Opini

Rapuhnya Mental Gen Z, Akibat Sekularisme

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Nana Juwita, S.Si.

Wacana-edukasi.com, OPINI-– Mengutip dari Badan Pusat Statistik (BPS) 2024 menunjukkan bahwa, potensi jumlah Gen Z yang diperkirakan berkisar 22,12 juta jiwa untuk usia 15-19 tahun dan 22,28 juta jiwa untuk usia 20-24 tahun. Angka ini menunjukkan besarnya potensi sekaligus juga merupakan tantangan yang dihadapi negeri ini.

Dengan potensi tersebut maka dibutuhkan peran orang tua, masyarakat, juga negara untuk dapat mewujudkan generasi yang unggul beriman bertakwa kepada Allah SWT. Selain itu, memiliki keahlian dalam bidangnya. Tidak kalah penting adalah bagaimana menjadikan generasi muda memiliki visi misi perubahan yang tidak hanya berorientasi pada pencapaian dunia, namun juga akhirat. Hanya saja, sangat disayangkan dengan penerapan sekularisme Kapitalisme menjadikan generasi masa mengalami masalah kesehatan mental hingga melakukan aksi bunuh diri.

Seperti yang dikutip dari (kompas.id, 24/10/24) telah ditemukan remaja bunuh diri di area parkir Metropolitan Mall Bekasi, hingga saat ini belum diketahui identitas dan apa motifnya. Insiden remaja bunuh diri ini merupakan fakta adanya problem kerapuhan mental generasi muda. Menurut data dari WHO, tingkat bunuh diri di Indonesia adalah 3,4 kasus per 100.000 penduduk, dan banyak di antaranya melibatkan remaja yang mengalami gangguan mental yang tidak tertangani.

Menurut Kementerian Kesehatan mengungkapkan bahwa 6,1% penduduk berusia 15 tahun ke atas mengalami gangguan kesehatan mental, seperti kecemasan dan depresi. Fakta lain menunjukkan bahwa lebih dari 15,5 juta remaja di Indonesia mengalami masalah kesehatan mental, khususnya terkait kecemasan dan depresi (kumparan.com,21/10/24).

Problem kerapuhan mental pada Gen Z dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya: iman yang lemah, dan juga tuntutan ekonomi yang sangat tinggi. Seperti UKT mahal, pengangguran, juga gaya hidup materialistik. Sebagai dampak dari sistem Demokrasi Kapitalisme yang banyak melahirkan aturan rusak.

Padahal Gen Z memiliki modal besar sebagai agen perubahan, termasuk membangun sistem kehidupan yang shahih. Demokrasi sekularisme menjauhkan gen Z dari perubahan hakiki dengan Islam kaffah, sementara hanya dengan sistem Islam generasi dan umat manusia akan selamat, namun Gen Z terjebak dengan nilai-nilai kebebasan yang dianut oleh Demokrasi.

Data dari I-NAMHS (2022), menunjukkan bahwa gangguan mental yang paling banyak diderita remaja adalah gangguan cemas (gabungan antara fobia sosial dan gangguan cemas menyeluruh) sebesar 3,7%, diikuti oleh gangguan depresi mayor (1,0%), gangguan perilaku (0,9%), serta gangguan stres pasca-trauma (PTSD) dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (ADHD) masing-masing sebesar 0,5%. Tekanan akademik, perundungan siber, dan perubahan sosial budaya telah menciptakan lingkungan yang semakin menantang bagi kesehatan mental generasi muda.

Fakta bahwa adanya gangguan mental di tengah-tengah generasi muda masa kini, seharusnya menjadi bahan evaluasi bagi penguasa negeri ini. Sudah saat nya generasi muda untuk diubah cara berfikirnya terkait dengan memandang permasalahan kehidupan ini, bahwa remaja harus disadarkan dengan pemahaman Islam yang memandang bahwa alam, manusia dan kehidupan ini haruslah berjalan sesuai dengan aturan Illahi bukan yang lain.

Adanya gempuran opini kebebasan yang diusung oleh Demokrasi Kapitalisme menjadikan generasi negeri ini bebas berbuat, karena remaja masa kini kosong dengan pemahaman Islam ditambah rusaknya lingkungan keluarga dan masyarakat, juga abainya negara terhadap tontonan yang bebas beredar di dunia maya sehingga semakin menambah parah kondisi generasi negeri ini.

Memang benar bahwa nasib suatu bangsa ada ditangan para pemuda, begitupun kebangkitan suatu bangsa juga ada ditangan pemuda. Namun kebangkitan suatu bangsa tidak hanya ditentukan oleh besarnya jumlah generasi muda, tetapi kebangkitan bangsa akan diraih ketika individu-individu dalam suatu negara memiliki pola pikir dan pola sikap yang Islami, dan disuport dengan sistem Islam. Barulah kebangkitan suatu bangsa akan dapat diraih.

Oleh karena itu, pemuda haruslah diberikan pemahaman Islam bahwa bangkitnya manusia sangat tergantung kepada pemikirannya tentang hidup, alam semesta, dan manusia, serta hubungan ketiganya dengan sesuatu yang ada sebelum alam kehidupan, dan sesudah kehidupan dunia. Dengan demikian pemikiran generasi muda masa kini haruslah diganti dengan pemikiran (pemahaman Islam) agar terjadi perubahan sikap dalam menjalani kehidupan.

Jika setiap generasi di negeri ini mampu memahami siapa dirinya, dari mana Ia berasal, dan untuk apa mereka hidup, dan bagaimana setelah melewati fase kehidupan di dunia ini, jika semua ini dijawab dengan jawaban yang tepat dan benar. Maka jadilah pemuda masa kini menjadi agen-agen perubahan yang akan membawa kepada keselamatan kehidupan dunia dan akhirat dengan keimanan yang kokoh.

Gen Z memiliki modal besar sebagai agen perubahan, termasuk membangun sistem kehidupan yang shahih. Demokrasi menjauhkan gen Z dari perubahan hakiki dengan Islam kaffah, padahal hanya dengan sistem Islam generasi dan umat manusia akan selamat. Untuk itu, gen Z membutuhkan adanya partai yang akan membina Gen Z secara shahih yang mendorong terbentuknya gen Z berkepribadian Islam, yang akan membela Islam dan membangun peradaban Islam.

Generasi muda hari ini mestilah berkaca bagaimana sejarah tentang Muhammad Al-Fatih atau Mehmed II yang mampu menaklukkan Konstantinopel pada 29 Mei 1453 pada saat usianya 21 tahun.

Ada lagi Sahabat Nabi Muhammad SAW yaitu Usamah bin Zaid yang dipilih langsung oleh Rasulullah SAW menjadi panglima perang termuda di usia 18 tahun. Usamah ketika itu memimpin pasukan Islam untuk mengusir pasukan Romawi dari negeri Syam, Palestina, serta Mesir. Juga masih banyak lagi kalangan para sahabat yang memiliki peran besar dalam perjuangan Rasulullah SAW dalam memperjungkan dakwah Islam.

Lalu bagaimana dengan generasi hari ini? yang lebih banyak menghabiskan waktu dengan getget dan internet? Wahai para pemuda sudah saatnya melakukan suatu perubahan yang hakiki yang akan menyelamatkan kehidupan dunia dan akhirat seluruh penduduk bumi ini. Wallahu A’lam Bishawab

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 8

Comment here