Oleh: Dwi Indah Lestari
wacana-edukasi.com, OPINI– Perang di Palestina sudah berlangsung lebih dari satu bulan lebih sejak dimulai 7 Oktober 2023. Agresi yang dilakukan oleh Israel pun semakin membabi buta. Menyasar siapa saja dan apapun di Gaza. Tak terkira sudah warga sipil termasuk anak-anak Palestina yang menjadi syuhada. Bahkan rumah sakit yang seharusnya menurut hukum internasional tidak boleh menjadi target serangan pun tak luput menjadi korban.
Solidaritas kaum muslim pun terpantik. Sejumlah milisi dari beberapa negara yang berbatasan langsung dengan wilayah Palestina akhirnya turut bergabung dengan Hamas melancarkan serangan kepada Israel. Dikutip dari laman cnnindonesia.com (3/11/2023), setidaknya ada tiga milisi Timur Tengah yang turut bergabung, yaitu Hizbullah di Lebanon selatan, Houthi di Yaman, dan Jihad Islam di Jalur Gaza.
Tak Imbang
Aksi yang dilakukan oleh beberapa milisi tersebut didorong oleh kesadaran bahwa mereka memiliki kewajiban untuk membantu dan membela saudara muslimnya di Palestina yang saat ini sedang teraniaya. Meskipun respon ini berbeda dengan kebijakan yang diambil oleh negaranya. Para milisi itu melakukan serangan kepada Israel dengan menembakkan rudal dan drone.
Tentu saja perbandingan kekuatan yang ada dalam perang di Palestina lagi-lagi tidaklah imbang. Hamas dan kelompok Islam lainnya hanyalah milisi yang harus menghadapi kekuatan Israel sebagai negara. Apalagi zionis didukung oleh negara-negara besar Barat seperti Amerika dan Inggris baik dalam bentuk dana, senjata, dan sejenisnya.
Sementara para milisi ini tidak memiliki dukungan yang sama seperti Israel. Mirisnya, para penguasa Arab dan negeri muslim malah tak bisa diharapkan bantuannya. Mereka diam. Kalaupun ada reaksi yang ditunjukkan hanya sekedar mengecam, mengutuk dan semisalnya, yang tidak memberikan perubahan apapun terhadap penderitaan rakyat Palestina. Apalagi menghentikan kejahatan zionis Israel terhadap kaum muslim di Palestina.
Padahal perlawanan rakyat Palestina hanya akan seimbang bila negara yang turun langsung. Sayangnya, tidak ada satu pun negeri Islam di dunia saat ini yang berani dengan lantang menentang kekejaman Israel dengan mengirimkan militernya untuk membela muslim Palestina. Bahkan yang semakin menyakitkan, masih ada di antara penguasa negeri muslim yang tetap meneruskan hubungan diplomatik dengan Israel. Sebagian lainnya malah menormalisasi hubungan dengan bangsa perusak itu.
Ini jelas adalah bentuk pengkhianatan terhadap kaum muslim. Bagaimana bisa mereka membisu melihat saudara-saudaranya dibantai bahkan bergandengan tangan dengan sang penindas? Hal ini akibat nasionalisme yang telah mengikat kaum muslim. Sekat-sekat negara bernama nation state telah membelenggu mereka dari merasakan sakit yang kini tengah mendera kaum muslim Palestina. Mereka menjadi tidak peduli bahkan menganggap bukan persoalannya.
Barat telah berhasil merusak persatuan kaum muslim di seluruh dunia dengan racun nasionalisme. Paham ini telah menjadikan kaum muslim satu merasa berbeda dengan muslim lainnya yang tidak dalam satu wilayah. Pisau nasionalisme telah mengerat umat Nabi Saw. yang seharusnya adalah satu tubuh. Barat terus menumbuhsuburkan paham ini di benak kaum muslim, agar mereka mudah dikendalikan dan dikuasainya. Semestinya kaum muslimin menyadarinya.
Rindu Sang Junnah
Rasulullah Saw. pernah bersabda,
“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal kasih sayang bagaikan satu tubuh, apabila satu anggota badan merintih kesakitan maka sekujur badan akan merasakan panas dan demam.” (HR. Muslim).
Maka nestapa yang kini dirasakan oleh muslim Palestina seharusnya juga dirasakan oleh seluruh kaum muslim di manapun berada. Kaum muslim tidak boleh tinggal diam. Mereka harus bangkit untuk melakukan pembelaan terhadap saudaranya. Sebab Nabi Saw. juga telah mengingatkan agar sesama muslim tidak membiarkan kezaliman menimpa saudara muslimnya yang lainnya. Kaum muslim wajib untuk berusaha menghilangkan kezaliman itu.
“Seorang muslim itu saudara bagi muslim yang lainnya, tidak menzaliminya dan tidak membiarkannya (dizalimi).” (HR. Bukhari, & Muslim).
Hanya saja, kaum muslim membutuhkan kekuatan yang mampu menandingi kekuatan yang dimiliki Israel, yaitu sebuah negara. Karena itu kekuasaan sebuah negara memang menjadi sesuatu keniscayaan bagi umat Islam. Sebab dengannya, umat akan berlindung dan mampu berperang bersamanya.
“Sungguh Imam/Khalifah itu laksana perisai (junnah); (orang-orang) akan berperang di belakang dia dan berlindung kepada dirinya” (HR. Bukhari dan Muslim)
Sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah Saw. saat Beliau hijrah ke Madinah dan menegakkan Daulah Islam di sana. Sejak saat ini syariat Allah tertegakkan, kaum muslim memperoleh kemuliaan dan perlindungan. Rasulullah Saw. pernah mengusir kaum Yahudi dari Madinah, karena pengkhianatan mereka terhadap perjanjian. Mereka telah membunuh seorang muslim yang membela seorang muslimah yang telah dilecehkan oleh kaum Yahudi.
Risalah ini pun kemudian diteruskan oleh para sahabat dan penguasa kaum muslim berikutnya dalam bentuk Khilafah. Selama hampir 1300 tahun Khilafah menjadi junnah (pelindung) bagi umat. Bahkan Khilafah menjelma menjadi superpower dunia. Seluruh negara segan padanya. Tidak ada yang berani melecehkan kaum muslim. Umat Islam meraih kemuliaannya.
Kini, saat pelindung, yaitu Khilafah itu hilang, kaum muslim jatuh dalam malapetaka yang berkepanjangan. Tak ada lagi Khalifah yang menjadi junnah (perisai/pelindung) umat. Padahal itulah yang kini dibutuhkan oleh kaum muslim di Palestina saat ini. Junnah yang mampu mengangkat semua air mata dan duka yang kini tengah merundung mereka.
Maka seharusnya kaum muslim meninggalkan sekat-sekat nasionalisme yang saat ini membelenggu umat untuk dapat bersatu. Kaum muslim harus bersatu dalam ikatan akidah Islam saja.
“Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah yang diberikan kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) saling bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya itu kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu memperoleh petunjuk.” (Ali Imran ayat 103)
Kaum muslim Palestina, membutuhkan Khilafah, yang akan melindungi bumi Al Aqsa dan penduduknya dari penistaan tangan–tangan kotor zionis Israel. Sungguh, kerinduan terhadap sang junnah untuk hadir kembali di tengah-tengah umat Islam saat ini sangat membuncah. Maka ini menjadi kewajiban bagi kaum muslim seluruhnya untuk mewujudkan hadirnya kekuasaan Islam yaitu Khilafah sebagai solusi hakiki bagi persoalan yang terjadi di Palestina dan seluruh persoalan kaum muslim di.
Wallahu’alam bisshowab.
Views: 14
Comment here