Surat Pembaca

Rapuhnya Standar Kebahagiaan

blank
Bagikan di media sosialmu

wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Band Coldplay akan menyelenggarakan konser di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakata pada 15 November 2023. Konser mereka kali ini bertajuk Music of The Spheres World Tour 2023. Band asal Inggris ini sudah berusia lebih dari 20 tahun. Mereka dijuluki sebagai The Most Successful Band of the 21st Century. Band ini banyak merilis album yang berkualitas tinggi dan Coldplay berhasil memikat para pecinta musik di berbagai macam negara. Dilansir Tempo.co, Minggu (14/05/2023)

Konser di Indonesia kali ini, grup band asing mematok harga tiket sebesar Rp800 ribu sampai Rp11 juta. Pecinta musik Coldplay pun berlomba-lomba mendapatkan tiket dengan metode war tiket. Di mana yang dikejar ini sebenarnya bukanlah kebutuhan asasi, hanya upaya untuk memuaskan diri bisa menghadiri konser idolanya. Hal ini, tidak heran, bahkan sering terjadi dalam dunia kapitalisme. Rakyat yang satu sedang sengsara, disaat yang sama sebagian masyarakat lainnya sedang mengejar kebahagiannya dengan menonton konser musik dengan harga belasan juta. Membuktikan tingginya kesenjangan kesejahteraan antara si kaya dan si miskin

Pertanyaannya, apakah benar dengan menonton konser akan merasakan kebahagiaan? Jawabannya bisa iya, bisa tidak. Iya, jika yang dikejar kebahagiaan dengan nilai-nilai nisbi. Namun, jika yang dicari adalah kebahagiaan dengan nilai ukhrawi, tentu saja tidak. Karena kebahagiaan yang dikejar dengan menuntut nilai eksistensi, dan gaya hidup berupa materi adalah kebahagiaan yang semu dan tidak ada faedahnya sama sekali.

Islam mengatur bagaimana seorang muslim menikmati hidup sekaligus memiliki empati atas nasib sesama. Islam juga mengajarkan skala prioritas atas amal dalam kehidupan. Karena itu, setiap muslim seharusnya berpikir berkali-kali dalam mengambil sebuah tindakan, apalagi tindakan itu tidak ada manfaatnya.

Setiap muslim terikat dengan komitmen-komitmen dasar hidupnya, yang membawanya pada tujuan Ilahiah, tentang kenapa ia ada. Seperti dari mana ia berasal, ntuk apa ia hidup di dunia, dan kemana ia setelah kehidupan ini?

Saat tiga pertanyaan ini sudah tertanam dalam diri manusia, maka ia tidak akan mau menghabiskan waktu, harta dan umur untuk hal-hal yang sia-sia. Karena orientasi seorang muslim adalah kehidupan akhirat. Sehingga ia Kana berusaha memanfaat waktu, harta dan waktu ke arah yang lebih bermanfaat. Wallahu’alam bishshawab!

Oleh Eva Ariska Mansur (Anggota Ngaji Diksi Aceh)

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 23

Comment here