Opini

Pungli di Sekolah, kok Bisa?

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Raihun Anhar, S.Pd. (Mahasiswi Pascasarjana UIKA, Bogor)

Wacana-edukasi.com, OPINI--Dilansir dari iNews 11/1 bahwa SMAN 2 Cileungsi, Kab. Bogor, Jawa Barat melakukan Punggutan Liar (pungli) sebesar 2,6 juta bagi siswa kelas 10, guna menyediahkan makan siang gratis guru dan pegawai sekolah, juga pengadaan AC. Jika orang tua tidak membayar maka diancam, kartu ujian siswa tidak dicetak. Begitulah pernyataan dari Bapak Marlon Sirait.

Beberapa waktu lalu juga viral pungli sebesar 2,5 juta disekolah negeri juga yakni SMAN 2 Cibitung, Kabupaten Bekasi. Hal diungkapkan seorang influencer hingga viral. Setelah viral barulah mendapat perhatian ‘no viral no justice’.

Adapun penyebab pungli disekolah bisa diakibatkan beberapa hal seperti: pertama, sebagai upah pekerja seperti guru honorer, security, dan TU seperti yang disebutkan ketua komite SMAN 2 Cileungsi pada iNews 11/1. Hal ini dikarenakan dana BOS tidak cukup. Hal ini bisa terjadi pada sekolah negeri yang lain.

Hal ini menunjukkan tidak sejahteranya tenaga pendidik. Mengingat guru dibedakan status dan upahnya. Pegawai negeri (PNS dan ASN) diupah berbeda-beda tergantung golongannya masing-masing. Jika golongannya rendah maka gajinya kecil. Untuk PNS golongan 1 (guru pertama) hingga 4 (guru utama) berkisar Rp.2.785.700-6.114.500. Kompas.com 29/11/24/024. PPPK sebagai salah satu ASN upahnya kisaran 3 jutaan. Sedangkan guru honorer tergantung kemampuan sekolah alias tidak pasti nilainya.

Kedua, akibat penerapan kapitalisme yang berasas pada materi. Sehingga pendidikan yang mestinya gratis, jadi dipungut biaya.

Islam Tidak Menunggu Viral Untuk Selesaikan Masalah

Hal ini sangatlah berbeda dengan pemerintahan Islam dahulu. Para penguasa cekatan dalam menyelesaikan permasalahan yang ada tanpa menunggu viral. Dikarenakan mereka takut pada Allah sehingga berusaha semaksimal mungkin menghindari kezaliman.

Sosok teladan dari pemimpin yang luar biasa bisa dilihat pada sosok Umar bin Khattab saat menjadi khalifah. Dibalik kehebatan Umar adalah karena meneladani dan mengikuti Rasulullah Saw dalam memimpin. Ia berkeliling kota Madinah setiap malam untuk memastikan kondisi rakyat. Jika ia menemukan yang kesusahan segera dibantu. Pernah dikisahkan seorang kakek Yahudi yang mengemis untuk bayar jizyah, Umar segera membawanya ke Baitul Maal dan dibebaskan atasnya jizyah, begitu juga orang yang sama seperti kakek tersebut.

Di masa Khalifah Umar, pun jika ada Wali (Gubernur) yang berlaku zalim segera dinasehati seperti Amru bin Ash pernah ditegur untuk berlaku adil karena mengusur tanah seorang Yahudi yang tidak mau. Bahkan jika para pejabat yang mengalami pertambahan harta, maka kelebihan itu dikembalikan ke negara walau bukan hasil korupsi. Mengapa? Karena Umar berpendapat sebagai pemimpin tugasnya mengurus rakyat bukan memperkaya diri. Tidak boleh ada pejabatnya yang jual beli dengan rakyat, hal itu agar para pejabat fokus mengurusi umat.

Pendidikan Gratis dalam Islam & No Pungli

Pendidikan gratis dari Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi. Ini terukir dalam sejarah peradaban Islam selama 13 abad, sejak hijrah hingga 1924 di Kekhilafaan Utsmani. Dimasa Umar bin Khattab, guru diberi upah 15 Dinar, yang kalau dirupiahkan sekitar Rp 57.375.000. Guru sejahtera dan tidak berdasarkan status seperti Honorer, PNS, atau ASN. Semuanya dipandang sama sebagai guru tetapi terdapat seleksi untuk menjadi guru diawal. Hal ini dilakukan untuk memastikan guru tersebut tidak mengajarkan ilmu yang salah pada murid-muridnya.

Pungli di sekolah dapat dikatakan bahwa akibat penerapan kapitalis yang membedakan status guru (Honorer, ASN, dan PNS). Honorer biasanya diupah dari Dana BOS sekolah. Sedangkan ASN dan PNS dari negara. Upah guru PNS saja berbeda-beda sesuai golongan. Honorer tidak pasti upahnya, tergantung kondisi sekolahnya. Masih kalah jauh dengan guru dimasa Khalifah Umar bin Khattab. Maka wajar jika hari ini sekolah melakukan pungli untuk penuhi kebutuhan para guru-gurunya dan pegawai lain di sekolah.

Dari sinilah, menunjukkan kita butuh sistem kehidupan Islam. Dengan Islam sekolah tidak melakukan pungli, bahkan bisa bersekolah dengan gratis. Guru sejahtera dan bisa fokus mengajar dan mendidik generasi menjadi khairu ummah. Telah dibuktikan oleh sejarah peradaban manusia, bahwa Islam telah merubah Arab yang jahiliyyah menjadi cerdas. Hal ini karena mereka dididik oleh manusia terbaik yakni Rasulullah Saw. Dari pendidikan Rasulullah Saw lahir generasi para sahabat, tabiin dan tabiut tabiin. Mereka adalah manusia terbaik karena menyeru pada Islam.

Allah Swt. berfirman:

كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِۗ وَلَوْ اٰمَنَ اَهْلُ الْكِتٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْۗ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ وَاَكْثَرُهُمُ الْفٰسِقُوْنَ ۝١١٠

Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia (selama) kamu menyuruh (berbuat) yang makruf, mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Seandainya Ahlulkitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik. (QS. Ali Imran [3] : 110)

Oleh karena itu, kita harus wujudkan Islam dengan menyeru manusia (muslim) untuk kembali pada Islam. Buanglah demokrasi, sekularisme, dan kapitalisme ke tempat sampah peradaban. Menyeru pada penguasa untuk menerapkan Islam sebagaimana Rasulullah Saw dan para sahabatnya lakukan terhadap kafir Qurais di Mekkah hingga hijrah ke Madinah. Dengan begitu kita bisa merasakan hidup yang diberkahi Sang Pencipta dan Pengatur. [WE/IK].

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 8

Comment here