadi tanaman lautan yang luas dan sumber-sumber kekayaan lainnya.

Sistem kapitalis telah merenggut kemerdekaan sebagai rakyat. Yang kaya makin kaya, yang miskin makin tak berdaya.

Akibat penerapan sistem ekonomi kapitalisme dan liberalisme, sumber daya yang melimpah tidak dapat diakses oleh masyarakat. Terjadi privatisasi pada sebagian besar sumber daya yang seharusnya dimiliki oleh rakyat. Privatisasi ini menyebabkan sumber daya yang besar justru mengalir hanya kepada segelintir golongan saja, yakni swasta dalam negeri bahkan kepada asing.

Didalam Islam
Islam dengan segala ajaran luhur yang terkandung didalamnya memiliki pandangan jauh ke depan yang bertujuan untuk memelihara kepentingan dan kemaslahatan umat manusia. Dalam Islam kita mengenal zakat (baik fitrah maupun zakat mâl) yang mampu memberikan solusi nyata dalam mengatasi kemiskinan umat. Betapa tidak, setiap orang yang memiliki harta yang telah mencapai nisab (batas minimal harta) dan haulnya (batas minimal waktu) diwajibkan untuk mengeluarkan zakatnya dengan persentase yang telah diatur dalam syariat. Zakat itu nantinya akan didistribusikan kepada orang-orang fakir lagi miskin dan tujuh golongan lainnya. Dengan demikian tidak akan ada lagi kesenjangan sosial antara si kaya dan si miskin. Tidak ada lagi sikap saling mencurigai dan mengintimidasi. Karena si kaya memilki kepedulian terhadap nasib orang miskin dan si miskin pun merasa diayomi dengan santunan yang diberikan oleh kaum elit. Inilah yang kemudian kita sebut sebagai inti ajaran Islam yang begitu memperhatikan perikemanusian.

Didalam hukum Islam negara memenuhi kebutuhan tiap-tiap rakyatnya. Pemenuhan kebutuhan ini akan didukung oleh penerapan sumber pemasukan negara yang sesuai dengan syariat Islam, bukan dengan bertumpu pada pajak dan utang, melainkan dari pemasukan tetap, yaitu dari fai, kharaj, zakat, seperlima harta rikaz, dan jizyah.

Begitupun dengan penerapan konsep kepemilikanpun sesuai syariat. Sumber daya alam seperti hutan, laut, sumber air, barang tambang seperti minyak bumi dan batu bara, merupakan milik umum sehingga tidak akan mungkin dibolehkan adanya privatisasi. Setiap individu boleh mengambil sesuai
keperluannya dan negara wajib mengelolanya, kemudian hasilnya dibagikan merata untuk rakyat.

Jadi Sistem politik kapitalisme demokrasi jelas tidak akan bisa mewadahi penerapan konsep ekonomi Islam ini. Hanya institusi Khilafah Islamiah dengan dasar akidah Islam—yang di dalamnya diterapkan sistem politik Islam—yang mampu mewujudkan terciptanya sistem ekonomi Islam untuk menuntaskan kemiskinan. Indahnya Islam ketika diterapkan di semua lini kehidupan.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 22

Comment here