Oleh: Atik Setyawati
Wacana-edukasi.com — Setiap keluarga memiliki air mata dan bahagianya masing-masing. Bagi satu keluarga suatu masalah sangat berat, tapi bagi keluarga yang lain bukanlah sebuah masalah. Bukan karena tidak ada masalah. Masing-masing memiliki seni dalam menghadapi hantaman persoalan.
Persoalan yang menimpa keluarga beraneka macam bentuknya. Mulai persoalan tempat tinggal, hubungan mertua dengan menantu, uang belanja/nafkah, suami putus dari pekerjaan, harga-harga yang melambung tinggi, daring pendidikan anak-anak hingga masalah tidak adanya masalah dalam keluarga yang menjadikan kebosanan hubungan. Ada yang dapat bertahan, namun tidak sedikit berujung pada perceraian.
Dilansir dari Kupastuntas.co, Bandar Lampung – Pengadilan Tinggi Agama (PTA) kota Bandar Lampung mencatat angka perceraian pada tahun 2020 di Pengadilan Agama se-Provinsi Lampung mencapai 5.325 Kasus. Panitera Muda PTA Bandar Lampung, Ahmad Syahab mengatakan bahwa kasus itu terhitung dari bulan Januari hingga bulan Juni.
“Dari angka yang paling banyak adalah cerai gugat (istri yang menggugat cerai) daripada cerai talak (suami yang menggugat cerai), penyebabnya banyak di perkara ekonomi dengan usia 30-40 tahun” kata Ahmad, Selasa (21/7/2020).
Lebih miris lagi menyaksikan berita dari Pengadilan Agama Soreang. Terjadi antrian orang-orang yang mau cerai di Pengadilan Agama Soreang. Penyebab antrian lantaran jumlah ruang sidang yang terbatas. Sementara para pengaju gugatan cerai terbilang cukup tinggi. Bayangkan, dalam satu hari ada 150 gugatan cerai yang dilayani (Kompas.com, 24/8/2020).
Ada yang menggelitik ketika melansir dari Timesnownews, Kamis (27/8/2020), wanita dari distrik Sambhal di negara bagian Uttar Pradesh, India, ini mengunjungi pengadilan Syariah Sambhal untuk mengajukan cerai pada suaminya yang baru menikah 18 bulan. Alasannya, wanita itu mengatakan bahwa suaminya terlalu mencintainya dan tidak pernah berdebat dengannya. Baginya hal tersebut mustahil untuk diterima.
Berita tentang gugatan cerai ini dimuat di beberapa media di nusantara. Dilansir dari Dream co.id, 26 Agustus 2020, Sang istri mengajukan gugatan cerai dengan alasan suaminya terlalu baik dan tak pernah bertengkar dengannya.
Ini kasus perceraian yang terjadi di media massa. Di lingkungan sekitar pun tidak kalah banyaknya. Perceraian sering dianggap sebagai jalan untuk menyelesaikan masalah hidup berumah tangga. Ada beberapa hal yang dapat dicermati mengapa perceraian terjadi.
1. Kurangnya bekal pengetahuan hidup berumah tangga bagi pasangan suami istri. Rasa tanggung jawab yang rendah. Tidak berfungsi dengan baik suami sebagai pemimpin keluarga dan kurang berperan nya istri sebagai pengatur rumah suaminya.
2. Minimnya keimanan kepada Allah SWT dan minimnya rasa syukur terhadap nikmat membina keluarga bersama pasangan.
3. Rendahnya ketahanan keluarga dalam menghadapi persoalan rumah tangga. Setiap kehidupan pastilah ada masalahnya. Tinggal bagaimana menyikapi dan mencari solusi permasalahannya sesuai dengan aturan Sang Pencipta.
4. Kurangnya edukasi dari negara terhadap pasutri dan jaminan negara terhadap kebutuhan dasar bagi keluarga. Sulitnya lapangan pekerjaan bagi kaum laki-laki. Ditambah beratnya beban biaya hidup dan kurangnya rasa bersyukur dalam keluarga menjadikan pecahnya mahligai rumah tangga.
Bagaimanakah solusinya? Islam memiliki solusi atas permasalahan ini. Islam sebagai agama yang sempurna juga memberikan seperangkat aturan pun demikian untuk persoalan keluarga. Sebagaimana yang tertuang di dalam Al-Quran surat At-Tahrim: 6 yang artinya, “Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu ….”
Allah SWT. memerintahkan kepada orang-orang beriman untuk menjaga diri dan keluarga dari api neraka. Senantiasa meningkatkan keimanan dan rasa syukur bagi setiap pasangan suami istri. Saling menyadari bahwa berumah tangga adalah dalam rangka menjalani ketaatan dan beribadah kepada Allah SWT. Menyadari bahwa setiap masalah yang menimpa selalu ada solusi yang menyertainya. Tidak mudah menyerah dengan mengambil langkah perceraian sebagai solusi permasalahannya. Lebih memilih bersabar dan mencari solusi bersama untuk keberlangsungan keluarga menuju ridho Allah SWT. Wallohu’alam bishshowwab
Metro, 07 Oktober 2020
Views: 83
Comment here