Opini

Prahara di Tanah Palestina

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh. Nur Hawa Meizara (Mahasiswi STEI Hamfara Yogyakarta)

wacana-edukasi.com, OPINI– Palestina kembali berduka, sejarah mencatat sejak tahun 1948 hingga sekarang masih menjadi perbincangan hangat yang patut di ulas. Mereka merindukan kontribusi dan uluran tangan dari kaum muslim. Perampasan hak ummat secara paksa kembali dilakukan demi memuaskan nafsu rakusnya. Warga Palestina tetap berjuang membelah tanah kepemilikannya dan menjaga Masjidil Aqsa agar dipangkuan kaum muslim.
Tepatnya 75 tahun penyerangan tetap mereka gencarkan, demi merampas tanah para nabi.

dari perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kepada bangsa Israel bahwa negaranya sedang dalam kondisi “berperang” melawan militan Hamas yang menguasai jalur Gaza. Komentar Netanyahu dalam pidato yang disiarkan di televisi merupakan pernyataan-pertamanya sejak penguasa Hamas di jalur Gaza melancarkan serangan besar-besaran dari beberapa penjuru terhadap Israel pada Sabtu (7/10) dini hari.

Sabtu(7/10) Hamas mengirimkan anggota nya dan menembakkan ribuan roket ke Israel untuk melintasi perbatasan negara yang dijaga ketat. Hal ini merupakan upaya untuk unjuk kekuatan pada hari libur besar yang membuat Israel lengah.

Kekuatan militer Israel yang meluncurkan serangan di Gaza sebagai respon atas lebih 2.000 roket yang membuat sirine serangan udara berbunyi hingga ke Utara. Sejauh Tel Aviv dan Yerusalem.

Selain militer Israel meluncurkan serangan, mereka meminta penduduk Gaza untuk meninggalkan wilayahnya. Dan meninggalkan wilayah Utara berpindah ke selatan demi “keamanan dan perlindungan” mereka, saat pasukan Tel Aviv berkumpul menjelang serangan darat. Perpindahan yang dilakukan warga Palestina mencatat lebih dari 338.000 warga yang terpaksa terkena imbas dari gempuran serangan udara Israel yang menghancurkan tempat tinggal mereka, Menurut perserikatan bangsa-bangsa (PBB).

Sejak serangan Hamas pekan lalu, Israel mengepung Gaza. Mereka memutus rantai pasokan listrik, bahan bakar, makanan, barang dan air. Salah satu warga Gaza berbicara kepada BBC dari ruang tanah yang menampung 45 orang. Bahwa kesulitan air, internet dan listrik.
Kesulitan yang mereka alami meninggalkan jejak biadabnya Israel pada jiwa-jiwa tak bersalah.

Penyerangan, penindasan, pemutus pasokan makanan menunjukkan wajah kejamnya para penjajah. Mereka membombardir negara yang sudah jelas milik kaum muslimin, tanpa mempedulikan apakah merugikan atau sebaliknya. Atas dasar ingin merebut tanah palestina dari tangan kaum muslimin berbagai cara pasti dikerahkan. Salah satunya pengeboman di daerah Gaza, yang merenggut ratusan jiwa. Dilansir dari CNN sekitar 532 warga yang dilaporkan meninggal dari kedua pihak.

Melirik dari
Lembaga PBB yang digawangi AS tak ubahnya hanya sebagai pemain tanpa punya peran berpengaruh atas penindasan Israel terhadap warga Palestina. Posisi terdepan menyuarakan HAM hanya sekadar retorika belaka. Semakin ke sini justru semakin terlihat kepada siapa mereka berpihak. Tentu kita bisa tahu jawabannya bahwa keberpihakan mereka bukan pada muslim Palestina.

Peran mandul dari negara kian tampak, pengusung janji manis terucap dibibir para penguasa dzalim. Sandiwara yang mereka rancang seolah mampu meriayah, mengayomi dan melindungi para rakyatnya. Namun janji itu berkhianat, justru penyerangan secara paksa kembali digencarkan sangat dahsyat.

Sejarah palestina di ukir oleh pahlawan hebat dimasanya. Kisah Umar bin Khattab bersama Kum muslim berjuang menaklukkan tanah palestina. Dan perjuangan sultan Shalahuddin Al Ayyubi, pejuang Islam yang mampu mengusir pasukan salib hingga meninggalkan Baitul maqdis dengan tertunduk dan hina.

Kaum muslim berhasil menaklukkan kota suci sebanyak dua kali pada masa Umar bin Khattab dan sultan Shalahuddin Al Ayyubi.
Beliau mengembalikan Jerusalem ke pangkuan umat Islam setelah 88 tahun orang-orang Nasrani menguasainya.

Namun, disuatu hari ada seseorang yang memberanikam diri bertanya langsung kepada Shalahuddin Al Ayyubi. “wahai pemimpin kami, mengapa kami tak pernah melihatmu tersenyum?”

Shalahuddin menjawab, “Bagaimana bisa aku tersenyum sementara Al Aqsa dijajah? Demi Allah, aku malu untuk tersenyum sementara di sana saudara-saudaraku disiksa dan dibantai”. Kutipan dari kitab Al Masjidil Aqsa:Al Haqqiqatu wat Tarikh.

Seorang pahlawan hebat, berwibawa dan amanah memiliki rasa peduli terhadap lingkungannya.
Berbanding terbalik dengan kehidupan dinaungan sistem sekuler kapitalis. Penguasa dzalim terhadap rakyat nya dan membiarkan menderita hingga tak berdaya.

Kerusakan dimuka bumi diakibatkan oleh ulah tangan manusia, kerakusan nyata para penguasa dan zionis Israel telah nampak jelas. Bahwa mereka memasang muka dua dihadapan rakyat, sandiwara kian dirancang secantik mungkin agar belas kasihan diterima oleh rakyat.

Penjajahan palestina tiada henti dan merenggut berbagai nyawa dari kalangan anak-anak, orang dewasa dan lansia. Mereka tetap merebut tanah milik Palestina sampai hak milik tanah jatuh ditangan para zionis.

Kelakuan biadab para penjajah, sejak 75 tahun lamanya belum usai masalah perebutan tanah palestina. Tiada penyelesaian pasti oleh negara, hanya solusi parsial yang dihidangkan. Open donasi, kebutuhan sandang, pasokan makanan dan minuman Menjadi solusinya.

Akar masalah dari palestina di jajah yaitu ketiadaan daulah Islam sebagai junnah, kaum muslim dibantai semaunya tanpa melihat lansia atau perempuan. Tertutup oleh sekat nasionalisme membuat saudara muslim tidak bisa mengerahkan seluruh daya dan upaya melalui jihad. Sekaligus ketiadaan daulah Islam yang mampu mengatur strategi perang.

Sebagai saudara muslim sudah selayaknya kita membantu mereka dengan menyiarkan Islam kaffah dan kontribusi dakwah untuk menegakkan kalimat Allah. Sudahkah berkontribusi?

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 40

Comment here