Opini

Rujak Eklektik dan Umat Terbaik

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh Nengani Sholihah

wacana-edukasi.com– Tidak ada yang tidak kenal dengan rujak. Hidangan yang satu ini sangat digemari oleh siapapun. Mulai dari anak kecil sampai orang dewasa.

Dalam sepiring rujak, ada berbagai macam jenis buah dan sayuran. Tergantung dengan kebiasaan orang atau daerah tempat lahirnya rujak. Hanya saja dalam sepiring rujak, bahan-bahan yang terbaiklah yang dipilih agar menghasilkan rasa yang enak.

Misalnya saja rujak buah. Hanya buah mangga mengkal atau mangga muda sajalah yang dipilih untuk membuat rujak. Selain pas dari rasa dan teksturnya, ternyata mangga mengkal atau mangga muda kaya akan antioksidan, vitamin C, vitamin A, dan asam amino yang bisa bermanfaat menetralkan asam lambung. Sehingga mengkonsumsi mangga mengkal bisa membantu menjinakkan lambung yang sedang bergemuruh dan meredakan rasa mual. Oleh karena itu, dalam bahasa Melayu rujak disebut juga “campuran eklektik”. Artinya rujak terbuat dari bahan-bahan pilihan dan terbaik.

Umat Terbaik Sepanjang Zaman

Berkaca pada sepiring rujak, sesungguhnya umat Nabi Muhammad Saw adalah umat yang terbaik dari semua umat-Nya terdahulu.
Sebagaimana Allah SWT berfirman:

كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِۗ وَلَوْ ءَامَنَ أَهْلُ ٱلْكِتَٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمۚ مِّنْهُمُ ٱلْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ ٱلْفَٰسِقُونَ

Artinya: Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik. (QS. Al-Imran 3:110)

Dalam tafsir Ibnu Katsir bahwa Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Abdul Malik, telah menceritakan kepada kami Syarik, dari Sammak, dari Abdullah ibnu Umairah, dari Durrah binti Abu Lahab yang menceritakan: Seorang lelaki berdiri menunjukkan dirinya kepada Nabi Saw. yang saat itu berada di atas mimbar, lalu lelaki itu bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang terbaik?” Nabi Saw. menjawab, “Manusia yang terbaik ialah yang paling pandai membaca Al-Quran dan paling bertakwa di antara mereka kepada Allah, serta paling gencar dalam melakukan amar makruf dan nahi munkar terhadap mereka, dan paling gemar di antara mereka dalam bersilaturahmi.

Artinya bahwa umat Nabi Muhammad Saw adalah umat yang terbaik. Karena Al-Quran hanya diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. Begitupun dengan keberadaan Nabi Muhammad Saw yang merupakan manusia pilihan dan dimuliakan oleh Allah SWT.

Hanya saja ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh umat Nabi Muhammad Saw.
Pertama, membaca Al-Quran. Tidak hanya membacanya secara zahir tapi juga harus membaca makna dan memahami syariah yang ada di dalam Al-Quran. Kemudian menerapkannya dalam kehidupan.

Kedua, beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Tentunya dengan keimanan sepenuhnya dan ketakwaan yang penuh keikhlasan. Yaitu melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya selama hidup di dunia dengan kepasrahannya sebagai hamba Allah Taala. Karena keimanan dan ketakwaan tersebut akan mengantarkan seseorang pada kehidupan kekal di akhirat. Dengan imbalan surga.

Ketiga, gencarkan amar makruf nahi munkar serta bersilaturahmi. Inilah jalan yang dipilih oleh Rasulullah dalam menyebarkan Islam ke seluruh alam. Rasulullah berdakwah di tengah-tengah umat yang rusak. Riba merajalela, pembunuhan tidak terhitung jumlahnya, judi dan khamar sesuatu hal yang biasa. Untuk memperbaiki keadaan itu, Rasulullah bersilaturahmi dengan para pemuka kaumnya. Rasulullah mengajak kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran. Hal tersebut terus Rasulullah lakukan sampai umat menyadari dengan kesadaran penuh, bahwa ajaran Nabi Muhammad benar sehingga diterapkan di seluruh aspek kehidupan. 13 abad lamanya hukum Islam diterapkan di seluruh penjuru alam.

Namun faktanya saat ini, umat Islam tengah jauh kembali dari ajaran Islam itu sendiri. Umat enggan menjadikan hukum-hukum Allah SWT diterapkan pada semua aspek kehidupan.
Banyak yang mengaku beragama Islam namun taat pada hukum thaghut. Ketika diajak untuk kembali menerapkan Islam secara keseluruhan, mereka berkata dengan lantang “hukum Islam tidak layak diterapkan untuk saat ini, di negeri ini.” Bahkan penyeru dakwah Islam kaffah dikatakan teroris. Sungguh amatlah sadis.

Sayangnya mereka enggan dikatakan tidak taat dan tidak patuh atas perintah Allah Taala dan ajaran Nabi-Nya. Tapi mereka bertindak sesuka hati. Lantas apakah pantas umat ini dikatakan umat terbaik sepanjang zaman?

Padahal sejatinya umat terbaik adalah umat yang melakukan amal perbuatan sesuai dengan tuntunan dan jalan yang telah dirintis oleh Rasulullah. Kedudukannya sama dengan banyaknya amal kebaikan yang dilakukan oleh selain mereka dari kalangan umat terdahulu. Maka patutlah bagi umat manusia saat ini untuk menjadikan Rasulullah Saw sebagai teladan kehidupan. Agar predikat umat terbaik sepanjang zaman benar-benar pantas disematkan pada kita.

Cinta Nabi harus cinta syariah yang dibawanya dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari pada semua aspek kehidupan. Karena kita umat terbaik dari kalangan umat terdahulu.

Wallahu’alam bishshawaab

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 23

Comment here