Opini

Prostitusi Menjamur, Buah dari Sistem yang Rusak

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh : Opa Anggraena

Prostitusi, apa yang ada di benak kita ketika mendengar kata ini? Miris! Prostitusi seolah menjadi permasalahan yang tidak ada habisnya di negeri ini. Baru-baru ini polisi mengamankan 15 anak di bawah umur saat menggerebek hotel milik artis (CA) yang disebut dijadikan lokasi prostitusi online.

“Korban ada 15 orang, semuanya anak di bawah umur, rata-rata umur 14 sampai 16 tahun. Ini yang jadi korban,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus di Polda Metro. Kegiatan prostitusi ini pun membuat warga sekitar resah, “Jiwa saya berontak. Dari dulu saya ingin ngumpulin teman-teman. Ayo kita gerebek bareng-bareng atau kita cari kekuatan (untuk menghentikan kegiatan prostitusi itu),” cerita salah satu warga sekitar. (CNNIndonesia.com,19/3)
Masih dibawah umur, namun mereka sudah menjadi korban prostitusi online. Sungguh sangat menyayat hati. Dengan alasan menutup biaya operasional hotel selama masa pandemi Covid-19, membuat pengunjungnya cukup sepi. Pemilik hotel pun menjadikan itu sebagai tempat prostitusi online.

Berawal dari keresahan dan kemarahan warga, sehingga bisa terkuak kasus prostitusi ini. Warga masyarakat memang perlu aktif dalam melaporkan hal seperti ini kepada pengurus setempat. Namun hal seperti tidak cukup. Permasalahan prostitusi haruslah mendapatkan solusi tuntas karena jika tidak prostitusi akan terus menjamur. Tentu ini menjadi PR besar bagi negara. Tidak hanya menjadi PR di lingkungan keluarga dan masyarakat saja.

Terlebih saat ini, sistem yang diadopsi oleh negara adalah sistem rusak yakni kapitalis-sekularisme yang berasaskan materi. Sehingga wajar jika pelaku bisnis tidak peduli halal haramnya bisnis mereka, apalagi memikirkan bagaimana dampaknya bagi masyarakat. Yang terpenting adalah membawa keuntungan bagi mereka. Sistem ini pun menjauhkan agama dari kehidupan, yang menjadikan agama hanya sebagai ritual dalam beribadah saja, tidak dijadikan sebagai pengatur dalam kehidupan. Dengan demikian akidah setiap individu jauh dari akidah Islam. Akhlaknya jauh dari akhlak yang mulia.

Generasi muda adalah aset berharga bagi suatu bangsa, jika aset ini rusak maka akan rusak juga suatu negara. Generasi adalah peradaban yang harusnya dijaga oleh negara apalagi generasi Ibu yang akan melahirkan seorang pemimpin. Maka sudah seyogyanya Negara ikut andil dalam mencetak generasi terbaik. Bukan generasi yang rusak seperti saat ini, yang justru dijadikan tumbal pemuasan syahwat para lelaki hidung belang.

Beginilah sistem sekularisme yang tidak bisa melindungi fitrah seorang perempuan terlebih mereka yang masih dibawah umur, terpaksa melakukannya atau dengan sukarela karena terhimpit ekonomi apalagi di masa pandemi seperti saat ini. Lagi dan lagi sistem ini bukan hanya gagal melindungi warga masyarakatnya tapi juga gagal menjamin perekonomian warga negaranya.

Negara sangat bertanggung jawab agar negeri ini bersih dari zina dan berbagai kemaksiatan lainnya. Bertanggung jawab juga untuk menghapus segala bentuk kekerasan dan prostitusi, bertanggung jawab akan keberlangsungan perekonomian warga negaranya dengan mengganti sistem yang sudah terbukti rusak dengan sistem yang akan membawa kemaslahatan bagi umat. Yakni menerapkan sistem Islam secara total.

Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk.” (QS Al Isra ayat 32)

Sudah jelas keharaman zina maka akan secara otomatis bisnis seperti ini dalam Islam akan dimusnahkan.

Dalam islam penguasanya berperan menjaga jawil imani masyarakat, terus menjaga umat dalam kondisi keimanan dan ketaqwaaan yang kuat karena ketakwaan dan keimanan adalah fondasi penting terciptanya masyarakat yang Islami.

Maka masyarakatnya akan tumbuh memiliki akhlak mulia dengan akidah Islam, apalagi jika penguasanya amanah menjalankan dan menerapkan syariat Islam, maka akan secara otomatis menjaga umat dari kemudaratan, termasuk adanya prostitusi.
Walohu’alam Bishawab

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 3

Comment here