Qalam Ramadan

Ramadan, Momentum Perjuangan

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh : Ummu Kahfi

wacana-edukasi.com , QALAM RAMADAN-– Kaum muslim masih berduka. Darah-darah para syuhada masih mengalir di tanah suci Palestina. Luka-luka korban dari target genosida oleh zionis Israel, menjadi saksi bisu atas diamnya tentara kaum muslim. Negeri-negeri kaum muslim yang seharusnya menjadi pelindung dan penolong, menutup mata juga telingannya, sebab tidak berada dalam satu komando kekuasan (Khilafah). Bulan Ramadhan yang seharusnya bisa dirasakan penuh suka cita, namun kini dirasakan dengan penuh duka yang semakin nyata.

Sudah berpuluh-puluh tahun kaum muslim Palestina di jajah oleh zionis Israel. Puncak kebiadaban zionis semakin nampak jelas, dengan penyataan terbuka yang disampaikan anggota kongres Partai Republik yang mewakili Tennessee yaitu Andy Ogles, bahwa ia mengatakan kita harus membunuh mereka semua (rakyat Palestina). (www.republika.id-22/02/2024)Menerima kenyataan dari pernyataan ini, apakah kita masih akan tetap diam?

Keberadaan Seluruh Pasukan Militer Kaum Muslim Dipertanyakan

Negeri-negeri tetangga Palestina memiliki tentara dan pasukan militer yang kuat. Termasuk diantara negeri yang tentara dan pasukan militernya kuat adalah Mesir dan Arab. Akan tetapi, sampai kini hari tidak ada yang berani untuk mengomandokan perang melawan penjajah zionis. Pembelaan atas darah sesama muslim dan pelindung bagi tanah suci Al Quds, kini hanya sebuah omong kosong berupa upaya solusi pragmatis dengan dua negara atau pun dengan sekedar boikot semata. Padahal, negeri Palestina sangat membutuhkan bantuan militer untuk melenyapkan penjajah zionis Israel dan sekutunya.

Ketidakberdayaan seluruh tentara kaum muslimin bukanlah tanpa sebab. Negara Bangsa (National State) yang menjadi akar masalahnya. Karena saat ini setiap Negeri kaum muslim memiliki penguasa, yang setiap negerinya memiliki kepentingannya masing-masing.

Menyatukan Arah Perjuangan

Bulan Ramadhan adalah bulan yang Allah hadirkan dengan banyak peluang pahala dan ampunan-Nya. Berburu pahala dan ampunan-Nya, amat dinantikan bagi para mukmin sejati. Bisa kita saksikan dalam sejarah, Rasulullah Saw, para sahabat, dan seluruh kaum muslim, begitu bersegera menyambut ekspedisi dan jihad di Bulan Ramadhan. Ibadah shaum tidak menjadikan mereka bepangku tangan dengan keadaan. Secara tidak langsung, Rasulullah Saw, para sahabat, dan kaum muslim terdahulu telah mengisyaratkan, bahwa Bulan Ramadhan adalah bulan perjuangan.

Bulan Ramadhan sebagai bulan perjuangan adalah momentum yang tepat, untuk menyatukan arah perjuangan seluruh kaum muslimin di seluruh penjuru dunia. Setidaknya ada tiga upaya yang bisa dioptimalkan dalam perjuangan.

Pertama, yaitu memperbanyak doa untuk kemenangan dan tegaknya Khilafah. Sebab doanya seseorang yang shaum, tidak ada hijab (penghalang) antara dirinya dan Allah. Rasulullah Saw bersabda :

“Tiga orang yang doanya tidak tertolak yaitu pemimpin yang adil, orang yang berpuasa sampai ia berbuka, dan doa orang yang terzalimi, Allah akan mengangkatnya di bawah naungan awan pada hari kiamat, pintu-pintu langit akan dibukakan untuknya seraya berfirman: Demi keagungan-Ku, sungguh Aku akan menolongmu meski setelah beberapa saat.” (HR. At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)

Kedua, yaitu bersemangat dalam dakwah. Dakwah adalah langkah nyata yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Saat ini, kita bisa lebih gencar berdakwah dalam dunia nyata dan dunia maya. Baik dalam bentuk lisan dan tulisan, maupun audio visual.

Ketiga, bersama-sama berjuang dengan seluruh kaum muslim di dunia, untuk menegakkan kembali Khilafah. Karena hanya dalam negara Khilafah saja, yang akan mampu menurunkan tentara kaum muslim untuk melawan dan mengusir zionis Israel dari Negeri Palestina. Karenanya penting bagi seluruh kaum muslim, untuk memaksimalkan perjuangan di Bulan Ramadhan.

Wallahu’alam bi shawwab

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 19

Comment here