Wacana-edukasi.com — Nasib warga muslim Rohingya masih terlunta. Tempat asal menyerang. Tempat lain pun membuang. Seolah, tak ada tempat bernaung yang nyaman di muka bumi ini bagi mereka.
Setelah mengungsi dari kampung mereka di Myanmar dan tinggal di Bangladesh beberapa tahun terakhir, kini nasib mereka kembali merana. Direlokasi ke pulau terpencil Bashan Char yang kabarnya rawan banjir dan angin topan. Seperti dilansir idntimes.com (5/12/2020), Bangladesh memindahkan para pengungsi Rohingya di Cox’s Bazar ke sebuah pulau terpencil bernama, Bhasan Char. Pada hari Jumat (4/12) ada sekitar 1.600 pengungsi etnis Rohingya dipindahkan ke Bhasan Char.
Begitulah nasib muslim Rohingya. Mereka terkatung-katung bertahun-tahun hanya demi menyelamatkan nyawa. Menyambung hidup agar tidak ditindas terus-menerus oleh militer Myanmar. Seolah tak ada tempat bagi mereka untuk mengadu dan berlindung. Sebab, PBB yang konon digadang sebagai pemersatu bangsa-bangsa di dunia pun hanya mampu memantau. Tak terlihat tindakan nyata menyelamatkan nyawa-nyawa muslim Rohingya.
Pemimpin negeri-negeri muslim pun seolah sama. Tak berani melindungi dan menjaga muslim Rohingya secara menyeluruh. Mereka hanya menampung sementara pengungsi, tanpa tidakan tegas menyelesaikan akar masalahnya. Memerangi militer Myanmar serta pemimpinnya.
Dengan dalih urusan dalam negeri masing-masing negara, pemimpin negeri-negeri muslim membatasi diri. Nasionalisme membungkam dan menjegal hati nurani yang meronta ingin melindungi. Karena bagaimanapun, mereka saudara seiman yang harus diperhatikan.
Untuk itu, hendaknya pemimpin negeri muslim membela dan melindungi mereka. Memerangi akar masalah dengan meyeluruh, sebagai bukti kecintaan terhadap saudara seiman. Karena Rasulullah mengibaratkan kita adalah satu tubuh.
”Perumpamaan orang-orang yang beriman di dalam saling mencintai, saling menyayangi dan mengasihi adalah seperti satu tubuh, bila ada salah satu anggota tubuh mengaduh kesakitan, maka anggota-anggota tubuh yang lain ikut merasakannya, yaitu dengan tidak bisa tidur dan merasa demam.” (HR Bukhari dan Muslim).
Anita Ummu Taqillah
Bojonegoro, Jawa Timur
Views: 16
Comment here