Oleh : Dyah Astri Wandi
Wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA-– Nampaknya janji program makan bergizi gratis masih terus di utak atik oleh presiden terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Mulai dari perdebatan soal anggaran yang dipangkas hingga soal susu sapi yang hendak diganti susu ikan dengan alasan menekan impor sapi yang semakin tinggi di Indonesia.
Walaupun mengganti susu sapi menjadi susu ikan disebut masih wacana, nyatanya telah banyak pihak yang mengkritisi hal tersebut salah satunya Rahmad Handoyo, Anggota Komisi IX DPR RI ini justru mengatakan jika lebih baik diberikan ikan secara utuh bukan ikan yang diproduksi melalui proses panjang. (Sinarharapan.co 19/09/2024)
Ahli gizi masyarakat, dr Tan Shot Yen juga menolak wacana susu ikan sebagai pelengkap makan bergizi gratis. Menurutnya, daripada ekstraksi protein dari daging ikan menjadi produk susu ikan, dr Tan lebih menyarankan untuk mengkonsumsi ikannya langsung. (health.okezone.com 18/09/2024)
**Benarkah Demi Kualitas Generasi?**
Belum juga dilantik, janji manis kampanye presiden terpilih saat ini justru memberikan sinyal tidak konsistennya terhadap kebijakan yang dibuat, padahal disinyalir makan bergizi gratis ini untuk mengatasi isu stunting yang masih tinggi angkanya di Indonesia. Namun semenjak kebijakan ini digagas justru sering terjadi perubahan mulai dari anggaran 15.000 menjadi 7.500, makan siang tidak harus dengan nasi, hingga baru-baru ini wacana susu sapi diganti susu ikan.
Meski sekilas terlihat kebijakan ini untuk meningkatkan kualitas generasi, sayangnya hal ini justru memberikan peluang besar demi suksesnya proyek industrialisasi. Sebagaimana diketahui bahwa produk susu ikan masih jarang produksinya di Indonesia, maka dengan kebijakan ini membuka pintu lebar bagi korporasi memproduksi susu ikan.
Polemik janji manis ini pun semakin menguatkan fakta bahwa keberadaan penguasa yang lahir di sistem kapitalis sekuler akan terus berpihak pada korporasi bukan kepada rakyat. Kekuasaan membuat kebijakan tidak lantas menjadi wadah untuk melayani rakyat sepenuh hati melainkan hanya sebagai alat transaksi antar penguasa dengan rakyat. Sehingga benarlah ungkapan selama ini “No Free Lunch”, tidak ada makan siang gratis. Tidak ada sesuatu yang benar-benar gratis selama kapitalisme yang berkuasa.
**Kepemimpinan Islam Tulus Melayani Rakyat**
Seorang pemimpin didalam Islam menyadari betul kewajibannya sebagai pelayan rakyat yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT. Maka seorang pemimpin didalam Islam akan menjadikan sistem pemerintahan tersebut bersih dari setiap kepentingan individu atau golongan, memiliki anggaran yang cukup memadai, dan mengupayakan generasi yang berkualitas demi tercapainya kebijakan yang pro rakyat khususnya untuk meningkatkan kualitas generasi.
Sebab keberadaan generasi berkualitas merupakan pondasi utama dalam membangun peradaban manusia yang unggul, oleh karena itu negara didalam sistem Islam akan memperhatikan setiap kebijakan demi terwujudnya peradaban agung nan mulia diantaranya yakni :
1. Negara yang menjamin dan memenuhi setiap kebutuhan dasar rakyat baik itu berupa sandang, pangan, papan, pendidikan ,kesehatan dan lain sebagainya dapat diakses dengan cara yang mudah, murah dan efisien. Negara juga yang akan menjamin terpenuhinya makanan bergizi bagi setiap rakyat tanpa memandang kaya maupun miskin sebab didalam Islam kedudukan mereka sama-sama menjadi tanggung jawab negara.
2. Setiap anggaran negara hanya akan dialokasikan untuk kepentingan dan kesejahteraan rakyat semata. Anggaran negara berpusat di Baitul mal yang memiliki bagian-bagian sesuai jenis hartanya. Pertama, harta yang berasal dari fa’i dan Kharaj meliputi ghanimah, khumus, jizyah dan sebagainya. Kedua, berasal dari kepemilikan umum yang meliputi tambang minyak, gas bumi, listrik, pertambangan, laut, sungai, perairan, mata air, hutan, serta aset-aset yang diproteksi negara untuk keperluan khusus, semisal sarana publik seperti rumah sakit, sekolah, jembatan, dan lainnya. Ketiga, zakat yang disusun berdasarkan jenis harta zakat, yaitu zakat uang dan perdagangan, zakat pertanian dan buah-buahan, serta zakat hewan ternak (unta, sapi, dan kambing).
Dengan mekanisme ini, negara tidak akan mudah goyah menentukan program dan kebijakan untuk rakyat karena penguasa melaksanakan fungsinya sebagai pelayan umat dengan sangat baik dan ikhlas demi mendapat ridho Allah SWT. Sistem Islam kaffah akan senantiasa menjamin terwujudnya generasi kuat secara fisik dan psikis seraya memenuhi seruan Allah :
وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
“Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar.” (Q.S. al-Nisa’/4:9).
Views: 26
Comment here