Wacanaedukasi.com — Menyiapkan stok bahan pokok merupakan suatu kebiasaan yang dilakukan di awal Ramadan. Hal ini menjadikan permintaan bahan pokok di pasar kian meningkat dan akhirnya memengaruhi kenaikan harga sejumlah komoditas, seperti daging ayam, minyak goreng, telur, daging sapi, beras, dan yang lainnya.
Kenaikan ini jelas menimbulkan gejolak kegaduhan tersendiri di tengah masyarakat. Dikutip dari cnbcindonesia.com, ketua umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi), Abdullah Mansuri mengatakan bahwa kenaikan harga ini terjadi karena supply dan demand. Di mana jika permintaan (demand) yang tinggi jika tidak diimbangi dengan ketersediaan pasokan (supply) yang mencukupi, maka jelas akan berimbas pada kenaikan harga (11/4/2021).
Sangat disayangkan, kenaikan harga jelang Ramadan selalu terulang di tiap tahunnya. Perlu adanya kendali dari pemerintah untuk mengontrol hal ini. Namun sayangnya, pemerintahan saat ini yang masih berkiblat pada sistem sekular terasa mengesampingkan rakyat. Sebab hanya mengedepankan keuntungan semata.
Berbeda dengan sistem Islam, sebagai agama yang sempurna dalam mengatur kehidupan. Termasuk memastikan agar kebutuhan pangan setiap warga negara dapat terpenuhi.
Pemerintah juga memiliki peran dalam penstabilan harga, yaitu dengan menjaga stok dan pasokan bahan pokok jelang Ramadan hingga Idul Fitri agar selalu tercukupi. Baik dengan penghitungan kebutuhan dengan cermat lalu mengusahakan kecukupan pasokan dari hasil pertanian dan sumber daya alam yang ada, juga didukung oleh pendistribusian yang cepat dan tepat. Serta tindakan tegas bagi penimbun barang, yang dapat mengakibatkan kelangkaan supply serta kenaikan harga.
Sehingga kekhawatiran akan menjulangnya harga bahan pokok sebagai akibat melonjaknya permintaan (demand) pada waktu yang sama dapat diatasi. Harapannya kebutuhan di dalam negeri bisa tercukupi.
Sri Purwanti
Sambas—Kalimantan Barat
Views: 0
Comment here