Surat Pembaca

Proyek Sekolah Jangan Abaikan Keselamatan Pekerja

blank
Bagikan di media sosialmu

Wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Menjelang akhir tahun 2023 sejumlah pengerjaan pembangunan proyek sekolah di Kabupaten Mempawah molor, diantaranya pengerjaan pembangunan unit sekolah baru SMA Negeri 1 Mempawah tahap III. Dari pantauan awak media di lokasi pembangunan proyek pada selasa 26 Desember 2023, terlihat para pekerja antusias melakukan penyelesaian pengerjaan di sejumlah titik bangunan, namun sangat disayangkan seluruh pekerja abaikan K3 Keselamatan Kesehatan Kerja (https://www.liputanpontianak.com 26/12/2023).

Saat dikonfirmasi Lili pengawas lapangan pada kegiatan proyek tersebut mengatakan, alat keselamatan dan kesehatan kerja telah kita siapkan, seperti rompi sudah saya beli sebanyak 200 helai, namun pekerja tidak memakainya. Dilain pihak masyarakat kabupaten Mempawah Iswandi menilai sangat disayangkan atas molornya waktu pada kegiatan tersebut, terlebih menyoal kerja yang mengejar target, di satu sisi pekerja abaikan K3. Karena hal tersebut dirinya meminta pengawasan pihak dinas terkait dalam kegiatan ini di bawah kewenangan dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Barat

Demikianlah carut marut pengelolaan infrastruktur sekolah dalam sistem kapitalis liberal. Sistem ini menghasilkan negara yang bermasalah secara ekonomi, sehingga anggaran pendidikan minim. Otomatis pembangunan infrastruktur sekolah pun terhambat.

Kondisi ini tentu sangat kontras dengan pengelolaan pendidikan dalam sistem Khilafah Islam. Dalam sistem yang didasarkan pada Hukum Syariah ini, negara bertanggung jawab penuh mencukupi kebutuhan sarana pendidikan yang bersifat pokok, seperti gedung sekolah (kelas), perpustakaan, laboratorium, dan lainnya (termasuk asrama pelajar). Yang demikian termasuk kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan negara.

Sebab, secara filosofi, minimnya infrastruktur sekolah berarti menghambat pelaksanaan kewajiban menuntut ilmu. Hal ini sangat disadari oleh negara yang mendapat mandat langsung dari Allah SWT sebagai pengelola urusan pendidikan rakyatnya. Berbeda dengan negara dalam sistem sekuler kapitalis saat ini.

Oleh karenanya, negara Khilafah sangat memberi perhatian bagi pembangunan insfrastruktur sekolah. Hadirnya banyak perpustakaan maju di zaman kekhalifahan dahulu cukup untuk membuktikan bahwa bangunan sekolah tempat belajar sudah bukan persoalan lagi, dan tentulah sudah sangat representatif bagi kebutuhan belajar siswa.

Para penuntut ilmu bahkan begitu betah menimba ilmu di sekolah. Hingga dari sanalah terlahir ilmuwan-ilmuwan muslim yang begitu gigih belajar dan mengajarkan ilmu. Tentulah semua itu didukung oleh infrastruktur yang mendukung. Tak ada kata malas belajar hanya karena khawatir bangunan roboh, atau suasana sekolah yang tidak kondusif.

Dengan demikian, selayaknya hal ini menyadarkan kita tentang rusaknya tatanan bernegara yang sekuler kapitalistik liberal. Karena terbukti menelantarkan pelayanan pendidikan yang menjadi kebutuhan pokok umat.

Sebaliknya, hal ini juga menyadarkan kita tentang pentingnya negara mengelola urusannya dengan syariah Islam dan Khilafah. Sebab, dalam Islam, negara benar-benar hadir untuk melayani seluruh urusan rakyat, termasuk pendidikan yang merupakan kebutuhan pokok masyarakat.*

Maimurah
Pontianak-Kalbar

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 6

Comment here